[858]. Maksudnya, Allah Subḥānahu wa Ta‘ālā menetapkan bahwa orang-orang yang mendustakan tanda-tanda kekuasaanNya seperti yang diberikan kepada rasul-rasul-Nya yang dahulu akan dimusnahkan. Orangorang Quraisy meminta kepada Nabi Muhammad Ṣallallāhu ʻAlaihi wa Sallam supaya diturunkan pula kepada mereka tanda-tanda kekuasaan Allah Subḥānahu wa Ta‘ālā itu. Akan tetapi, Allah Subḥānahu wa Ta‘ālā tidak akan menurunkannya kepada mereka karena kalau tanda-tanda kekuasaan Allah Subḥānahu wa Ta‘ālā itu diturunkan juga, pasti mereka akan mendustakannya dan tentulah mereka akan dibinasakan pula seperti umat-umat yang dahulu, sedangkan Allah Subḥānahu wa Ta‘ālā tidak hendak membinasakan kaum Quraisy.
[859]. Mimpi adalah terjemah dari kata Ar-ru’yā, dalam ayat ini maksudnya ialah mimpi tentang perang Badar yang dialami Rasulullah Ṣallallāhu ʻAlaihi wa Sallam sebelumnya peristiwa perang Badar itu terjadi. Banyak pula ahli-ahli tafsir menterjemahkan kata Ar-ru’yā tersebut dengan "penglihatan" yang maksudnya, penglihatan yang dialami Rasulullah Ṣallallāhu ʻAlaihi wa Sallam di waktu malam lsra dan Mikraj.
[860]. Ialah pohon zakum yang tersebut dalam ayat 62 sampai dengan 65 Surah Aṣ-Ṣaffāt.
[861]. Maksud ayat ini ialah Allah memberi kesempatan kepada iblis untuk menyesatkan manusia dengan segala kemampuan yang ada padanya. Akan tetapi, segala tipu daya setan itu tidak akan mampu menghadapi orang-orang yang benar-benar beriman.