[1360]. Maksud "azab" di sini ialah azab duniawi sebagai cobaan dari Tuhan seperti kurangnya makanan, berjangkitnya hama tumbuh-tumbuhan, dan lain-lain.
[1361]. Maksud "ahli sihir" di sini ialah Nabi Musa ‘Alaihissalām.
[1362]. Maksudnya, mengapa Tuhan tidak memakaikan gelang mas kepada Musa sebab menurut kebiasaan mereka apabila seseorang akan diangkat menjadi pemimpin, mereka mengenakan gelang dan kalung emas kepadanya sebagai tanda kebesaran.
[1363]. Ayat 57 dan 58 di atas menceritakan kembali kejadian sewaktu Rasulullah Ṣallallāhu ʻAlaihi wa Sallam membacakan di hadapan orang Quraisy ayat 98 Surah Al-Anbiyā` yang artinya, "Sesungguhnya kamu dan yang kamu sembah selain Allah adalah kayu bakar jahanam". Maka seorang Quraisy bernama ʻAbdullāh bin Az-Zab`ari menanyakan kepada Rasulullah Ṣallallāhu ʻAlaihi wa Sallam tentang keadaan `lsa ‘Alaihissalām yang disembah orang Nasrani, apakah beliau juga menjadi kayu bakar neraka Jahanam seperti halnya sembahan-sembahan mereka. Rasulullah Ṣallallāhu ʻAlaihi wa Sallam terdiam dan mereka pun menertawakannya; lalu mereka menanyakan lagi mengenai mana yang lebih baik antara sembahan-sembahan mereka dengan ʻIsa ‘Alaihissalām. Pertanyaan-pertanyaan mereka ini hanyalah mencari perbantahan saja, bukanlah mencari kebenaran. Jalan pikiran mereka itu adalah kesalahan yang besar. ʻIsa ‘Alaihissalām tidak mengetahui bahwa beliau disembah dan tidak pula rela dijadikan sembahan.
[1364]. Ayat ini menegaskan pandangan Islam terhadap kedudukan ‘Isa ‘Alaihissalām.