[576]. Lihat catatan kaki nomor 53.
[577]. Mereka diperintah untuk mengucap, "ῌiṭṭatun`` (berarti: mohon dilepaskan dari dosa), namun mereka mengubahnya sambil mencemooh dan mengucap, "ῌinṭatun fī syaʻīrah`` (berarti: gandum).
[578]. Yaitu kota Eilah yang terletak di pantai Laut Merah antara kota Madyan dan bukit Ṭūrsīnā,
[579]. Menurut aturan itu mereka tidak boleh bekerja pada hari Sabtu, karena hari Sabtu itu dikhususkan hanya untuk beribadah.