Check out the new design

Firo maanaaji al-quraan tedduɗo oo - Eggo e haala Indonesiya wonande deftere Firo Alkur'aana raɓɓinaango. * - Tippudi firooji ɗii


Firo maanaaji Simoore: Simoore maa'ida   Aaya:
أُحِلَّ لَكُمۡ صَيۡدُ ٱلۡبَحۡرِ وَطَعَامُهُۥ مَتَٰعٗا لَّكُمۡ وَلِلسَّيَّارَةِۖ وَحُرِّمَ عَلَيۡكُمۡ صَيۡدُ ٱلۡبَرِّ مَا دُمۡتُمۡ حُرُمٗاۗ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ ٱلَّذِيٓ إِلَيۡهِ تُحۡشَرُونَ
Allah menghalalkan bagi kalian memburu hewan yang hidup di air dan mengonsumsi ikan laut yang terlempar ke darat baik dalam kondisi hidup maupun mati, baik bagi penduduk setempat maupun bagi orang yang sedang dalam perjalanan sebagai bekal. Sebaliknya, Dia mengharamkan bagi kalian memburu hewan buruan darat selama kalian sedang berihram dalam haji atau umrah. Bertakwalah kalian kepada Allah dengan cara menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya karena hanya kepada-Nya kalian akan dikembalikan pada hari Kiamat kelak, kemudian Dia akan memberi kalian balasan yang setimpal dengan amal perbuatan kalian.
Faccirooji aarabeeji:
۞ جَعَلَ ٱللَّهُ ٱلۡكَعۡبَةَ ٱلۡبَيۡتَ ٱلۡحَرَامَ قِيَٰمٗا لِّلنَّاسِ وَٱلشَّهۡرَ ٱلۡحَرَامَ وَٱلۡهَدۡيَ وَٱلۡقَلَٰٓئِدَۚ ذَٰلِكَ لِتَعۡلَمُوٓاْ أَنَّ ٱللَّهَ يَعۡلَمُ مَا فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِي ٱلۡأَرۡضِ وَأَنَّ ٱللَّهَ بِكُلِّ شَيۡءٍ عَلِيمٌ
Allah menjadikan Ka'bah, rumah suci itu sebagai pokok kehidupan bagi manusia. Pokok kehidupan itu menjadi sandaran bagi tegaknya kepentingan agama manusia, seperti salat, haji, dan umrah, serta menjadi sandaran bagi kepentingan duniawi mereka dengan adanya jaminan keamanan di tanah haram dan tersalurnya berbagai macam buah-buahan dan hasil bumi dari berbagai penjuru kepadanya. Allah juga menjadikan bulan-bulan haram (Zulkaidah, Zulhijah, Muharam, dan Rajab) sebagai pokok kehidupan bagi mereka dengan memberikan jaminan kepada mereka bahwa pada bulan-bulan itu mereka aman dari serangan lawan. Allah menjadikan hewan hadyu dan qalā`id yang diberi tanda bahwa hewan-hewan itu digiring ke tanah haram sebagai penopang kehidupan bagi mereka dengan memberikan jaminan keamanan bagi para pemiliknya dari gangguan dari pihak mana pun. Anugerah yang Allah berikan kepada kalian itu dimaksudkan agar kalian tahu bahwa Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi dan bahwa Allah Maha Mengetahui segala sesuatu; karena penetapan ketentuan syariat -yang akan mewujudkan maslahat bagi kalian dan menghindarkan kalian dari mudarat sebelum terjadi- itu menunjukkan bahwa Allah mengetahui apa yang terbaik bagi hamba-hamba-Nya.
Faccirooji aarabeeji:
ٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّ ٱللَّهَ شَدِيدُ ٱلۡعِقَابِ وَأَنَّ ٱللَّهَ غَفُورٞ رَّحِيمٞ
Ketahuilah -wahai manusia- bahwasanya Allah Mahaberat hukuman-Nya bagi orang yang durhaka kepada-Nya. Tetapi Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang bagi orang yang mau bertaubat kepada-Nya.
Faccirooji aarabeeji:
مَّا عَلَى ٱلرَّسُولِ إِلَّا ٱلۡبَلَٰغُۗ وَٱللَّهُ يَعۡلَمُ مَا تُبۡدُونَ وَمَا تَكۡتُمُونَ
Tugas seorang rasul hanyalah menyampaikan apa yang Allah perintahkan untuk disampaikannya. Dia tidak berkewajiban menyadarkan manusia ke jalan yang benar karena hal itu adalah wewenang Allah sendiri. Allah mengetahui hidayah dan kesesatan yang kalian tunjukkan dan yang kalian sembunyikan dan Dia akan memberi kalian balasan yang setimpal atas hal itu.
Faccirooji aarabeeji:
قُل لَّا يَسۡتَوِي ٱلۡخَبِيثُ وَٱلطَّيِّبُ وَلَوۡ أَعۡجَبَكَ كَثۡرَةُ ٱلۡخَبِيثِۚ فَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ يَٰٓأُوْلِي ٱلۡأَلۡبَٰبِ لَعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُونَ
Katakanlah -wahai Rasul-, "Tidaklah sama antara sesuatu yang baik dan sesuatu yang buruk dilihat dari sisi mana pun, walaupun banyaknya sesuatu yang buruk itu membuatmu takjub; karena banyaknya jumlah sesuatu tidak menunjukkan kemuliaannya. Oleh karena itu, bertakwalah kalian -wahai orang-orang yang berakal sehat- kepada Allah dengan meninggalkan sesuatu yang buruk dan melakukan sesuatu yang baik. Mudah-mudahan kalian berhasil mendapatkan surga.”
Faccirooji aarabeeji:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا تَسۡـَٔلُواْ عَنۡ أَشۡيَآءَ إِن تُبۡدَ لَكُمۡ تَسُؤۡكُمۡ وَإِن تَسۡـَٔلُواْ عَنۡهَا حِينَ يُنَزَّلُ ٱلۡقُرۡءَانُ تُبۡدَ لَكُمۡ عَفَا ٱللَّهُ عَنۡهَاۗ وَٱللَّهُ غَفُورٌ حَلِيمٞ
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kalian bertanya kepada rasul kalian tentang hal-hal yang tidak kalian butuhkan dan tidak membantu kalian dalam mengurus urusan agama kalian, karena apabila hal-hal semacam itu dijelaskan kepada kalian maka hal itu akan memberatkan kalian lantaran di dalamnya mengandung berbagai kesulitan. Jika kalian menanyakan hal-hal yang tidak boleh kalian tanyakan itu pada saat turunnya wahyu kepada rasul, niscaya hal-hal tersebut akan dijelaskan kepada kalian karena itu sangat mudah bagi Allah. Sesungguhnya Allah telah melewatkan hal-hal yang tidak dibicarakan oleh Al-Qur`ān maka janganlah kalian menanyakannya; karena jika kalian menanyakannya maka akan turun wahyu yang akan membebani kalian pada ketentuan hukumnya. Allah Maha Pengampun terhadap dosa-dosa para hamba yang bertobat kepada-Nya dan Maha Penyantun dengan tidak menyegerakan hukuman terhadap mereka.
Faccirooji aarabeeji:
قَدۡ سَأَلَهَا قَوۡمٞ مِّن قَبۡلِكُمۡ ثُمَّ أَصۡبَحُواْ بِهَا كَٰفِرِينَ
Orang-orang sebelum kamu pernah menanyakan hal-hal semacam itu, kemudian tatkala mereka dibebani ketentuan hukum tertentu ternyata mereka tidak mau menjalankannya. Kemudian mereka menjadi kafir karenanya.
Faccirooji aarabeeji:
مَا جَعَلَ ٱللَّهُ مِنۢ بَحِيرَةٖ وَلَا سَآئِبَةٖ وَلَا وَصِيلَةٖ وَلَا حَامٖ وَلَٰكِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ يَفۡتَرُونَ عَلَى ٱللَّهِ ٱلۡكَذِبَۖ وَأَكۡثَرُهُمۡ لَا يَعۡقِلُونَ
Allah menghalalkan hewan ternak, dan Dia tidak pernah mengharamkan hewan ternak yang diharamkan oleh orang-orang musyrik atas diri mereka untuk menghormati berhala-berhala mereka; seperti hewan baḥīrah (yaitu unta yang dipotong telinganya apabila sudah melahirkan dalam jumlah tertentu), sā`ibah (yaitu unta yang apabila sudah mencapai usia tertentu akan dibiarkan bebas sebagai persembahan untuk berhala-berhala mereka), waṣīlah (yaitu unta yang melahirkan unta betina kemudian melahirkan unta betina lagi), dan ḥāmī (yaitu unta jantan yang ditugaskan mengawini unta betina sampai melahirkan anak-anak unta dalam jumlah tertentu). Akan tetapi, orang-orang kafir telah berdusta dan mengada-ada bahwa Allah telah mengharamkan hewan-hewan tersebut. Sungguh, kebanyakan orang-orang kafir tidak bisa membedakan antara kebenaran dan kebatilan serta antara halal dan haram.
Faccirooji aarabeeji:
Ina jeyaa e nafoore aayeeje ɗee e ngol hello:
• الأصل في شعائر الله تعالى أنها جاءت لتحقيق مصالح العباد الدنيوية والأخروية، ودفع المضار عنهم.
· Pada dasarnya syiar-syiar Allah -Ta'ālā- ditetapkan untuk mewujudkan kemaslahatan bagi manusia, baik yang sifatnya duniawi maupun ukhrawi, dan untuk menghindarkan mereka dari mudarat.

• عدم الإعجاب بالكثرة، فإنّ كثرة الشيء ليست دليلًا على حِلِّه أو طِيبه، وإنما الدليل يكمن في الحكم الشرعي.
· Tidak boleh terkecoh dengan banyaknya jumlah karena banyaknya jumlah sesuatu tidak serta merta menunjukkan bahwa dia itu halal atau baik. Namun, dalil penentuan baik dan buruk terletak pada hukum syarak.

• من أدب المُسْتفتي: تقييد السؤال بحدود معينة، فلا يسوغ السؤال عما لا حاجة للمرء ولا غرض له فيه.
· Salah satu etika orang yang bertanya ialah membatasi pertanyaan pada batas-batas tertentu. Tidak boleh menanyakan sesuatu yang tidak perlu dan tidak punya tujuan yang jelas.

• ذم مسالك المشركين فيما اخترعوه وزعموه من محرمات الأنعام ك: البَحِيرة، والسائبة، والوصِيلة، والحامي.
· Kecaman terhadap perilaku orang-orang musyrik yang mengada-ada dalam mengharamkan hewan ternak tertentu; seperti bahīrah, sā`ibah, waṣīlah dan hāmī.

 
Firo maanaaji Simoore: Simoore maa'ida
Tippudi cimooje Tonngoode hello ngoo
 
Firo maanaaji al-quraan tedduɗo oo - Eggo e haala Indonesiya wonande deftere Firo Alkur'aana raɓɓinaango. - Tippudi firooji ɗii

iwde e galle Firo jaŋdeeji Alkur'aana.

Uddude