وه‌رگێڕانی ماناكانی قورئانی پیرۆز - وەرگێڕاوی ئیندۆنیسی بۆ پوختەی تەفسیری قورئانی پیرۆز * - پێڕستی وه‌رگێڕاوه‌كان


وه‌رگێڕانی ماناكان سوره‌تی: سورەتی البقرة   ئایه‌تی:

Surah Al-Baqarah

لە مەبەستەکانی سورەتەکە:
الأمر بتحقيق الخلافة في الأرض بإقامة الإسلام، والاستسلام لله، والتحذير من حال بني إسرائيل.
Perintah untuk mewujudkan kekhalifahan di muka bumi dengan cara menegakkan agama Islam, perintah untuk berserah diri kepada Allah, dan peringatan dari kondisi Bani Israil.

الٓمٓ
Alif Lām Mīm. Ini merupakan huruf-huruf yang digunakan sebagai pembuka beberapa surah Al-Qur`ān. Ini adalah huruf hijaiah yang tidak mempunyai makna tersendiri karena dituliskan secara terpisah-pisah, seperti: alif, ba, ta dan seterusnya. Dalam huruf-huruf ini terdapat hikmah dan tujuan, karena tidak ada sesuatu pun di dalam Al-Qur`ān yang tidak memiliki hikmah. Di antara hikmahnya yang paling menonjol ialah untuk mengisyaratkan tantangan Allah dengan Al-Qur`ān yang terdiri dari huruf-huruf yang membentuk kata-kata yang mereka ketahui dan mereka gunakan untuk berbicara. Oleh karena itu, pada umumnya huruf-huruf hijaiah tersebut diikuti dengan penyebutan tentang Al-Qur`ān Al-Karīm, seperti yang ada di dalam surah ini.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
ذَٰلِكَ ٱلۡكِتَٰبُ لَا رَيۡبَۛ فِيهِۛ هُدٗى لِّلۡمُتَّقِينَ
Al-Qur`ān yang agung itu tidak ada keraguan di dalamnya, baik dari segi proses turunnya maupun lafal dan maknanya. Al-Qur`ān adalah firman Allah yang membimbing orang-orang bertakwa ke jalan yang menghantarkan mereka kepada-Nya.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
ٱلَّذِينَ يُؤۡمِنُونَ بِٱلۡغَيۡبِ وَيُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَمِمَّا رَزَقۡنَٰهُمۡ يُنفِقُونَ
3 - 4. (Orang-orang yang bertakwa itu adalah) orang-orang yang beriman kepada perkara gaib, yaitu segala sesuatu yang tidak bisa ditangkap oleh pancaindra dan tersembunyi yang diberitakan oleh Allah atau Rasulullah seperti hari Akhir, orang-orang yang mendirikan salat, yakni menunaikannya sesuai ketentuan syariat yang meliputi syarat, rukun, wajib dan sunahnya, dan orang-orang yang gemar menginfakkan sebagian rezeki yang mereka terima dari Allah, baik yang sifatnya wajib seperti zakat, maupun yang tidak wajib seperti sedekah, demi mengharap pahala dari Allah. Mereka juga orang-orang yang beriman kepada wahyu yang Allah turunkan kepadamu –wahai Nabi- dan wahyu yang Dia turunkan kepada para nabi -'alaihimussalām- sebelum kamu, tanpa membeda-bedakan di antara mereka. Dan mereka juga beriman secara tegas akan adanya akhirat beserta ganjaran dan hukuman yang ada di dalamnya.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
وَٱلَّذِينَ يُؤۡمِنُونَ بِمَآ أُنزِلَ إِلَيۡكَ وَمَآ أُنزِلَ مِن قَبۡلِكَ وَبِٱلۡأٓخِرَةِ هُمۡ يُوقِنُونَ
3 - 4. (Orang-orang yang bertakwa itu adalah) orang-orang yang beriman kepada perkara gaib, yaitu segala sesuatu yang tidak bisa ditangkap oleh pancaindra dan tersembunyi yang diberitakan oleh Allah atau Rasulullah seperti hari Akhir, orang-orang yang mendirikan salat, yakni menunaikannya sesuai ketentuan syariat yang meliputi syarat, rukun, wajib dan sunahnya, dan orang-orang yang gemar menginfakkan sebagian rezeki yang mereka terima dari Allah, baik yang sifatnya wajib seperti zakat, maupun yang tidak wajib seperti sedekah, demi mengharap pahala dari Allah. Mereka juga orang-orang yang beriman kepada wahyu yang Allah turunkan kepadamu –wahai Nabi- dan wahyu yang Dia turunkan kepada para nabi -'alaihimussalām- sebelum kamu, tanpa membeda-bedakan di antara mereka. Dan mereka juga beriman secara tegas akan adanya akhirat beserta ganjaran dan hukuman yang ada di dalamnya.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
أُوْلَٰٓئِكَ عَلَىٰ هُدٗى مِّن رَّبِّهِمۡۖ وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ
Orang-orang yang memiliki sifat-sifat tersebut telah mengikuti jalan kebenaran dengan mantap. Merekalah orang-orang yang beruntung di dunia dan di Akhirat. Karena mereka akan mendapatkan apa yang mereka harapkan dan selamat dari apa yang mereka takutkan.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
سوودەکانی ئایەتەکان لەم پەڕەیەدا:
• الثقة المطلقة في نفي الرَّيب دليل على أنه من عند الله؛ إذ لا يمكن لمخلوق أن يدعي ذلك في كلامه.
· Keyakinan mutlak tentang tidak adanya keraguan di dalam Al-Qur`ān adalah bukti bahwa Al-Qur`ān itu datang dari sisi Allah karena tidak mungkin bagi seorang makhluk untuk mengklaim hal tersebut dalam ucapannya.

• لا ينتفع بما في القرآن الكريم من الهدايات العظيمة إلا المتقون لله تعالى المعظِّمون له.
· Tidak ada yang bisa mendapatkan manfaat dari petunjuk-petunjuk agung yang ada di dalam Al-Qur`ān al-Karīm selain orang-orang yang bertakwa kepada Allah -Ta'ālā- dan senantiasa mengagungkan-Nya.

• من أعظم مراتب الإيمانِ الإيمانُ بالغيب؛ لأنه يتضمن التسليم لله تعالى في كل ما تفرد بعلمه من الغيب، ولرسوله بما أخبر عنه سبحانه.
· Di antara tingkat tertinggi dalam keimanan ialah keimanan kepada perkara yang gaib karena hal itu mengandung kepasrahan total kepada Allah -Ta'ālā- dalam semua perkara gaib yang hanya diketahui oleh Allah, dan kepasrahan kepada Rasulullah dalam semua perkara gaib yang beliau sampaikan.

• كثيرًا ما يقرن الله تعالى بين الصلاة والزكاة؛ لأنَّ الصلاة إخلاص للمعبود، والزكاة إحسان للعبيد، وهما عنوان السعادة والنجاة.
· Acapkali Allah -Ta'ālā- menyebut salat dan zakat secara bersamaan karena salat adalah keikhlasan kepada Tuhan, sedangkan zakat adalah kebaikan kepada sesama. Keduanya merupakan simbol kebahagiaan dan keselamatan.

• الإيمان بالله تعالى وعمل الصالحات يورثان الهداية والتوفيق في الدنيا، والفوز والفلاح في الأُخرى.
· Beriman kepada Allah -Ta'ālā- dan beramal saleh akan menghasilkan petunjuk dan pertolongan di dunia, dan membuahkan kemenangan dan keberuntungan di akhirat.

إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ سَوَآءٌ عَلَيۡهِمۡ ءَأَنذَرۡتَهُمۡ أَمۡ لَمۡ تُنذِرۡهُمۡ لَا يُؤۡمِنُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang telah nyata kalimat (ketetapan) Allah terhadap mereka agar tidak beriman dan terus-menerus berada dalam kesesatan dan pembangkangan, maka ada atau tidak adanya peringatanmu kepada mereka akan sama saja hasilnya.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
خَتَمَ ٱللَّهُ عَلَىٰ قُلُوبِهِمۡ وَعَلَىٰ سَمۡعِهِمۡۖ وَعَلَىٰٓ أَبۡصَٰرِهِمۡ غِشَٰوَةٞۖ وَلَهُمۡ عَذَابٌ عَظِيمٞ
Karena Allah telah menyegel dan mengunci mati hati mereka beserta kebatilan yang ada di dalamnya. Allah juga menutup telinga mereka sehingga mereka tidak bisa mendengarkan -dalam artian menerima dan mengikuti- kebenaran. Dan Allah -Ta'ālā- juga menutup mata mereka sehingga mereka tidak bisa melihat kebenaran yang sangat jelas di hadapan mereka. Dan kelak di Akhirat mereka akan mendapatkan azab yang sangat berat.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَقُولُ ءَامَنَّا بِٱللَّهِ وَبِٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِ وَمَا هُم بِمُؤۡمِنِينَ
Di antara manusia ada golongan yang mengaku bahwa mereka beriman. Mereka mengatakan hal itu dengan mulut mereka semata-mata karena mereka mencemaskan keselamatan jiwa dan harta benda mereka, padahal di dalam batin mereka tersimpan kekafiran.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
يُخَٰدِعُونَ ٱللَّهَ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَمَا يَخۡدَعُونَ إِلَّآ أَنفُسَهُمۡ وَمَا يَشۡعُرُونَ
Karena kebodohan mereka, mereka mengira akan menipu Allah dan orang-orang mukmin dengan memperlihatkan keimanan dan menyembunyikan kekafiran. Padahal hakikatnya mereka menipu diri mereka sendiri, tetapi mereka tidak menyadarinya; karena Allah -Ta'ālā- mengetahui rahasia dan apa yang lebih tersembunyi dari itu dan Dia telah memberitahu orang-orang mukmin tentang sifat-sifat dan keadaan mereka yang sesungguhnya.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٞ فَزَادَهُمُ ٱللَّهُ مَرَضٗاۖ وَلَهُمۡ عَذَابٌ أَلِيمُۢ بِمَا كَانُواْ يَكۡذِبُونَ
Penyebabnya ialah karena di dalam hati mereka terdapat keraguan, maka Allah menambah keraguan itu dengan keraguan lainnya karena setiap perbuatan akan dibalas dengan perbuatan serupa. Kelak mereka akan mendapatkan azab yang sangat pedih di kerak neraka yang paling bawah. Hal itu karena mereka telah berdusta atas nama Allah dan atas nama manusia lainnya, serta karena mereka mendustakan agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
وَإِذَا قِيلَ لَهُمۡ لَا تُفۡسِدُواْ فِي ٱلۡأَرۡضِ قَالُوٓاْ إِنَّمَا نَحۡنُ مُصۡلِحُونَ
Apabila mereka dilarang membuat kerusakan di muka bumi berupa kekafiran, perbuatan dosa dan lain-lain, mereka mengingkarinya dan bahkan beranggapan bahwa mereka adalah orang-orang yang baik dan selalu menganjurkan perbaikan.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
أَلَآ إِنَّهُمۡ هُمُ ٱلۡمُفۡسِدُونَ وَلَٰكِن لَّا يَشۡعُرُونَ
Padahal, sesungguhnya mereka adalah pembuat kerusakan, tetapi mereka tidak menyadarinya serta tidak merasa bahwa perbuatan mereka adalah kerusakan itu sendiri.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
وَإِذَا قِيلَ لَهُمۡ ءَامِنُواْ كَمَآ ءَامَنَ ٱلنَّاسُ قَالُوٓاْ أَنُؤۡمِنُ كَمَآ ءَامَنَ ٱلسُّفَهَآءُۗ أَلَآ إِنَّهُمۡ هُمُ ٱلسُّفَهَآءُ وَلَٰكِن لَّا يَعۡلَمُونَ
Apabila mereka disuruh beriman sebagaimana sahabat-sahabat Nabi Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- yang telah menyatakan keimanannya, mereka menjawab dengan nada angkuh dan sinis. Mereka mengatakan, “Apakah kami harus beriman seperti orang-orang akalnya rendah itu?!” Padahal sejatinya mereka sendirilah yang bodoh. Tetapi mereka tidak mengetahuinya.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
وَإِذَا لَقُواْ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ قَالُوٓاْ ءَامَنَّا وَإِذَا خَلَوۡاْ إِلَىٰ شَيَٰطِينِهِمۡ قَالُوٓاْ إِنَّا مَعَكُمۡ إِنَّمَا نَحۡنُ مُسۡتَهۡزِءُونَ
Apabila mereka berjumpa dengan orang-orang mukmin, mereka berkata, “Kami percaya dengan apa yang kalian imani.” Mereka mengatakan hal itu karena takut kepada orang-orang mukmin. Namun, apabila mereka berpisah dengan orang-orang mukmin dan berjumpa dengan para pemimpin mereka secara tertutup, mereka menegaskan akan tetap patuh kepada mereka (para pemimpin kafir). Mereka mengatakan, “Sesungguhnya kami tetap bersama kalian dan sejalan dengan kalian, tetapi kami sengaja menunjukkan sikap setuju dengan orang-orang yang mukmin semata-mata untuk mengejek dan mengolok-olok mereka.”
تەفسیرە عەرەبیەکان:
ٱللَّهُ يَسۡتَهۡزِئُ بِهِمۡ وَيَمُدُّهُمۡ فِي طُغۡيَٰنِهِمۡ يَعۡمَهُونَ
Allah mengolok-olok mereka untuk membalas tindakan mereka yang telah mengolok-olok orang-orang mukmin, sebagai balasan yang setimpal dengan perbuatan mereka. Oleh karena itu, di dunia Allah memberlakukan kepada mereka ketentuan hukum yang sama dengan kaum muslimin. Adapun di akhirat, Allah akan memberikan balasan yang setimpal dengan kekafiran dan kemunafikan mereka, dan Allah menangguhkan siksa mereka agar mereka terus bergelimang dalam kesesatan dan kejahatan mereka, sehingga mereka senantiasa diliputi kebingungan dan kebimbangan.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
أُوْلَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ ٱشۡتَرَوُاْ ٱلضَّلَٰلَةَ بِٱلۡهُدَىٰ فَمَا رَبِحَت تِّجَٰرَتُهُمۡ وَمَا كَانُواْ مُهۡتَدِينَ
Mereka orang-orang munafik yang memiliki sifat-sifat tersebut ialah orang-orang yang mengganti keimanan dengan kekufuran, sehingga perniagaan mereka tersebut tidak menguntungkan karena kehilangan keimanan kepada Allah, dan mereka tidak menemukan jalan yang benar.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
سوودەکانی ئایەتەکان لەم پەڕەیەدا:
• أن من طبع الله على قلوبهم بسبب عنادهم وتكذيبهم لا تنفع معهم الآيات وإن عظمت.
· Orang yang hatinya telah disegel oleh Allah akibat pembangkangan dan pendustaan kepada-Nya tidak akan terpengaruh oleh ayat-ayat Al-Qur`ān seberapa pun agungnya.

• أن إمهال الله تعالى للظالمين المكذبين لم يكن عن غفلة أو عجز عنهم، بل ليزدادوا إثمًا، فتكون عقوبتهم أعظم.
· Penundaan hukuman bagi orang-orang zalim yang mendustakan ayat-ayat Allah -Ta'ālā- itu bukan karena Allah lalai atau tidak mampu menghukum mereka, melainkan supaya dosa-dosa mereka bertambah banyak, sehingga hukuman yang akan mereka terima semakin berat.

مَثَلُهُمۡ كَمَثَلِ ٱلَّذِي ٱسۡتَوۡقَدَ نَارٗا فَلَمَّآ أَضَآءَتۡ مَا حَوۡلَهُۥ ذَهَبَ ٱللَّهُ بِنُورِهِمۡ وَتَرَكَهُمۡ فِي ظُلُمَٰتٖ لَّا يُبۡصِرُونَ
Allah -Ta'ālā- membuat dua perumpamaan untuk orang-orang munafik itu. Yaitu perumpamaan api dan perumpamaan air. Adapun perumpamaan mereka dengan api ialah mereka itu seperti orang yang menyalakan api untuk menerangi sekelilingnya. Setelah api menyala dan ia mengira bahwa ia akan mendapatkan manfaat dari sinarnya, tiba-tiba api itu padam. Maka seluruh cahaya terangnya pun musnah dan yang tersisa hanyalah sisa-sisa pembakarannya. Sehingga orang-orang yang ada di sekitarnya berada di dalam kegelapan, tidak bisa melihat apa-apa dan tidak mengetahui jalan yang benar.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
صُمُّۢ بُكۡمٌ عُمۡيٞ فَهُمۡ لَا يَرۡجِعُونَ
Mereka itu tuli tidak bisa mendengarkan (baca,menerima) kebenaran, bisu tidak bisa berbicara, dan buta tidak bisa melihat. Sehingga mereka tidak bisa meninggalkan kesesatan mereka.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
أَوۡ كَصَيِّبٖ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ فِيهِ ظُلُمَٰتٞ وَرَعۡدٞ وَبَرۡقٞ يَجۡعَلُونَ أَصَٰبِعَهُمۡ فِيٓ ءَاذَانِهِم مِّنَ ٱلصَّوَٰعِقِ حَذَرَ ٱلۡمَوۡتِۚ وَٱللَّهُ مُحِيطُۢ بِٱلۡكَٰفِرِينَ
Adapun maksud perumpamaan dengan air ialah mereka seperti air hujan lebat dari awan yang gelap berlapis-lapis, guruh dan kilat. Hujan lebat itu turun kepada suatu kaum lalu mereka mengalami ketakutan yang luar biasa. Lalu mereka menutupi telinga dengan ujung-ujung jari karena kerasnya suara petir yang menyambar dan takut mati. Sungguh, Allah Maha Mengetahui dan Maha Menguasai orang-orang kafir, mereka tidak mungkin dapat menghindar dari-Nya.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
يَكَادُ ٱلۡبَرۡقُ يَخۡطَفُ أَبۡصَٰرَهُمۡۖ كُلَّمَآ أَضَآءَ لَهُم مَّشَوۡاْ فِيهِ وَإِذَآ أَظۡلَمَ عَلَيۡهِمۡ قَامُواْۚ وَلَوۡ شَآءَ ٱللَّهُ لَذَهَبَ بِسَمۡعِهِمۡ وَأَبۡصَٰرِهِمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٖ قَدِيرٞ
Kilat itu nyaris membutakan mata mereka karena kuatnya kilauan dan cahayanya. Setiap kali kilat itu muncul dan bersinar mereka bergerak maju. Jika kilat itu tidak menunjukkan sinarnya mereka bertahan di tengah kegelapan dan tidak bisa bergerak. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya Dia akan melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka dengan kekuasaan-Nya yang mencakup segala sesuatu sehingga mereka tidak bisa lagi mendengar dan melihat karena mereka telah berpaling dari kebenaran. Hujan itu adalah perumpamaan bagi Al-Qur`ān, suara petir itu adalah perumpamaan bagi larangan-larangan yang ada di dalamnya, dan sinar kilat itu adalah perumpamaan bagi kebenaran yang kadang-kadang muncul untuk mereka, sedangkan menutup telinga karena kerasnya suara petir adalah perumpamaan bagi sikap mereka yang berpaling dari kebenaran dan keengganan mereka menerimanya. Titik kesamaan antara orang-orang munafik dan orang-orang yang ada di dalam dua perumpamaan tersebut ialah tidak bisa mengambil manfaat yang ada. Dalam perumpamaan dengan api, orang yang menyalakan api itu tidak mendapatkan manfaat apa pun selain kegelapan dan sisa-sisa pembakaran, sedangkan dalam perumpamaan air, orang-orang yang ditimpa air hujan itu tidak mendapatkan manfaat apa-apa selain petir dan kilat yang membuat mereka ketakutan. Begitu juga dengan orang-orang munafik, mereka tidak melihat apa pun di dalam Islam selain kekerasan.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱعۡبُدُواْ رَبَّكُمُ ٱلَّذِي خَلَقَكُمۡ وَٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ
Wahai manusia! Sembahlah Tuhan kalian semata, tanpa menyembah yang lain karena Dialah yang telah menciptakan kalian dan umat-umat terdahulu. Semoga penyembahan itu bisa menjadi penghalang antara kalian dan azab-Nya, dengan cara menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
ٱلَّذِي جَعَلَ لَكُمُ ٱلۡأَرۡضَ فِرَٰشٗا وَٱلسَّمَآءَ بِنَآءٗ وَأَنزَلَ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءٗ فَأَخۡرَجَ بِهِۦ مِنَ ٱلثَّمَرَٰتِ رِزۡقٗا لَّكُمۡۖ فَلَا تَجۡعَلُواْ لِلَّهِ أَندَادٗا وَأَنتُمۡ تَعۡلَمُونَ
Dialah yang telah menjadikan bumi terhampar sebagai tempat berpijak bagimu dan menciptakan langit di atasnya dengan bangunan yang kokoh dan Dialah yang memberi kenikmatan dengan menurunkan air hujan, sehingga bisa menumbuhkan beragam buah-buahan di muka bumi sebagai rezeki bagi kalian. Oleh karena itu, janganlah kalian menyekutukan dan menyamakan Allah dengan apa pun, sedangkan kalian tahu bahwasanya tidak ada pencipta selain Allah -'Azza wa Jalla-.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
وَإِن كُنتُمۡ فِي رَيۡبٖ مِّمَّا نَزَّلۡنَا عَلَىٰ عَبۡدِنَا فَأۡتُواْ بِسُورَةٖ مِّن مِّثۡلِهِۦ وَٱدۡعُواْ شُهَدَآءَكُم مِّن دُونِ ٱللَّهِ إِن كُنتُمۡ صَٰدِقِينَ
Jika kalian -wahai manusia- meragukan kebenaran Al-Qur`ān yang diturunkan kepada hamba Kami, Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, maka Kami menantang kalian untuk menandinginya dengan cara membuat satu surah saja yang mirip dengannya, meskipun hanya menandingi surah yang terpendek dari Al-Qur`ān. Silakan kalian panggil bala bantuan yang bisa menolong kalian (dalam membuat surah itu) jika tuduhan keraguan kalian itu benar.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
فَإِن لَّمۡ تَفۡعَلُواْ وَلَن تَفۡعَلُواْ فَٱتَّقُواْ ٱلنَّارَ ٱلَّتِي وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلۡحِجَارَةُۖ أُعِدَّتۡ لِلۡكَٰفِرِينَ
Jika kalian tidak bisa melakukannya dan memang tidak akan sanggup melakukannya sampai kapan pun, maka takutlah kalian terhadap siksa neraka yang dinyalakan dengan bahan bakar dari manusia yang layak disiksa, ditambah dengan ragam bebatuan yang dahulu mereka sembah selain Allah dan bahan bakar lainnya. Inilah neraka yang telah disiapkan dan disediakan oleh Allah bagi orang-orang kafir.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
سوودەکانی ئایەتەکان لەم پەڕەیەدا:
• أن الله تعالى يخذل المنافقين في أشد أحوالهم حاجة وأكثرها شدة؛ جزاء نفاقهم وإعراضهم عن الهدى.
· Allah -Ta'ālā- menghinakan orang-orang munafik dalam kondisi yang paling sulit dan paling berat sebagai balasan atas kemunafikan dan berpalingnya mereka dari jalan yang benar.

• من أعظم الأدلة على وجوب إفراد الله بالعبادة أنه تعالى هو الذي خلق لنا ما في الكون وجعله مسخَّرًا لنا.
· Salah satu dalil terbesar yang menunjukkan kewajiban mengesakan Allah -Ta'ālā- di dalam ibadah ialah bahwa Dia telah menciptakan apa saja yang ada di alam semesta ini untuk kepentingan kita.

• عجز الخلق عن الإتيان بمثل سورة من القرآن الكريم يدل على أنه تنزيل من حكيم عليم.
· Ketidakmampuan manusia untuk membuat satu surah yang serupa dengan Al-Qur`ān menunjukkan bahwa Al-Qur`ān benar-benar diturunkan dari sisi Tuhan Yang Mahabijaksana lagi Maha Mengetahui.

وَبَشِّرِ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ أَنَّ لَهُمۡ جَنَّٰتٖ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُۖ كُلَّمَا رُزِقُواْ مِنۡهَا مِن ثَمَرَةٖ رِّزۡقٗا قَالُواْ هَٰذَا ٱلَّذِي رُزِقۡنَا مِن قَبۡلُۖ وَأُتُواْ بِهِۦ مُتَشَٰبِهٗاۖ وَلَهُمۡ فِيهَآ أَزۡوَٰجٞ مُّطَهَّرَةٞۖ وَهُمۡ فِيهَا خَٰلِدُونَ
Jika ancaman tersebut di atas diperuntukkan bagi orang-orang kafir, maka berikanlah kabar gembira, wahai Nabi, kepada orang-orang yang beriman kepada Allah -Ta'ālā- dan beramal saleh bahwa mereka akan mendapatkan balasan yang menyenangkan. Yaitu Surga yang sungai-sungainya mengalir dari bawah istana-istana dan pohon-pohonnya. Setiap kali mereka disuguhi hidangan berupa buah-buahan yang bagus, mereka berkata, “Ini sama seperti buah-buahan yang pernah kita nikmati sebelumnya.” Karena buah-buahan itu mirip sekali dengan buah-buahan yang ada di dunia. Mereka diberi hidangan buah-buahan yang bentuknya dan namanya mirip dengan buah-buahan yang ada di dunia agar mereka tertarik kepadanya karena merasa sudah kenal sebelumnya. Namun cita asa dan kelezatannya benar-benar berbeda. Di dalam Surga itu mereka mempunyai isteri-isteri yang bersih dari segala hal menjijikkan yang terbayang di benak penduduk dunia. Mereka hidup dalam kenikmatan abadi yang tidak akan berbatas. Berbeda dengan kenikmatan dunia yang serba terbatas.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
۞ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَسۡتَحۡيِۦٓ أَن يَضۡرِبَ مَثَلٗا مَّا بَعُوضَةٗ فَمَا فَوۡقَهَاۚ فَأَمَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ فَيَعۡلَمُونَ أَنَّهُ ٱلۡحَقُّ مِن رَّبِّهِمۡۖ وَأَمَّا ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ فَيَقُولُونَ مَاذَآ أَرَادَ ٱللَّهُ بِهَٰذَا مَثَلٗاۘ يُضِلُّ بِهِۦ كَثِيرٗا وَيَهۡدِي بِهِۦ كَثِيرٗاۚ وَمَا يُضِلُّ بِهِۦٓ إِلَّا ٱلۡفَٰسِقِينَ
Sesungguhnya Allah -Subḥānahu wa Ta'ālā- tidak malu untuk membuat perumpamaan-perumpamaan yang dikehendaki-Nya. Sebab itu, Allah membuat perumpamaan berupa nyamuk atau sesuatu yang lebih besar atau yang lebih kecil dari itu. Lalu manusia terbelah menjadi dua golongan dalam menyikapinya, yaitu golongan mukmin dan golongan kafir. Orang-orang mukmin percaya dan yakin bahwa di balik perumpamaan itu pasti ada hikmah tertentu, sedangkan orang-orang kafir justru bertanya-tanya dengan nada sinis tentang alasan Allah membuat perumpamaan berupa makhluk-makhluk yang remeh-temeh, seperti nyamuk, lalat, laba-laba dan lain-lain. Kemudian jawaban datang dari Allah, yaitu bahwa dalam perumpamaan-perumpamaan itu terdapat petunjuk, bimbingan dan ujian bagi manusia. Lalu ada orang-orang yang disesatkan Allah melalui perumpamaan-perumpamaan itu karena mereka enggan merenungkannya, dan golongan ini sangat banyak. Namun, ada orang-orang yang Allah berikan petunjuk ke jalan yang benar karena mereka mau mengambil pelajaran dari perumpamaan-perumpamaan tersebut, dan jumlah mereka juga sangat banyak. Allah hanya menyesatkan orang-orang yang memang layak untuk tersesat, yaitu orang-orang yang keluar dari ketaatan kepada Allah, seperti orang-orang munafik.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
ٱلَّذِينَ يَنقُضُونَ عَهۡدَ ٱللَّهِ مِنۢ بَعۡدِ مِيثَٰقِهِۦ وَيَقۡطَعُونَ مَآ أَمَرَ ٱللَّهُ بِهِۦٓ أَن يُوصَلَ وَيُفۡسِدُونَ فِي ٱلۡأَرۡضِۚ أُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡخَٰسِرُونَ
Yaitu orang-orang yang melanggar perjanjian yang Allah buat untuk mereka, agar mereka menyembah kepada Allah semata dan mengikuti Rasul-Nya yang telah diberitakan oleh para rasul sebelumnya, dan mereka memutuskan hal-hal yang Allah perintahkan untuk disambung seperti tali silaturahim, serta berusaha menyebarkan kerusakan di muka bumi dengan malakukan kemaksiatan. Mereka itulah orang-orang yang merugi di dunia dan di akhirat.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
كَيۡفَ تَكۡفُرُونَ بِٱللَّهِ وَكُنتُمۡ أَمۡوَٰتٗا فَأَحۡيَٰكُمۡۖ ثُمَّ يُمِيتُكُمۡ ثُمَّ يُحۡيِيكُمۡ ثُمَّ إِلَيۡهِ تُرۡجَعُونَ
Kalian ini -wahai orang-orang kafir- benar-benar aneh. Kalian kafir kepada Allah, sementara kalian menyaksikan bukti-bukti kekuasaan-Nya di dalam diri kalian. Dulu kalian tidak ada dan bukan berupa apa-apa, kemudian Allah menciptakan dan menghidupkan kalian, kemudian Dia mematikan kalian untuk yang kedua kalinya, lalu menghidupkan kalian untuk kedua kalinya. Setelah itu kalian akan dikembalikan kepada-Nya agar Dia menghisab seluruh amal perbuatan kalian.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
هُوَ ٱلَّذِي خَلَقَ لَكُم مَّا فِي ٱلۡأَرۡضِ جَمِيعٗا ثُمَّ ٱسۡتَوَىٰٓ إِلَى ٱلسَّمَآءِ فَسَوَّىٰهُنَّ سَبۡعَ سَمَٰوَٰتٖۚ وَهُوَ بِكُلِّ شَيۡءٍ عَلِيمٞ
Hanya Allah yang menciptakan semua yang ada di bumi untuk kalian, seperti sungai-sungai, pepohonan dan lain-lain yang tidak terhitung jumlahnya, sehingga kalian bisa memanfaatkan dan menikmati apa yang telah Allah sediakan untuk kalian. Kemudian Allah menuju ke penciptaan langit, lalu menciptakannya sebanyak tujuh lapis yang sempurna. Sungguh, hanya Dialah yang pengetahuan-Nya meliputi segala sesuatu.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
سوودەکانی ئایەتەکان لەم پەڕەیەدا:
• من كمال النعيم في الجنة أن ملذاتها لا يكدرها أي نوع من التنغيص، ولا يخالطها أي أذى.
· Di antara kesempurnaan nikmat di surga ialah kelezatannya tidak dikotori oleh noda dan tidak dicampuri oleh penyakit.

• الأمثال التي يضربها الله تعالى لا ينتفع بها إلا المؤمنون؛ لأنهم هم الذين يريدون الهداية بصدق، ويطلبونها بحق.
· Perumpamaan-perumpamaan yang dibuat oleh Allah -Ta'ālā- hanya berguna bagi orang-orang mukmin saja karena merekalah yang benar-benar menginginkan hidayah dan berusaha mencarinya dengan penuh kesungguhan.

• من أبرز صفات الفاسقين نقضُ عهودهم مع الله ومع الخلق، وقطعُهُم لما أمر الله بوصله، وسعيُهُم بالفساد في الأرض.
· Di antara sifat orang-orang fasik yang paling menonjol ialah mengingkari perjanjian mereka dengan Allah dan dengan sesama makhluk, memutuskan sesuatu yang Allah perintahkan untuk disambung, dan membuat kerusakan di muka bumi.

• الأصل في الأشياء الإباحة والطهارة؛ لأن الله تعالى امتنَّ على عباده بأن خلق لهم كل ما في الأرض.
· Hukum asal bagi segala sesuatu ialah boleh dan suci karena Allah telah berbuat baik kepada para hamba-Nya dengan cara menciptakan segala sesuatu yang ada di bumi ini untuk mereka.

وَإِذۡ قَالَ رَبُّكَ لِلۡمَلَٰٓئِكَةِ إِنِّي جَاعِلٞ فِي ٱلۡأَرۡضِ خَلِيفَةٗۖ قَالُوٓاْ أَتَجۡعَلُ فِيهَا مَن يُفۡسِدُ فِيهَا وَيَسۡفِكُ ٱلدِّمَآءَ وَنَحۡنُ نُسَبِّحُ بِحَمۡدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَۖ قَالَ إِنِّيٓ أَعۡلَمُ مَا لَا تَعۡلَمُونَ
Allah -Subḥānahu wa Ta'ālā- memberitahukan bahwa Dia telah berfirman kepada para malaikat, bahwasanya Dia akan menciptakan manusia untuk ditempatkan di muka bumi secara silih berganti. Tugas utama mereka adalah memakmurkan bumi atas dasar ketaatan kepada Allah. Lalu para malaikat bertanya kepada Tuhan mereka -dengan maksud meminta bimbingan dan penjelasan- tentang hikmah di balik penempatan anak cucu Adam -'alaihissalām- sebagai khalifah di muka bumi, sedangkan mereka akan membuat kerusakan di sana dan menumpahkan darah secara semena-mena. Para malaikat itu mengatakan, “Sementara kami ini senantiasa patuh kepada-Mu, mensucikan dan memuji-Mu, serta menghormati keagungan dan kesempurnaan-Mu. Kami tidak pernah letih dalam melakukan hal itu.” Allah menjawab pertanyaan mereka dengan firman-Nya, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui tentang adanya hikmah-hikmah besar di balik penciptaan mereka dan tujuan-tujuan besar di balik penetapan mereka sebagai khalifah di muka bumi.”
تەفسیرە عەرەبیەکان:
وَعَلَّمَ ءَادَمَ ٱلۡأَسۡمَآءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمۡ عَلَى ٱلۡمَلَٰٓئِكَةِ فَقَالَ أَنۢبِـُٔونِي بِأَسۡمَآءِ هَٰٓؤُلَآءِ إِن كُنتُمۡ صَٰدِقِينَ
Untuk menjelaskan kedudukan Adam -'alaihissalām-, Allah -Ta'ālā- mengajarkan kepadanya nama-nama segala sesuatu berupa hewan, benda mati dan sebagainya, baik dari segi lafal maupun maknanya. Kemudian Allah menunjukkan benda-benda tersebut kepada para malaikat seraya berfirman, “Beritahukan kepadaku nama benda-benda tersebut, jika memang pernyataan kalian benar bahwa kalian lebih mulia dan lebih baik dari makhluk (manusia) ini.”
تەفسیرە عەرەبیەکان:
قَالُواْ سُبۡحَٰنَكَ لَا عِلۡمَ لَنَآ إِلَّا مَا عَلَّمۡتَنَآۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلۡعَلِيمُ ٱلۡحَكِيمُ
Para malaikat mengakui kekurangan mereka dan mengembalikan keutamaan kepada Allah dengan mengatakan, “Mahasuci Engkau, wahai Tuhan kami! Tidak sepatutnya keputusan dan ketentuan-Mu dibantah. Kami tidak tahu apa-apa selain apa yang Engkau beritahukan kepada kami. Engkau Maha Mengetahui segala sesuatu dan Mahabijaksana dalam setiap keputusan dan ketentuan-Mu.”
تەفسیرە عەرەبیەکان:
قَالَ يَٰٓـَٔادَمُ أَنۢبِئۡهُم بِأَسۡمَآئِهِمۡۖ فَلَمَّآ أَنۢبَأَهُم بِأَسۡمَآئِهِمۡ قَالَ أَلَمۡ أَقُل لَّكُمۡ إِنِّيٓ أَعۡلَمُ غَيۡبَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَأَعۡلَمُ مَا تُبۡدُونَ وَمَا كُنتُمۡ تَكۡتُمُونَ
Ketika itulah Allah -Ta'ālā- berfirman kepada Adam, “Beritahu mereka nama benda-benda itu!” Setelah Adam memberitahu mereka nama benda-benda tersebut sesuai dengan apa yang telah Allah ajarkan kepadanya, maka Allah berfirman kepada para malaikat, “Bukankah Aku sudah mengatakan kepada kalian bahwa Aku mengetahui apa-apa yang tersembunyi di langit dan di bumi, dan Aku pun mengetahui apa yang kamu perlihatkan secara nyata dan apa yang kamu sembunyikan di dalam hati.”
تەفسیرە عەرەبیەکان:
وَإِذۡ قُلۡنَا لِلۡمَلَٰٓئِكَةِ ٱسۡجُدُواْ لِأٓدَمَ فَسَجَدُوٓاْ إِلَّآ إِبۡلِيسَ أَبَىٰ وَٱسۡتَكۡبَرَ وَكَانَ مِنَ ٱلۡكَٰفِرِينَ
Allah -Ta'ālā- menjelaskan bahwa Dia memerintahkan para malaikat agar bersujud kepada Adam -'alaihissalām- sebagai bentuk penghormatan dan pemuliaan, maka mereka segera bersujud kepadanya demi melaksanakan perintah Allah, kecuali Iblis yang berasal dari bangsa jin. Iblis melawan perintah Allah yang menyuruhnya bersujud kepada Adam, dan merasa dirinya lebih baik dari Adam. Dengan begitu Iblis telah berubah menjadi kafir kepada Allah -Ta'ālā-.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
وَقُلۡنَا يَٰٓـَٔادَمُ ٱسۡكُنۡ أَنتَ وَزَوۡجُكَ ٱلۡجَنَّةَ وَكُلَا مِنۡهَا رَغَدًا حَيۡثُ شِئۡتُمَا وَلَا تَقۡرَبَا هَٰذِهِ ٱلشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ ٱلظَّٰلِمِينَ
Kami berfirman, “Wahai Adam! Tinggallah kamu bersama istrimu (Hawa) di dalam surga. Makanlah apa yang ada di dalamnya dengan senang hati dan leluasa, tanpa merasa terganggu, di mana saja di dalam surga. Tetapi, jangan sekali-kali kalian berdua makan dari pohon ini yang Kami larang untuk dimakan karena (jika memakannya) kalian berdua akan termasuk ke dalam golongan orang-orang yang zalim akibat membangkang terhadap perintah-Ku.”
تەفسیرە عەرەبیەکان:
فَأَزَلَّهُمَا ٱلشَّيۡطَٰنُ عَنۡهَا فَأَخۡرَجَهُمَا مِمَّا كَانَا فِيهِۖ وَقُلۡنَا ٱهۡبِطُواْ بَعۡضُكُمۡ لِبَعۡضٍ عَدُوّٞۖ وَلَكُمۡ فِي ٱلۡأَرۡضِ مُسۡتَقَرّٞ وَمَتَٰعٌ إِلَىٰ حِينٖ
Kemudian setan tidak henti-hentinya menggoda dan merayu mereka berdua. Sampai akhirnya setan berhasil menjerumuskan keduanya ke dalam kesalahan dan kekhilafan, dengan memakan buah dari pohon yang terlarang bagi mereka. Oleh sebab itu, balasannya ialah Allah mengeluarkan mereka berdua dari dalam surga dan Allah berfirman kepada keduanya dan kepada setan, “Turunlah kalian ke bumi. Kalian akan saling bermusuhan. Di bumi itu kalian mempunyai tempat tinggal yang tetap dan bisa merasakan berbagai kenikmatan yang ada di sana sampai ajal kalian menjemput dan hari Kiamat tiba.”
تەفسیرە عەرەبیەکان:
فَتَلَقَّىٰٓ ءَادَمُ مِن رَّبِّهِۦ كَلِمَٰتٖ فَتَابَ عَلَيۡهِۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلتَّوَّابُ ٱلرَّحِيمُ
Kemudian Adam mengambil kata-kata yang Allah ilhamkan kepadanya dan menjadikannya sebagai doa, yaitu doa yang tersebut di dalam firman Allah, "Keduanya berkata, 'Ya Tuhan kami! Kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan (tidak) merahmati kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang merugi'." (QS. Al-A'rāf: 23). Lalu Allah menerima tobatnya dan mengampuni kesalahannya karena Allah sangat senang menerima tobat hamba-hamba-Nya dan sangat menyayangi mereka.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
سوودەکانی ئایەتەکان لەم پەڕەیەدا:
• الواجب على المؤمن إذا خفيت عليه حكمة الله في بعض خلقه وأَمْرِهِ أن يسلِّم لله في خلقه وأَمْرِهِ.
· Apabila seorang mukmin tidak mengetahui hikmah di balik suatu ciptaan dan perintah Allah maka ia wajib menyerahkan masalah ciptaan dan perintah itu kepada Allah.

• رَفَعَ القرآن الكريم منزلة العلم، وجعله سببًا للتفضيل بين الخلق.
· Al-Qur`ān al-Karīm memberikan kedudukan yang tinggi kepada ilmu dan menjadikannya sebagai penentu adanya perbedaan kemuliaan di antara makhluk Allah.

• الكِبْرُ هو رأس المعاصي، وأساس كل بلاء ينزل بالخلق، وهو أول معصية عُصِيَ الله بها.
· Takabur (sombong) adalah induk kemaksiatan dan pangkal dari setiap bencana yang menimpa makhluk, serta merupakan maksiat (pembangkangan) pertama yang dilakukan makhluk kepada Allah.

قُلۡنَا ٱهۡبِطُواْ مِنۡهَا جَمِيعٗاۖ فَإِمَّا يَأۡتِيَنَّكُم مِّنِّي هُدٗى فَمَن تَبِعَ هُدَايَ فَلَا خَوۡفٌ عَلَيۡهِمۡ وَلَا هُمۡ يَحۡزَنُونَ
Kami berfirman kepada mereka, “Turunlah kalian semua dari surga menuju bumi. Jika ada hidayah (petunjuk) yang datang kepadamu melalui utusan-utusan-Ku, maka siapa yang mengikutinya dan beriman kepada utusan-utusan-Ku itu niscaya mereka tidak akan dilanda kekhawatiran di akhirat kelak, dan mereka pun tidak bersedih hati atas kesenangan dunia yang mereka lewatkan.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
وَٱلَّذِينَ كَفَرُواْ وَكَذَّبُواْ بِـَٔايَٰتِنَآ أُوْلَٰٓئِكَ أَصۡحَٰبُ ٱلنَّارِۖ هُمۡ فِيهَا خَٰلِدُونَ
Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu adalah penghuni neraka yang tidak akan pernah keluar darinya selama-lamanya.”
تەفسیرە عەرەبیەکان:
يَٰبَنِيٓ إِسۡرَٰٓءِيلَ ٱذۡكُرُواْ نِعۡمَتِيَ ٱلَّتِيٓ أَنۡعَمۡتُ عَلَيۡكُمۡ وَأَوۡفُواْ بِعَهۡدِيٓ أُوفِ بِعَهۡدِكُمۡ وَإِيَّٰيَ فَٱرۡهَبُونِ
Wahai anak keturunan Nabi Allah, Yakub! Ingatlah akan nikmat-nikmat Allah yang datang bertubi-tubi kepada kalian, syukurilah nikmat-nikmat itu, dan pegang teguhlah janjimu kepada-Ku bahwa kamu akan beriman kepada-Ku, kepada rasul-rasul-Ku, dan mengamalkan syariat-syariat-Ku. Jika kamu memenuhi janji itu, niscaya Aku akan menepati apa yang telah Aku janjikan kepada kalian, yaitu kehidupan yang baik di dunia dan balasan yang baik di hari Kiamat. Takutlah hanya kepada-Ku dan jangan melanggar penjanjian-Ku.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
وَءَامِنُواْ بِمَآ أَنزَلۡتُ مُصَدِّقٗا لِّمَا مَعَكُمۡ وَلَا تَكُونُوٓاْ أَوَّلَ كَافِرِۭ بِهِۦۖ وَلَا تَشۡتَرُواْ بِـَٔايَٰتِي ثَمَنٗا قَلِيلٗا وَإِيَّٰيَ فَٱتَّقُونِ
Berimanlah kepada Al-Qur`ān yang telah Ku-turunkan kepada Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- yang isinya selaras dengan apa yang ada di dalam Kitab Taurat -sebelum didistorsi- terkait keesaan Allah dan kenabian Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-. Janganlah sekali-kali kamu menjadi golongan pertama yang kafir kepadanya, janganlah kamu menukar ayat-ayat yang telah Kuturunkan dengan harga yang murah, seperti pangkat dan jabatan, serta takutlah kamu akan murka dan azab-Ku.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
وَلَا تَلۡبِسُواْ ٱلۡحَقَّ بِٱلۡبَٰطِلِ وَتَكۡتُمُواْ ٱلۡحَقَّ وَأَنتُمۡ تَعۡلَمُونَ
Janganlah kamu mencampur kebenaran -yang Aku turunkan kepada rasul-rasul-Ku- dengan kebohongan-kebohongan yang kamu buat-buat sendiri dan janganlah kamu menyembunyikan kebenaran yang ada di dalam kitab-kitab sucimu perihal sifat Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, sementara kamu mengetahuinya dan meyakini kebenarannya.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
وَأَقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُواْ ٱلزَّكَوٰةَ وَٱرۡكَعُواْ مَعَ ٱلرَّٰكِعِينَ
Tunaikanlah salat secara sempurna dengan melaksanakan rukun-rukunnya, wajib-wajibnya dan sunah-sunahnya, bayarkanlah zakat harta yang telah Allah berikan kepada kalian, dan tunduklah kalian kepada Allah bersama umat Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- yang tunduk kepada-Nya.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
۞ أَتَأۡمُرُونَ ٱلنَّاسَ بِٱلۡبِرِّ وَتَنسَوۡنَ أَنفُسَكُمۡ وَأَنتُمۡ تَتۡلُونَ ٱلۡكِتَٰبَۚ أَفَلَا تَعۡقِلُونَ
Alangkah buruknya bila kamu menyuruh orang lain beriman dan berbuat baik, sementara kamu sendiri berpaling darinya dan melupakan dirimu sendiri. Padahal kamu bisa membaca Taurat dan mengetahui isinya yang memerintahkan untuk mengikuti agama Allah dan mempercayai Rasul-Rasul-Nya. Tidakkah kamu menggunakan akal sehatmu?!
تەفسیرە عەرەبیەکان:
وَٱسۡتَعِينُواْ بِٱلصَّبۡرِ وَٱلصَّلَوٰةِۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى ٱلۡخَٰشِعِينَ
Mintalah pertolongan dalam menghadapi segala situasi yang berkaitan dengan masalah agama dan dunia kalian dengan kesabaran dan salat yang dapat mendekatkan dan menghubungkan diri kalian dengan Allah. Dengan sebab itu, Allah akan menolongmu dalam mengatasi setiap kesulitan yang menderamu. Sesungguhnya salat itu benar-benar sulit dan berat kecuali bagi orang-orang yang tunduk dan patuh kepada Tuhan mereka.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
ٱلَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُم مُّلَٰقُواْ رَبِّهِمۡ وَأَنَّهُمۡ إِلَيۡهِ رَٰجِعُونَ
Hal itu karena mereka yakin akan menghadap kepada Tuhan mereka dan akan berhadapan langsung dengan-Nya kelak di hari Kiamat, serta mereka juga percaya akan kembali kepada-Nya untuk menerima balasan amal perbuatan mereka.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
يَٰبَنِيٓ إِسۡرَٰٓءِيلَ ٱذۡكُرُواْ نِعۡمَتِيَ ٱلَّتِيٓ أَنۡعَمۡتُ عَلَيۡكُمۡ وَأَنِّي فَضَّلۡتُكُمۡ عَلَى ٱلۡعَٰلَمِينَ
Wahai anak keturunan Nabi Allah, Yakub! Ingatlah akan nikmat-nikmat-Ku yang berkaitan dengan masalah agama maupun dunia yang Ku-berikan kepada kalian dan ingatlah bahwa Aku telah melebihkan kalian atas orang-orang yang hidup di zaman kalian dengan derajat kenabian dan kerajaan.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
وَٱتَّقُواْ يَوۡمٗا لَّا تَجۡزِي نَفۡسٌ عَن نَّفۡسٖ شَيۡـٔٗا وَلَا يُقۡبَلُ مِنۡهَا شَفَٰعَةٞ وَلَا يُؤۡخَذُ مِنۡهَا عَدۡلٞ وَلَا هُمۡ يُنصَرُونَ
Buatlah pelindung antara diri kalian dan azab di hari Kiamat dengan melaksanakan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Pada hari itu seseorang tidak dapat membela orang lain sedikit pun; tidak ada satu pun syafaat (pertolongan) yang diterima untuk menghindari mudarat maupun mendatangkan manfaat kecuali dengan izin Allah; tidak akan diterima tebusan dari siapa pun, walaupun berupa emas sebesar bumi; dan tidak ada seorang pun yang dapat menolong mereka pada hari itu. Sebab itu, apabila syafaat, tebusan dan pertolongan tidak ada gunanya, ke manakah tempat pelarian?!
تەفسیرە عەرەبیەکان:
سوودەکانی ئایەتەکان لەم پەڕەیەدا:
• من أعظم الخذلان أن يأمر الإنسان غيره بالبر، وينسى نفسه.
· Di antara kelalaian terbesar ialah menyuruh orang lain berbuat baik tetapi melupakan diri sendiri.

• الصبر والصلاة من أعظم ما يعين العبد في شؤونه كلها.
· Kesabaran dan salat merupakan sarana paling tepat untuk membantu seorang hamba dalam menghadapi segala urusannya.

• في يوم القيامة لا يَدْفَعُ العذابَ عن المرء الشفعاءُ ولا الفداءُ، ولا ينفعه إلا عمله الصالح.
· Pada hari Kiamat kelak, seseorang tidak bisa diselamatkan dari azab oleh para pemberi syafaat dan para pemberi tebusan. Yang akan berguna hanyalah amal salehnya sendiri.

وَإِذۡ نَجَّيۡنَٰكُم مِّنۡ ءَالِ فِرۡعَوۡنَ يَسُومُونَكُمۡ سُوٓءَ ٱلۡعَذَابِ يُذَبِّحُونَ أَبۡنَآءَكُمۡ وَيَسۡتَحۡيُونَ نِسَآءَكُمۡۚ وَفِي ذَٰلِكُم بَلَآءٞ مِّن رَّبِّكُمۡ عَظِيمٞ
Ingatlah, wahai Bani Israil, tatkala Kami menyelamatkan kalian dari para pengikut Firaun yang telah menimpakan beragam siksaan kepada kalian. Mereka menyembelih anak-anak laki-laki kalian supaya kalian punah dan mereka membiarkan para wanita kalian hidup untuk menjadi pelayan mereka. Perbuatan mereka ini sangat merendahkan dan menistakan kalian. Di balik penyelamatan kalian dari kekejaman Firaun dan para pengikutnya terdapat ujian besar dari Tuhan kalian, yaitu agar kalian mau bersyukur kepada-Nya.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
وَإِذۡ فَرَقۡنَا بِكُمُ ٱلۡبَحۡرَ فَأَنجَيۡنَٰكُمۡ وَأَغۡرَقۡنَآ ءَالَ فِرۡعَوۡنَ وَأَنتُمۡ تَنظُرُونَ
Ingatlah di antara nikmat Kami kepada kalian yaitu Kami membelah lautan dan menjadikannya sebagai jalan yang kering sehingga kalian bisa melintasinya, kemudian Kami menyelamatkan kalian dan menenggelamkan musuh kalian, Firaun dan para pengikutnya di depan mata kalian, dan kalian menyaksikan azab pada mereka itu secara langsung.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
وَإِذۡ وَٰعَدۡنَا مُوسَىٰٓ أَرۡبَعِينَ لَيۡلَةٗ ثُمَّ ٱتَّخَذۡتُمُ ٱلۡعِجۡلَ مِنۢ بَعۡدِهِۦ وَأَنتُمۡ ظَٰلِمُونَ
Ingatlah salah satu dari nikmat itu ialah janji Kami dengan Musa selama 40 malam untuk menyempurnakan proses turunnya Taurat sebagai cahaya dan petunjuk. Tetapi, yang terjadi selama periode itu justru kalian menyembah patung anak sapi, dan kalian telah melakukan kezaliman dengan melakukan perbuatan itu.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
ثُمَّ عَفَوۡنَا عَنكُم مِّنۢ بَعۡدِ ذَٰلِكَ لَعَلَّكُمۡ تَشۡكُرُونَ
Kemudian Kami mengampuni kalian setelah bertobat. Lalu Kami tidak menghukum kalian dengan harapan mudah-mudahan kalian mau bersyukur kepada Allah dengan cara menjalankan ibadah dan ketaatan kepada-Nya dengan sebaik-baiknya.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
وَإِذۡ ءَاتَيۡنَا مُوسَى ٱلۡكِتَٰبَ وَٱلۡفُرۡقَانَ لَعَلَّكُمۡ تَهۡتَدُونَ
Ingatlah salah satu dari nikmat itu ialah Kami berikan Taurat kepada Musa -'alaihissalām- sebagai pembeda antara yang hak dan yang batil, dan sebagai pemisah antara jalan yang benar dan jalan yang sesat, supaya kamu dapat menjadikannya sebagai petunjuk untuk mencapai kebenaran.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
وَإِذۡ قَالَ مُوسَىٰ لِقَوۡمِهِۦ يَٰقَوۡمِ إِنَّكُمۡ ظَلَمۡتُمۡ أَنفُسَكُم بِٱتِّخَاذِكُمُ ٱلۡعِجۡلَ فَتُوبُوٓاْ إِلَىٰ بَارِئِكُمۡ فَٱقۡتُلُوٓاْ أَنفُسَكُمۡ ذَٰلِكُمۡ خَيۡرٞ لَّكُمۡ عِندَ بَارِئِكُمۡ فَتَابَ عَلَيۡكُمۡۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلتَّوَّابُ ٱلرَّحِيمُ
Ingatlah salah satu dari nikmat itu ialah Allah membimbing kamu untuk bertobat dari penyembahan terhadap anak sapi. Ketika Musa -'alaihissalām- berkata kepadamu, “Sesungguhnya kalian telah menganiaya diri kalian sendiri dengan menjadikan anak sapi itu sebagai tuhan yang kalian sembah. Sebab itu, bertobatlah kalian dan kembalilah kepada pencipta kalian, yaitu dengan cara saling bunuh di antara kalian. Tobat dengan cara itu lebih baik bagi kalian daripada mempertahankan kekafiran yang akan membuat kalian kekal di neraka.” Kemudian kalian melakukan (tobat) itu dengan bimbingan dan pertolongan Allah, dan Dia pun menerima tobat kalian karena Dia amat sering menerima tobat dan Maha Penyayang terhadap hamba-hamba-Nya.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
وَإِذۡ قُلۡتُمۡ يَٰمُوسَىٰ لَن نُّؤۡمِنَ لَكَ حَتَّىٰ نَرَى ٱللَّهَ جَهۡرَةٗ فَأَخَذَتۡكُمُ ٱلصَّٰعِقَةُ وَأَنتُمۡ تَنظُرُونَ
Ingatlah ketika leluhurmu dengan berani berbicara kepada Musa -'alaihissalām-, “Kami tidak akan beriman kepadamu sampai kami melihat Allah secara nyata tanpa ada penghalang sedikit pun.” Kemudian kalian disambar oleh api yang membakar, lalu ia membunuh kalian dalam kondisi kalian saling pandang satu sama lain.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
ثُمَّ بَعَثۡنَٰكُم مِّنۢ بَعۡدِ مَوۡتِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَشۡكُرُونَ
Kemudian Kami hidupkan kalian sesudah kematianmu agar kalian mau bersyukur kepada Allah atas karunia tersebut.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
وَظَلَّلۡنَا عَلَيۡكُمُ ٱلۡغَمَامَ وَأَنزَلۡنَا عَلَيۡكُمُ ٱلۡمَنَّ وَٱلسَّلۡوَىٰۖ كُلُواْ مِن طَيِّبَٰتِ مَا رَزَقۡنَٰكُمۡۚ وَمَا ظَلَمُونَا وَلَٰكِن كَانُوٓاْ أَنفُسَهُمۡ يَظۡلِمُونَ
Salah satu nikmat yang Kami berikan kepada kalian ialah Kami mengirimkan awan yang menaungi kalian dari terik matahari tatkala kalian tersesat di muka bumi. Kami juga menurunkan nikmat berupa minuman manis seperti madu dan burung kecil yang dagingnya lezat seperti burung puyuh, lalu Kami firmankan kepada kalian, “Makanlah dari makanan yang baik-baik yang telah Kami berikan kepada kalian." Adapun pengingkaran mereka terhadap nikmat-nikmat tersebut tidak sedikit pun mengurangi kemuliaan-Ku, tetapi sejatinya mereka menzalimi diri mereka sendiri dengan mengurangi bagian mereka dari pahala (yang dijanjikan) dan menjerumuskan diri mereka sendiri ke dalam siksa.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
سوودەکانی ئایەتەکان لەم پەڕەیەدا:
• عِظَمُ نعم الله وكثرتها على بني إسرائيل، ومع هذا لم تزدهم إلا تكبُّرًا وعنادًا.
· Nikmat dan karunia yang Allah berikan kepada Bani Israil sangat besar dan banyak, tetapi mereka justru bertambah sombong dan ingkar.

• سَعَةُ حِلم الله تعالى ورحمته بعباده، وإن عظمت ذنوبهم.
· Kelembutan dan kasih sayang Allah -Ta'ālā- kepada hamba-hamba-Nya sangat luas, walaupun dosa-dosa mereka sangat besar dan banyak.

• الوحي هو الفَيْصَلُ بين الحق والباطل.
· Wahyu adalah pemutus antara hak dan batil.

وَإِذۡ قُلۡنَا ٱدۡخُلُواْ هَٰذِهِ ٱلۡقَرۡيَةَ فَكُلُواْ مِنۡهَا حَيۡثُ شِئۡتُمۡ رَغَدٗا وَٱدۡخُلُواْ ٱلۡبَابَ سُجَّدٗا وَقُولُواْ حِطَّةٞ نَّغۡفِرۡ لَكُمۡ خَطَٰيَٰكُمۡۚ وَسَنَزِيدُ ٱلۡمُحۡسِنِينَ
Ingatlah salah satu nikmat yang Allah berikan kepada kalian, yaitu ketika Dia berfirman kepada kalian, “Masuklah kalian ke Baitulmaqdis. Makanlah makanan yang baik-baik yang ada di sana dari mana saja sesuka hati kalian sebagai makanan yang enak dan leluasa. Hendaklah kalian masuk ke sana seraya rukuk dan tunduk kepada Allah. Lalu memohonlah kepada Allah seraya berkata, 'Ya Tuhan kami! Hapuslah dosa-dosa kami,' niscaya Kami akan mengabulkan permohonan kalian dan Kami akan berikan tambahan ganjaran kepada orang-orang yang beramal dengan sebaik-baiknya atas kesungguhan mereka dalam beramal.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
فَبَدَّلَ ٱلَّذِينَ ظَلَمُواْ قَوۡلًا غَيۡرَ ٱلَّذِي قِيلَ لَهُمۡ فَأَنزَلۡنَا عَلَى ٱلَّذِينَ ظَلَمُواْ رِجۡزٗا مِّنَ ٱلسَّمَآءِ بِمَا كَانُواْ يَفۡسُقُونَ
Akan tetapi, orang-orang yang zalim di antara mereka justru mengganti tindakan dan mengubah ucapan itu. Mereka masuk sambil merayap di atas pantat mereka seraya berkata, “Satu biji dalam satu rambut”, sebagai sikap meremehkan perintah Allah. Sebab itu, balasan bagi mereka ialah Allah menurunkan azab dari langit kepada orang-orang yang zalim di antara mereka karena mereka telah keluar dari batas-batas syariat dan melanggar perintah Allah.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
۞ وَإِذِ ٱسۡتَسۡقَىٰ مُوسَىٰ لِقَوۡمِهِۦ فَقُلۡنَا ٱضۡرِب بِّعَصَاكَ ٱلۡحَجَرَۖ فَٱنفَجَرَتۡ مِنۡهُ ٱثۡنَتَا عَشۡرَةَ عَيۡنٗاۖ قَدۡ عَلِمَ كُلُّ أُنَاسٖ مَّشۡرَبَهُمۡۖ كُلُواْ وَٱشۡرَبُواْ مِن رِّزۡقِ ٱللَّهِ وَلَا تَعۡثَوۡاْ فِي ٱلۡأَرۡضِ مُفۡسِدِينَ
Ingatlah salah satu nikmat yang Allah berikan kepada kalian tatkala kalian tersesat di tengah gurun pasir yang membingungkan dan mengalami dahaga yang hebat, kemudian Musa -'alaihissalām- memanjatkan doa dan memohon kepada Tuhannya agar berkenan memberi kalian minuman, maka Kami perintahkan agar dia memukul batu itu dengan tongkatnya. Setelah dia memukulnya maka dari batu itu muncul dua belas mata air sesuai dengan jumlah kabilah kalian. Lalu air pun mengalir deras dari kedua belas mata air tersebut. Kami juga telah menjelaskan bahwa setiap kabilah mempunyai tempat minum masing-masing yang khusus, agar tidak terjadi pertengkaran di antara mereka. Kami lalu berfirman kepada kalian, “Makanlah dan minumlah dari rezeki yang Allah berikan kepada kalian tanpa usaha dan kerja keras dari kalian, dan janganlah kalian membuat kerusakan di muka bumi.”
تەفسیرە عەرەبیەکان:
وَإِذۡ قُلۡتُمۡ يَٰمُوسَىٰ لَن نَّصۡبِرَ عَلَىٰ طَعَامٖ وَٰحِدٖ فَٱدۡعُ لَنَا رَبَّكَ يُخۡرِجۡ لَنَا مِمَّا تُنۢبِتُ ٱلۡأَرۡضُ مِنۢ بَقۡلِهَا وَقِثَّآئِهَا وَفُومِهَا وَعَدَسِهَا وَبَصَلِهَاۖ قَالَ أَتَسۡتَبۡدِلُونَ ٱلَّذِي هُوَ أَدۡنَىٰ بِٱلَّذِي هُوَ خَيۡرٌۚ ٱهۡبِطُواْ مِصۡرٗا فَإِنَّ لَكُم مَّا سَأَلۡتُمۡۗ وَضُرِبَتۡ عَلَيۡهِمُ ٱلذِّلَّةُ وَٱلۡمَسۡكَنَةُ وَبَآءُو بِغَضَبٖ مِّنَ ٱللَّهِۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمۡ كَانُواْ يَكۡفُرُونَ بِـَٔايَٰتِ ٱللَّهِ وَيَقۡتُلُونَ ٱلنَّبِيِّـۧنَ بِغَيۡرِ ٱلۡحَقِّۚ ذَٰلِكَ بِمَا عَصَواْ وَّكَانُواْ يَعۡتَدُونَ
Ingatlah ketika kalian mengingkari nikmat Tuhan kalian sehingga kalian bosan memakan makanan yang telah Allah turunkan kepada kalian, yaitu al-mann (minuman manis) dan as-salwā (burung kecil yang dagingnya lezat), sembari mengatakan, “Kami tidak tahan dengan satu jenis makanan saja dan tidak berganti-ganti.” Lalu kalian meminta kepada Musa -'alaihissalām- agar memohon kepada Allah agar berkenan memberi kalian tanaman dari bumi berupa sayur-mayur, mentimun, biji-bijian, kacang adas dan bawang merah sebagai makanan kalian. Lalu Musa -'alaihissalām- menjawab permintaan kalian dengan nada heran, “Apakah kalian ingin mengganti al-mann dan as-salwā yang lebih baik dan lebih mulia dengan sesuatu yang lebih sedikit manfaatnya dan lebih rendah kualitasnya? Padahal kalian bisa mendapatkan al-mann dan as-salwā tanpa harus bekerja keras dan bersusah payah. Keluarlah dari negeri ini ke negeri mana pun, niscaya kalian akan menemukan apa yang kalian minta itu di ladang-ladang dan pasar-pasar.” Karena mereka senantiasa mengikuti hawa nafsu dan terus-menerus menolak apa yang Allah pilihkan untuk mereka, akibatnya mereka harus menerima kehinaan, kemiskinan, dan kesengsaraan. Mereka mendapatkan murka dari Allah karena mereka berpaling dari agama-Nya, kafir kepada ayat-ayat-Nya, dan membunuh para nabi-Nya secara semena-mena. Semua itu terjadi karena mereka durhaka kepada Allah dan melampaui batas-batas yang telah ditetapkan-Nya.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
سوودەکانی ئایەتەکان لەم پەڕەیەدا:
• كل من يتلاعب بنصوص الشرع ويحرّفها فيه شَبَهٌ من اليهود، وهو مُتوعَّد بعقوبة الله تعالى.
· Setiap orang yang mempermainkan dan memanipulasi teks-teks agama berarti menyerupai orang-orang Yahudi dan diancam dengan hukuman dari Allah -Ta'ālā-.

• عِظَمُ فضل الله تعالى على بني إسرائيل، وفي مقابل ذلك شدة جحودهم وعنادهم وإعراضهم عن الله وشرعه.
· Karunia yang Allah -Ta'ālā- berikan kepada Bani Israil sangat besar. Sebaliknya mereka membalasnya dengan pengingkaran yang sangat keras dan berpaling dari Allah dan agama-Nya.

• أن من شؤم المعاصي وتجاوز حدود الله تعالى ما ينزل بالمرء من الذل والهوان، وتسلط الأعداء عليه.
· Dampak dari perbuatan maksiat dan melampaui batas-batas yang telah ditetapkan Allah -Ta'ālā- ialah datangnya kehinaan dan kenistaan atas seseorang, dan kekuasaan musuh atasnya.

إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَٱلَّذِينَ هَادُواْ وَٱلنَّصَٰرَىٰ وَٱلصَّٰبِـِٔينَ مَنۡ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِ وَعَمِلَ صَٰلِحٗا فَلَهُمۡ أَجۡرُهُمۡ عِندَ رَبِّهِمۡ وَلَا خَوۡفٌ عَلَيۡهِمۡ وَلَا هُمۡ يَحۡزَنُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang beriman, baik dari umat ini maupun dari umat-umat di masa lalu sebelum kenabian Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, yakni kaum Yahudi, Nasrani dan Ṣābi`ah (sekelompok pengikut beberapa orang nabi) yang memiliki keimanan pada Allah dan hari Akhir; mereka akan mendapatkan ganjaran dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran bagi mereka atas apa yang akan mereka hadapi di akhirat, dan mereka tidak akan bersedih hati atas kenikmatan dunia yang terlewatkan.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
وَإِذۡ أَخَذۡنَا مِيثَٰقَكُمۡ وَرَفَعۡنَا فَوۡقَكُمُ ٱلطُّورَ خُذُواْ مَآ ءَاتَيۡنَٰكُم بِقُوَّةٖ وَٱذۡكُرُواْ مَا فِيهِ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ
Ingatlah janji kuat yang Kami ambil dari kalian untuk beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya. Lalu Kami angkat gunung itu di atas kalian untuk menakut-nakuti dan memperingatkan kalian agar tidak mengabaikan janji itu, sembari memerintahkan kepada kalian agar memegang Kitab Taurat yang telah Kami turunkan kepada kalian secara teguh dan sungguh-sungguh, tanpa melalaikan dan bermalas-malasan dengannya. Hafalkanlah apa yang terdapat di dalamnya dan renungkanlah maknanya agar dengan sebab itu kalian bisa terselamatkan dari siksa Allah -Ta'ālā-.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
ثُمَّ تَوَلَّيۡتُم مِّنۢ بَعۡدِ ذَٰلِكَۖ فَلَوۡلَا فَضۡلُ ٱللَّهِ عَلَيۡكُمۡ وَرَحۡمَتُهُۥ لَكُنتُم مِّنَ ٱلۡخَٰسِرِينَ
Akan tetapi, kalian justru berpaling dan membangkang setelah mengambil perjanjian yang kuat tersebut. Sekiranya bukan karena adanya anugerah Allah berupa pengampunan terhadap kalian dan adanya rahmat-Nya berupa penerimaan tobat kalian, niscaya kalian benar-benar tergolong orang-orang yang merugi karena kalian telah berpaling dari-Nya dan durhaka kepada-Nya.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
وَلَقَدۡ عَلِمۡتُمُ ٱلَّذِينَ ٱعۡتَدَوۡاْ مِنكُمۡ فِي ٱلسَّبۡتِ فَقُلۡنَا لَهُمۡ كُونُواْ قِرَدَةً خَٰسِـِٔينَ
Sungguh kalian benar-benar mengetahui dengan jelas berita tentang para pendahulu kalian. Mereka telah melanggar ketentuan Allah dengan berburu ikan pada hari Sabtu yang terlarang bagi mereka. Mereka membuat rekayasa atas larangan itu dengan cara memasang jala sebelum hari Sabtu dan memanen ikan hasil tangkapannya pada hari Ahad. Oleh karena itu, Allah mengubah wujud mereka menjadi kera yang hina sebagai hukuman karena merekasaya ketentuan Allah.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
فَجَعَلۡنَٰهَا نَكَٰلٗا لِّمَا بَيۡنَ يَدَيۡهَا وَمَا خَلۡفَهَا وَمَوۡعِظَةٗ لِّلۡمُتَّقِينَ
Lalu Kami jadikan negeri yang melampaui batas ini sebagai pelajaran bagi negeri-negeri yang ada di sekitarnya, dan juga pelajaran bagi generasi berikutnya agar mereka tidak mengikuti jejak para pendahulu mereka yang akan berakibat mereka pun mendapatkan hukuman yang sama. Kami juga menjadikan negeri itu sebagai peringatan bagi orang-orang bertakwa yang senantiasa takut akan hukuman dan balasan Allah terhadap orang yang melanggar batas-batas yang telah ditentukan-Nya.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
وَإِذۡ قَالَ مُوسَىٰ لِقَوۡمِهِۦٓ إِنَّ ٱللَّهَ يَأۡمُرُكُمۡ أَن تَذۡبَحُواْ بَقَرَةٗۖ قَالُوٓاْ أَتَتَّخِذُنَا هُزُوٗاۖ قَالَ أَعُوذُ بِٱللَّهِ أَنۡ أَكُونَ مِنَ ٱلۡجَٰهِلِينَ
Ingatlah apa yang terjadi antara para pendahulu kalian dengan Musa -'alaihissalām- ketika dia menyampaikan kepada mereka bahwa Allah telah memerintahkan mereka agar menyembelih seekor sapi betina. Mereka bukannya segera melaksanakan perintah itu, melainkan justru berkata dengan angkuh, “Apakah engkau menjadikan kami sebagai sasaran olok-olok?!” Musa menjawab, “Aku berlindung kepada Allah dari menjadi orang bodoh yang berdusta atas nama Allah dan mengolok-olok orang banyak.”
تەفسیرە عەرەبیەکان:
قَالُواْ ٱدۡعُ لَنَا رَبَّكَ يُبَيِّن لَّنَا مَا هِيَۚ قَالَ إِنَّهُۥ يَقُولُ إِنَّهَا بَقَرَةٞ لَّا فَارِضٞ وَلَا بِكۡرٌ عَوَانُۢ بَيۡنَ ذَٰلِكَۖ فَٱفۡعَلُواْ مَا تُؤۡمَرُونَ
Mereka berkata kepada Musa, “Mohonlah kepada Tuhanmu agar Dia menjelaskan kepada kami ciri-ciri sapi betina yang Dia perintahkan untuk kami sembelih.” Lalu Musa berkata kepada mereka, “Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu tidak tua dan tidak muda, akan tetapi pertengahan antara itu. Jadi, segeralah melaksanakan perintah Tuhan kalian.”
تەفسیرە عەرەبیەکان:
قَالُواْ ٱدۡعُ لَنَا رَبَّكَ يُبَيِّن لَّنَا مَا لَوۡنُهَاۚ قَالَ إِنَّهُۥ يَقُولُ إِنَّهَا بَقَرَةٞ صَفۡرَآءُ فَاقِعٞ لَّوۡنُهَا تَسُرُّ ٱلنَّٰظِرِينَ
Tetapi, mereka terus melanjutkan perdebatan dan keangkuhan mereka dengan mengatakan kepada Musa -'alaihissalām-, “Mohonkanlah kepada Tuhanmu agar Dia menjelaskan kepada kami bagaimana warna sapi itu.” Musa berkata kepada mereka, “Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu warnanya kuning sekali dan menarik hati setiap orang yang melihatnya.”
تەفسیرە عەرەبیەکان:
سوودەکانی ئایەتەکان لەم پەڕەیەدا:
• الحُكم المذكور في الآية الأولى لِمَا قبل بعثة النبي صلى الله عليه وسلم، وأما بعد بعثته فإن الدين المَرْضِيَّ عند الله هو الإسلام، لا يقبل غيره، كما قال الله تعالى: ﴿ وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْه ﴾ (آل عمران: 85).
· Hukum yang tersebut di dalam ayat pertama berlaku sebelum diutusnya Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-. Adapun setelah beliau diutus, maka agama yang diridai di sisi Allah adalah agama Islam. Dia tidak menerima agama selain Islam, sebagaimana dalam firman-Nya: “Barang siapa mencari agama selain Islam, niscaya tidak akan diterima darinya.” (QS. Āli 'Imrān: 85)

• قد يُعَجِّلُ الله العقوبة على بعض المعاصي في الدنيا قبل الآخرة؛ لتكون تذكرة يتعظ بها الناس فيحذروا مخالفة أمر الله تعالى.
· Terkadang Allah menyegerakan hukuman di dunia -sebelum hukuman di akhirat- bagi dosa-dosa tertentu supaya menjadi pelajaran dan peringatan bagi manusia, sehingga mereka tidak berani melanggar perintah Allah -Ta'ālā-.

• أنّ من ضيَّق على نفسه وشدّد عليها فيما ورد موسَّعًا في الشريعة، قد يُعاقَبُ بالتشديد عليه.
· Orang yang mempersulit diri dalam menyikapi ketentuan syariat yang longgar terkadang dihukum dengan ketentuan hukum yang memberatkannya.

قَالُواْ ٱدۡعُ لَنَا رَبَّكَ يُبَيِّن لَّنَا مَا هِيَ إِنَّ ٱلۡبَقَرَ تَشَٰبَهَ عَلَيۡنَا وَإِنَّآ إِن شَآءَ ٱللَّهُ لَمُهۡتَدُونَ
Kemudian mereka meneruskan keangkuhan mereka dengan mengatakan, “Mohonkanlah kepada Tuhanmu agar Dia menjelaskan lebih jauh kepada kami tentang ciri-ciri sapi betina itu; karena sapi yang memiliki ciri-ciri seperti itu banyak sekali sehingga kami tidak bisa menentukannya." Mereka menegaskan bahwa insya Allah mereka akan menemukan sapi betina yang harus mereka sembelih.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
قَالَ إِنَّهُۥ يَقُولُ إِنَّهَا بَقَرَةٞ لَّا ذَلُولٞ تُثِيرُ ٱلۡأَرۡضَ وَلَا تَسۡقِي ٱلۡحَرۡثَ مُسَلَّمَةٞ لَّا شِيَةَ فِيهَاۚ قَالُواْ ٱلۡـَٰٔنَ جِئۡتَ بِٱلۡحَقِّۚ فَذَبَحُوهَا وَمَا كَادُواْ يَفۡعَلُونَ
Musa bersabda kepada mereka, “Sesungguhnya Allah -Ta'ālā- berfirman bahwa ciri-ciri sapi betina itu ialah tidak pernah digunakan untuk membajak sawah atau mengangkut air, bersih dari cacat, dan tidak ada warna lain di tubuhnya selain warna kuning.” Ketika itulah mereka berkata, “Nah, sekarang engkau telah memberikan ciri-cirinya secara rinci dan bisa menunjukkan sapi yang dimaksud secara tepat.” Dan mereka pun menyembelih sapi betina dengan ciri-ciri tersebut setelah mereka nyaris tidak bisa menyembelihnya gara-gara perdebatan dan keangkuhan mereka itu.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
وَإِذۡ قَتَلۡتُمۡ نَفۡسٗا فَٱدَّٰرَٰءۡتُمۡ فِيهَاۖ وَٱللَّهُ مُخۡرِجٞ مَّا كُنتُمۡ تَكۡتُمُونَ
Ingatlah ketika kalian membunuh salah seorang di antara kalian, lalu kalian semua cuci tangan. Masing-masing membela diri dari tuduhan pembunuhan dan melemparkan tuduhan kepada orang lain sehingga kalian saling bertengkar. Kemudian Allah mengungkap kasus pembunuhan yang kalian sembunyikan itu, yaitu pembunuhan terhadap orang yang tidak bersalah.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
فَقُلۡنَا ٱضۡرِبُوهُ بِبَعۡضِهَاۚ كَذَٰلِكَ يُحۡيِ ٱللَّهُ ٱلۡمَوۡتَىٰ وَيُرِيكُمۡ ءَايَٰتِهِۦ لَعَلَّكُمۡ تَعۡقِلُونَ
Lalu Kami berfirman kepada kalian, “Pukullah korban pembunuhan itu dengan bagian dari tubuh sapi betina yang kalian sembelih atas perintah Allah karena Allah akan menghidupkannya kembali untuk memberitahukan siapa pembunuhnya.” Mereka benar-benar melakukan hal itu dan korban pembunuhan itu pun memberitahukan siapa pembunuhnya. Sebagaimana Allah menghidupkan kembali orang yang sudah mati itu, begitulah kelak Allah akan menghidupkan kembali orang-orang yang mati di hari Kiamat. Allah memperlihatkan kepada kalian bukti-bukti kekuasaan-Nya secara nyata, agar kalian memahaminya dan beriman kepada Allah -Ta'ālā- dengan sungguh-sungguh.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
ثُمَّ قَسَتۡ قُلُوبُكُم مِّنۢ بَعۡدِ ذَٰلِكَ فَهِيَ كَٱلۡحِجَارَةِ أَوۡ أَشَدُّ قَسۡوَةٗۚ وَإِنَّ مِنَ ٱلۡحِجَارَةِ لَمَا يَتَفَجَّرُ مِنۡهُ ٱلۡأَنۡهَٰرُۚ وَإِنَّ مِنۡهَا لَمَا يَشَّقَّقُ فَيَخۡرُجُ مِنۡهُ ٱلۡمَآءُۚ وَإِنَّ مِنۡهَا لَمَا يَهۡبِطُ مِنۡ خَشۡيَةِ ٱللَّهِۗ وَمَا ٱللَّهُ بِغَٰفِلٍ عَمَّا تَعۡمَلُونَ
Kemudian hati kalian mengeras hingga menjadi seperti batu atau lebih keras lagi setelah menerima nasihat-nasihat yang menyentuh dan menyaksikan mukjizat-mukjizat yang nyata. Hati mereka tidak pernah berubah, sementara batu bisa berubah bentuknya karena terkadang ada batu yang memancarkan air hingga membentuk sungai. Ada juga batu yang retak-retak kemudian mengeluarkan air yang mengalir ke bumi dan dimanfaatkan oleh manusia dan binatang, dan ada juga batu yang jatuh dari atas gunung karena takut kepada Allah. Sementara hati kalian tidak bisa begitu. Allah tidak akan lalai terhadap apa yang kalian perbuat. Dia mengetahuinya dan akan memberi kalian balasan yang setimpal.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
۞ أَفَتَطۡمَعُونَ أَن يُؤۡمِنُواْ لَكُمۡ وَقَدۡ كَانَ فَرِيقٞ مِّنۡهُمۡ يَسۡمَعُونَ كَلَٰمَ ٱللَّهِ ثُمَّ يُحَرِّفُونَهُۥ مِنۢ بَعۡدِ مَا عَقَلُوهُ وَهُمۡ يَعۡلَمُونَ
Wahai orang-orang mukmin! Setelah kalian mengetahui keadaan orang-orang Yahudi dan Nasrani yang sebenarnya serta sikap keras kepala mereka, apakah kalian masih mengharapkan mereka akan beriman dan menyambut dakwah kalian?! Dahulu ada sejumlah ulama mereka yang mendengar firman Allah yang diturunkan kepada mereka di dalam Taurat, kemudian mereka mengubah lafal-lafal dan maknanya setelah mereka memahaminya dan mengerti maksudnya, padahal mereka tahu bahwa tindakan mereka itu adalah dosa besar.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
وَإِذَا لَقُواْ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ قَالُوٓاْ ءَامَنَّا وَإِذَا خَلَا بَعۡضُهُمۡ إِلَىٰ بَعۡضٖ قَالُوٓاْ أَتُحَدِّثُونَهُم بِمَا فَتَحَ ٱللَّهُ عَلَيۡكُمۡ لِيُحَآجُّوكُم بِهِۦ عِندَ رَبِّكُمۡۚ أَفَلَا تَعۡقِلُونَ
Salah satu kontradiksi dan tipudaya yang ditunjukkan oleh orang-orang Yahudi ialah apabila mereka berjumpa dengan orang-orang mukmin, mereka selalu mengakui kebenaran Nabi Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- dan keabsahan risalahnya, dan itu adalah kesaksian yang dikemukakan oleh Taurat. Namun, ketika mereka berkumpul dengan sesama Yahudi mereka saling mencela satu sama lain gara-gara pengakuan tersebut karena kaum muslimin bisa menjadikan pengakuan atas kebenaran kenabian Muhammad itu sebagai dasar untuk menyudutkan mereka.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
سوودەکانی ئایەتەکان لەم پەڕەیەدا:
• أن بعض قلوب العباد أشد قسوة من الحجارة الصلبة؛ فلا تلين لموعظة، ولا تَرِقُّ لذكرى.
· Hati sebagian orang lebih keras dari batu yang padat sehingga tidak bisa lunak oleh nasihat dan tidak bisa lembut oleh peringatan.

• أن الدلائل والبينات - وإن عظمت - لا تنفع إن لم يكن القلب مستسلمًا خاشعًا لله.
· Sebesar dan sebanyak apa pun dalil dan bukti yang diajukan tidak akan ada gunanya jikalau hati manusia tidak pasrah dan tunduk kepada Allah.

• كشفت الآيات حقيقة ما انطوت عليه أنفس اليهود، حيث توارثوا الرعونة والخداع والتلاعب بالدين.
· Ayat-ayat tersebut mengungkap hakikat yang tersembunyi di dalam diri orang-orang Yahudi, yaitu mereka saling mewarisi secara turun-temurun karakter plinplan, suka menipu dan gemar mempermainkan agama.

أَوَلَا يَعۡلَمُونَ أَنَّ ٱللَّهَ يَعۡلَمُ مَا يُسِرُّونَ وَمَا يُعۡلِنُونَ
Orang-orang Yahudi itu melakukan perbuatan keji tersebut dan mereka seolah-olah lupa bahwa Allah mengetahui ucapan dan perbuatan yang mereka rahasiakan maupun yang mereka tampakkan, dan Dia akan menunjukkannya serta mempermalukan mereka di hadapan seluruh makhluk-Nya.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
وَمِنۡهُمۡ أُمِّيُّونَ لَا يَعۡلَمُونَ ٱلۡكِتَٰبَ إِلَّآ أَمَانِيَّ وَإِنۡ هُمۡ إِلَّا يَظُنُّونَ
Sebagian orang Yahudi tidak bisa membaca dan menulis. Mereka tidak tahu apa yang tertulis di dalam Taurat dan apa maksudnya. Yang mereka miliki hanyalah kebohongan-kebohongan yang mereka dengar dari para pembesar. Mereka mengira bahwa kebohongan-kebohongan itu adalah kitab suci Taurat yang diturunkan oleh Allah.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
فَوَيۡلٞ لِّلَّذِينَ يَكۡتُبُونَ ٱلۡكِتَٰبَ بِأَيۡدِيهِمۡ ثُمَّ يَقُولُونَ هَٰذَا مِنۡ عِندِ ٱللَّهِ لِيَشۡتَرُواْ بِهِۦ ثَمَنٗا قَلِيلٗاۖ فَوَيۡلٞ لَّهُم مِّمَّا كَتَبَتۡ أَيۡدِيهِمۡ وَوَيۡلٞ لَّهُم مِّمَّا يَكۡسِبُونَ
Sungguh, kebinasaan dan azab yang berat sedang menunggu orang-orang yang menulis kitab itu dengan tangan mereka sendiri, kemudian -secara dusta- mengatakan, “Ini berasal dari Allah,” dengan tujuan untuk menukar kebenaran dan keharusan mengikuti petunjuk dengan keuntungan dunia yang sedikit, seperti harta benda dan jabatan. Jadi, kebinasaan dan azab yang beratlah yang akan mereka dapatkan akibat tulisan tangan mereka sendiri yang mereka klaim secara dusta sebagai firman Allah. Kebinasaan dan azab yang berat juga akan mereka dapatkan terkait harta benda dan jabatan yang mereka peroleh dari kebohongan tersebut.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
وَقَالُواْ لَن تَمَسَّنَا ٱلنَّارُ إِلَّآ أَيَّامٗا مَّعۡدُودَةٗۚ قُلۡ أَتَّخَذۡتُمۡ عِندَ ٱللَّهِ عَهۡدٗا فَلَن يُخۡلِفَ ٱللَّهُ عَهۡدَهُۥٓۖ أَمۡ تَقُولُونَ عَلَى ٱللَّهِ مَا لَا تَعۡلَمُونَ
Mereka mengatakan -secara dusta dan palsu-, “Kami tidak akan tersentuh oleh api neraka dan kami tidak akan masuk ke dalam neraka kecuali hanya beberapa hari saja." Katakanlah -wahai Nabi- kepada mereka, “Apakah kalian menerima janji yang kuat dari Allah terkait hal itu? Jika kalian memang memiliki janji tersebut, sesungguhnya Allah tidak akan melanggar janji-Nya; ataukah kalian mengatakan atas nama Allah -secara dusta dan palsu- sesuatu yang tidak kalian ketahui kebenarannya?”
تەفسیرە عەرەبیەکان:
بَلَىٰۚ مَن كَسَبَ سَيِّئَةٗ وَأَحَٰطَتۡ بِهِۦ خَطِيٓـَٔتُهُۥ فَأُوْلَٰٓئِكَ أَصۡحَٰبُ ٱلنَّارِۖ هُمۡ فِيهَا خَٰلِدُونَ
Masalahnya tidak seperti yang mereka kira karena Allah akan mengazab semua orang yang melakukan dosa kufur dan dosa-dosanya mengelilinginya dari segala penjuru. Lalu Allah akan membalas dosa-dosa mereka itu dengan memasukkan mereka ke dalam neraka, mereka tinggal di dalamnya untuk selama-lamanya.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ أُوْلَٰٓئِكَ أَصۡحَٰبُ ٱلۡجَنَّةِۖ هُمۡ فِيهَا خَٰلِدُونَ
Sebaliknya, orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan menjalankan amal saleh, ganjaran mereka di sisi Allah ialah masuk ke dalam surga dan menetap di dalamnya untuk selama-lamanya.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
وَإِذۡ أَخَذۡنَا مِيثَٰقَ بَنِيٓ إِسۡرَٰٓءِيلَ لَا تَعۡبُدُونَ إِلَّا ٱللَّهَ وَبِٱلۡوَٰلِدَيۡنِ إِحۡسَانٗا وَذِي ٱلۡقُرۡبَىٰ وَٱلۡيَتَٰمَىٰ وَٱلۡمَسَٰكِينِ وَقُولُواْ لِلنَّاسِ حُسۡنٗا وَأَقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُواْ ٱلزَّكَوٰةَ ثُمَّ تَوَلَّيۡتُمۡ إِلَّا قَلِيلٗا مِّنكُمۡ وَأَنتُم مُّعۡرِضُونَ
Ingatlah -wahai Bani Israil- tentang perjanjian kuat yang Kami ambil dari kalian, bahwa kalian akan mengesakan Allah dan tidak menyembah tuhan lain bersama-Nya, kalian akan berbuat baik kepada kedua orang tua, sanak famili, anak-anak yatim dan orang-orang miskin yang membutuhkan, kalian akan mengucapkan kata-kata yang baik kepada manusia dengan menyuruh berbuat kebaikan dan melarang kemungkaran tanpa kekerasan dan tanpa tekanan, kalian akan melaksanakan salat secara sempurna sebagaimana perintah yang diberikan kepada kalian, dan akan membayar zakat dengan cara memberikannya kepada orang-orang yang berhak menerimanya dengan suka rela. Namun, setelah perjanjian yang diambil dari kalian ini, kalian justru berpaling dan enggan menepatinya, kecuali orang yang dilindungi Allah dari kalangan kalian; ia senantiasa menepati janji dan ketetapan Allah.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
سوودەکانی ئایەتەکان لەم پەڕەیەدا:
• بعض أهل الكتاب يدّعي العلم بما أنزل الله، والحقيقة أن لا علم له بما أنزل الله، وإنما هو الوهم والجهل.
· Sebagian Ahli Kitab mengaku memiliki pengetahuan tentang wahyu yang diturunkan Allah, padahal sejatinya mereka tidak memiliki pengetahuan tentang wahyu yang diturunkan-Nya. Yang mereka miliki hanyalah waham (prasangka) dan kebodohan.

• من أعظم الناس إثمًا من يكذب على الله تعالى ورسله ؛ فينسب إليهم ما لم يكن منهم.
· Orang yang paling besar dosanya ialah orang yang berdusta atas nama Allah dan para rasul-Nya. Mereka menisbahkan sesuatu kepada para rasul padahal itu bukan berasal dari mereka.

• مع عظم المواثيق التي أخذها الله تعالى على اليهود وشدة التأكيد عليها، لم يزدهم ذلك إلا إعراضًا عنها ورفضًا لها.
· Meski begitu kuatnya perjanjian yang Allah ambil dari orang-orang Yahudi, namun hal itu justru membuat mereka semakin menjauhi dan menolaknya.

وَإِذۡ أَخَذۡنَا مِيثَٰقَكُمۡ لَا تَسۡفِكُونَ دِمَآءَكُمۡ وَلَا تُخۡرِجُونَ أَنفُسَكُم مِّن دِيَٰرِكُمۡ ثُمَّ أَقۡرَرۡتُمۡ وَأَنتُمۡ تَشۡهَدُونَ
Ingatlah perjanjian kuat yang telah Kami ambil dari kalian di dalam Kitab Taurat berupa mengharamkan pertumpahan darah dan aksi saling usir di antara kalian, kemudian kalian mengakui perjanjian tersebut dan mempersaksikan kebenarannya.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
ثُمَّ أَنتُمۡ هَٰٓؤُلَآءِ تَقۡتُلُونَ أَنفُسَكُمۡ وَتُخۡرِجُونَ فَرِيقٗا مِّنكُم مِّن دِيَٰرِهِمۡ تَظَٰهَرُونَ عَلَيۡهِم بِٱلۡإِثۡمِ وَٱلۡعُدۡوَٰنِ وَإِن يَأۡتُوكُمۡ أُسَٰرَىٰ تُفَٰدُوهُمۡ وَهُوَ مُحَرَّمٌ عَلَيۡكُمۡ إِخۡرَاجُهُمۡۚ أَفَتُؤۡمِنُونَ بِبَعۡضِ ٱلۡكِتَٰبِ وَتَكۡفُرُونَ بِبَعۡضٖۚ فَمَا جَزَآءُ مَن يَفۡعَلُ ذَٰلِكَ مِنكُمۡ إِلَّا خِزۡيٞ فِي ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَاۖ وَيَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ يُرَدُّونَ إِلَىٰٓ أَشَدِّ ٱلۡعَذَابِۗ وَمَا ٱللَّهُ بِغَٰفِلٍ عَمَّا تَعۡمَلُونَ
Kemudian kalian melanggar perjanjian itu karena sebagian dari kalian membunuh sebagian yang lain dan mengusir mereka dari tempat tinggal mereka secara kejam dan semena-mena dengan meminta bantuan musuh, dan ketika mereka datang kepada kalian sebagai tawanan perang di tangan musuh, kalian berusaha membayar uang tebusan untuk membebaskan mereka, padahal sesungguhnya kalian diharamkan mengusir mereka dari tempat tinggal mereka. Jadi, bagaimana mungkin kalian mengimani sebagian isi Kitab Taurat, yakni yang menunjukkan keharusan menebus tawanan perang dan mengingkari sebagian isinya, yakni yang menunjukkan keharusan melindungi darah (nyawa) dan larangan mengusir sesama dari tempat tinggalnya? Siapa pun di antara kalian yang melakukan hal itu, tidak ada balasan baginya selain kehinaan dan kenistaan selama hidup di dunia, sedangkan di akhirat mereka akan dikembalikan kepada azab yang paling berat. Allah tidak pernah lalai terhadap apa yang kalian perbuat karena Dia senantiasa mengawasinya dan akan memberi kalian balasan yang setimpal.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
أُوْلَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ ٱشۡتَرَوُاْ ٱلۡحَيَوٰةَ ٱلدُّنۡيَا بِٱلۡأٓخِرَةِۖ فَلَا يُخَفَّفُ عَنۡهُمُ ٱلۡعَذَابُ وَلَا هُمۡ يُنصَرُونَ
Mereka itulah orang-orang yang menukar kebahagiaan hidup di akhirat dengan kesenangan hidup di dunia karena mereka lebih mementingkan kehidupan yang sementara dibanding kehidupan yang kekal. Di akhirat, azab yang menimpa mereka tidak akan diringankan, dan pada hari itu mereka tidak memiliki penolong yang bisa menolong mereka.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
وَلَقَدۡ ءَاتَيۡنَا مُوسَى ٱلۡكِتَٰبَ وَقَفَّيۡنَا مِنۢ بَعۡدِهِۦ بِٱلرُّسُلِۖ وَءَاتَيۡنَا عِيسَى ٱبۡنَ مَرۡيَمَ ٱلۡبَيِّنَٰتِ وَأَيَّدۡنَٰهُ بِرُوحِ ٱلۡقُدُسِۗ أَفَكُلَّمَا جَآءَكُمۡ رَسُولُۢ بِمَا لَا تَهۡوَىٰٓ أَنفُسُكُمُ ٱسۡتَكۡبَرۡتُمۡ فَفَرِيقٗا كَذَّبۡتُمۡ وَفَرِيقٗا تَقۡتُلُونَ
Sungguh Kami telah memberikan Taurat kepada Musa -'alaihissalām- dan disusul dengan rasul-rasul yang datang sesudahnya. Kami juga telah memberikan kepada Isa putra Maryam bukti-bukti nyata yang menunjukkan kebenarannya, seperti menghidupkan orang mati dan menyembuhkan orang yang buta sejak lahir serta orang yang sakit lepra, dan Kami juga memperkuatnya dengan malaikat Jibril -'alaihissalām-. Apakah setiap kali kalian -wahai Bani Israil- didatangi seorang utusan Allah dengan membawa ajaran yang tidak sejalan dengan hawa nafsu kalian, kalian malah selalu enggan menerima kebenaran itu, bersikap angkuh kepada para rasul Allah, serta kalian mendustakan sebagian mereka, dan sebagian lagi kalian bunuh?!
تەفسیرە عەرەبیەکان:
وَقَالُواْ قُلُوبُنَا غُلۡفُۢۚ بَل لَّعَنَهُمُ ٱللَّهُ بِكُفۡرِهِمۡ فَقَلِيلٗا مَّا يُؤۡمِنُونَ
Alasan orang-orang Yahudi untuk tidak mau mengikuti Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- ialah ucapan mereka, “Sesungguhnya hati kami tertutup, tidak bisa dimasuki oleh ucapanmu dan tidak bisa memahaminya.” Padahal keadaan yang sebenarnya tidak seperti pengakuan mereka, tetapi Allah telah menjauhkan mereka dari rahmat-Nya akibat kekufuran mereka, sehingga mereka tidak akan beriman dengan apa yang diturunkan Allah kecuali beberapa hal saja.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
سوودەکانی ئایەتەکان لەم پەڕەیەدا:
• من أعظم الكفر: الإيمان ببعض ما أنزل الله والكفر ببعضه؛ لأن فاعل ذلك قد جعل إلهه هواه.
· Salah satu bentuk kekafiran terbesar ialah mengimani sebagian wahyu yang Allah turunkan dan mengingkari sebagian yang lain karena orang yang melakukan hal itu telah menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya.

• عِظَم ما بلغه اليهود من العناد، واتباع الهوى، والتلاعب بما أنزل الله تعالى.
· Orang-orang Yahudi sangat pembangkang, mengikuti hawa nafsu dan mempermainkan ayat-ayat Allah.

• فضل الله تعالى ورحمته بخلقه، حيث تابع عليهم إرسال الرسل وإنزال الكتب لهدايتهم للرشاد.
· Adanya karunia dan rahmat Allah -Ta'ālā- kepada makhluk-Nya, yaitu secara beruntun Dia mengirimkan mereka para rasul dan menurunkan kepada mereka kitab-kitab suci untuk menunjuki mereka ke jalan yang benar.

• أن الله يعاقب المعرضين عن الهدى المعاندين لأوامره بالطبع على قلوبهم وطردهم من رحمته؛ فلا يهتدون إلى الحق، ولا يعملون به.
· Allah menghukum orang-orang yang berpaling dari jalan yang benar lagi menentang perintah-perintah-Nya dengan menyegel hati mereka dan menjauhkan mereka dari rahmat-Nya, sehingga mereka tidak bisa menemukan kebenaran dan tidak bisa mengamalkannya.

وَلَمَّا جَآءَهُمۡ كِتَٰبٞ مِّنۡ عِندِ ٱللَّهِ مُصَدِّقٞ لِّمَا مَعَهُمۡ وَكَانُواْ مِن قَبۡلُ يَسۡتَفۡتِحُونَ عَلَى ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ فَلَمَّا جَآءَهُم مَّا عَرَفُواْ كَفَرُواْ بِهِۦۚ فَلَعۡنَةُ ٱللَّهِ عَلَى ٱلۡكَٰفِرِينَ
Tatkala Al-Qur`ān al-Karīm yang berasal dari sisi Allah datang kepada mereka dengan ajaran yang selaras dengan apa yang ada di dalam Taurat dan Injil mengenai prinsip-prinsip umum yang benar, sedangkan sebelum turunnya Al-Qur`ān itu mereka mengatakan, “Kita akan menang melawan orang-orang musyrik ketika ada seorang nabi yang diutus lalu kita beriman kepadanya dan mengikuti jejaknya,” tetapi ketika Al-Qur`ān benar-benar datang kepada mereka bersama dengan Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- yang memiliki sifat-sifat yang sudah mereka kenali sebelumnya dan membawa kebenaran yang juga sudah mereka ketahui sebelumnya, ternyata mereka kafir kepadanya. Lalu laknat Allah pun ditimpakan kepada orang-orang yang kafir terhadap Allah dan Rasul-Nya.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
بِئۡسَمَا ٱشۡتَرَوۡاْ بِهِۦٓ أَنفُسَهُمۡ أَن يَكۡفُرُواْ بِمَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ بَغۡيًا أَن يُنَزِّلَ ٱللَّهُ مِن فَضۡلِهِۦ عَلَىٰ مَن يَشَآءُ مِنۡ عِبَادِهِۦۖ فَبَآءُو بِغَضَبٍ عَلَىٰ غَضَبٖۚ وَلِلۡكَٰفِرِينَ عَذَابٞ مُّهِينٞ
Alangkah buruknya tindakan mereka yang menukar keimanan kepada Allah dan Rasul-Nya dengan kepentingan diri mereka sendiri, yaitu mereka memilih kafir kepada wahyu yang diturunkan oleh Allah dan mendustakan para rasul-Nya sebagai bentuk kezaliman dan iri hati karena Allah menganugerahkan kenabian dan kitab suci Al-Qur`ān kepada Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-. Akibatnya, mereka berhak mendapatkan murka yang berlipat ganda dari Allah -Ta'ālā- karena kekafiran mereka kepada Nabi Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- dan -sebelumnya- mereka mendistorsi kitab suci Taurat. Sungguh, orang-orang yang mengingkari kenabian Nabi Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- akan mendapatkan siksa yang menghinakan di hari Kiamat.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
وَإِذَا قِيلَ لَهُمۡ ءَامِنُواْ بِمَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ قَالُواْ نُؤۡمِنُ بِمَآ أُنزِلَ عَلَيۡنَا وَيَكۡفُرُونَ بِمَا وَرَآءَهُۥ وَهُوَ ٱلۡحَقُّ مُصَدِّقٗا لِّمَا مَعَهُمۡۗ قُلۡ فَلِمَ تَقۡتُلُونَ أَنۢبِيَآءَ ٱللَّهِ مِن قَبۡلُ إِن كُنتُم مُّؤۡمِنِينَ
Apabila dikatakan kepada orang-orang Yahudi itu, “Berimanlah kamu kepada kebenaran dan petunjuk yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya,” mereka menjawab, “Kami beriman kepada kitab suci yang diturunkan kepada nabi-nabi kami,” seraya mengingkari kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, meskipun Al-Qur`ān ini adalah kebenaran dari Allah yang sesuai dengan kitab suci yang ada di tangan mereka. Sekiranya mereka benar-benar beriman kepada kitab suci yang diturunkan kepada mereka, niscaya mereka juga beriman kepada Al-Qur`ān. Untuk menjawab ucapan mereka katakanlah -wahai Nabi- kepada mereka, “Mengapa kalian membunuh nabi-nabi Allah sebelum ini, jika kalian benar-benar beriman kepada kebenaran (kitab suci) yang mereka sampaikan kepada kalian?”
تەفسیرە عەرەبیەکان:
۞ وَلَقَدۡ جَآءَكُم مُّوسَىٰ بِٱلۡبَيِّنَٰتِ ثُمَّ ٱتَّخَذۡتُمُ ٱلۡعِجۡلَ مِنۢ بَعۡدِهِۦ وَأَنتُمۡ ظَٰلِمُونَ
Sungguh, Rasul kalian, Musa -'alaihissalām- telah datang kepada kalian dengan membawa bukti-bukti (mukjizat-mukjizat) nyata yang menunjukkan kebenarannya. Tetapi, setelah itu kalian menjadikan anak sapi itu sebagai tuhan yang kalian sembah setelah kepergian Musa ke tempat yang ditentukan oleh Tuhannya. Kalian adalah orang-orang zalim karena kalian telah menyekutukan Allah, padahal Dia adalah satu-satunya Tuhan yang berhak disembah, bukan yang lain.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
وَإِذۡ أَخَذۡنَا مِيثَٰقَكُمۡ وَرَفَعۡنَا فَوۡقَكُمُ ٱلطُّورَ خُذُواْ مَآ ءَاتَيۡنَٰكُم بِقُوَّةٖ وَٱسۡمَعُواْۖ قَالُواْ سَمِعۡنَا وَعَصَيۡنَا وَأُشۡرِبُواْ فِي قُلُوبِهِمُ ٱلۡعِجۡلَ بِكُفۡرِهِمۡۚ قُلۡ بِئۡسَمَا يَأۡمُرُكُم بِهِۦٓ إِيمَٰنُكُمۡ إِن كُنتُم مُّؤۡمِنِينَ
Ingatlah ketika Kami mengambil perjanjian yang kuat dari kalian untuk mengikuti Musa -'alaihissalām- dan menerima ajaran yang dibawanya dari Allah, serta Kami angkat gunung (Tursina) di atas kalian untuk menakut-nakuti kalian, dan kami berfirman kepada kalian, “Ambillah Taurat yang telah Kami berikan kepada kalian dengan sungguh-sungguh, dengarkanlah kitab suci itu, dalam arti menerimanya dan tunduk kepadanya, jika tidak, Kami akan menjatuhkan gunung itu kepada kalian.” Lalu kalian berkata, “Kami mendengarkan dengan telinga dan membangkang dengan perbuatan kami.” Penyembahan anak sapi itu benar-benar menancap di hati mereka karena kekafiran mereka. Katakanlah -wahai Nabi-, “Buruk sekali apa yang diperintahkan iman ini kepada kalian, yaitu ingkar dan berpaling dari perintah Allah, jika kalian benar-benar beriman, sebab iman yang benar tidak mungkin disertai dengan kekufuran.”
تەفسیرە عەرەبیەکان:
سوودەکانی ئایەتەکان لەم پەڕەیەدا:
• اليهود أعظم الناس حسدًا؛ إذ حملهم حسدهم على الكفر بالله وردِّ ما أنزل، بسبب أن الرسول صلى الله عليه وسلم لم يكن منهم.
· Orang-orang Yahudi adalah orang-orang yang paling besar kedengkiannya. Kedengkian itu telah mendorong mereka untuk kafir kepada Allah dan menolak kitab suci (Al-Qur`ān) yang diturunkan-Nya. Penyebabnya ialah karena Rasul -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- yang diutus itu bukan berasal dari kalangan mereka.

• أن الإيمان الحق بالله تعالى يوجب التصديق بكل ما أَنزل من كتب، وبجميع ما أَرسل من رسل.
· Keimanan yang benar kepada Allah mengharuskan kita percaya terhadap semua kitab suci yang diturunkan-Nya dan percaya kepada semua rasul yang diutus-Nya.

• من أعظم الظلم الإعراض عن الحق والهدى بعد معرفته وقيام الأدلة عليه.
· Salah satu kezaliman terbesar ialah berpaling dari kebenaran dan petunjuk setelah mengetahuinya dan setelah melihat bukti-buktinya secara nyata.

• من عادة اليهود نقض العهود والمواثيق، وهذا ديدنهم إلى اليوم.
· Di antara kebiasaan orang-orang Yahudi adalah mengingkari perjanjian dan kesepakatan, begitulah perilaku mereka hingga saat ini.

قُلۡ إِن كَانَتۡ لَكُمُ ٱلدَّارُ ٱلۡأٓخِرَةُ عِندَ ٱللَّهِ خَالِصَةٗ مِّن دُونِ ٱلنَّاسِ فَتَمَنَّوُاْ ٱلۡمَوۡتَ إِن كُنتُمۡ صَٰدِقِينَ
Katakanlah -wahai Nabi-, “Jika kalian -wahai orang-orang Yahudi- benar-benar memiliki surga di akhirat yang khusus diperuntukkan bagi kalian dan tidak boleh dimasuki oleh manusia lain, maka berharaplah untuk mati dan mintalah kematian itu agar kalian segera mendapatkan kedudukan tersebut dan kalian bisa bebas dari beban masalah kehidupan dunia, jika pengakuan kalian tersebut memang benar.”
تەفسیرە عەرەبیەکان:
وَلَن يَتَمَنَّوۡهُ أَبَدَۢا بِمَا قَدَّمَتۡ أَيۡدِيهِمۡۚ وَٱللَّهُ عَلِيمُۢ بِٱلظَّٰلِمِينَ
Mereka tidak akan pernah mengharapkan kematian, disebabkan apa yang telah mereka perbuat selama hidup mereka, yaitu ingkar kepada Allah, mendustakan rasul-rasul-Nya dan memanipulasi kitab-kitab Suci-Nya. Allah Maha Mengetahui orang-orang yang zalim, baik dari kalangan mereka (orang-orang Yahudi) maupun yang lain, dan akan memberikan balasan yang setimpal kepada setiap orang sesuai dengan amal perbuatannya masing-masing.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
وَلَتَجِدَنَّهُمۡ أَحۡرَصَ ٱلنَّاسِ عَلَىٰ حَيَوٰةٖ وَمِنَ ٱلَّذِينَ أَشۡرَكُواْۚ يَوَدُّ أَحَدُهُمۡ لَوۡ يُعَمَّرُ أَلۡفَ سَنَةٖ وَمَا هُوَ بِمُزَحۡزِحِهِۦ مِنَ ٱلۡعَذَابِ أَن يُعَمَّرَۗ وَٱللَّهُ بَصِيرُۢ بِمَا يَعۡمَلُونَ
Sungguh engkau -wahai Nabi- benar-benar akan mendapati orang-orang Yahudi itu adalah manusia yang paling tamak terhadap kehidupan (di dunia), meskipun hidup mereka hina dan nista. Bahkan mereka lebih tamak dari orang-orang musyrik yang tidak percaya akan adanya hari kebangkitan dan perhitungan amal (hisab). Meskipun orang-orang Yahudi itu adalah Ahli Kitab yang percaya akan adanya hari kebangkitan dan perhitungan amal (hisab), namun setiap orang dari mereka menginginkan umurnya mencapai seribu tahun. Padahal berapa pun panjangnya umurnya, ia tidak dapat menjauhkan dirinya dari azab Allah. Allah Maha Mengetahui dan Maha Melihat amal perbuatan mereka, tidak ada sesuatu pun yang luput dari pengetahuan-Nya, dan Dia akan memberi mereka balasan yang setimpal dengan amal perbuatan mereka tersebut.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
قُلۡ مَن كَانَ عَدُوّٗا لِّـجِبۡرِيلَ فَإِنَّهُۥ نَزَّلَهُۥ عَلَىٰ قَلۡبِكَ بِإِذۡنِ ٱللَّهِ مُصَدِّقٗا لِّمَا بَيۡنَ يَدَيۡهِ وَهُدٗى وَبُشۡرَىٰ لِلۡمُؤۡمِنِينَ
Katakanlah -wahai Nabi- kepada orang-orang Yahudi yang berkata, “Sesungguhnya Jibril adalah musuh kami dari bangsa Malaikat”, “Barang siapa memusuhi Jibril, sesungguhnya Jibril adalah malaikat yang menurunkan Al-Qur`ān ke dalam hatimu dengan izin Allah, yang membenarkan kitab-kitab suci yang datang sebelumnya, seperti Taurat dan Injil, serta menunjukkan kebajikan dan memberikan kabar gembira kepada orang-orang mukmin tentang kenikmatan yang telah Allah siapkan untuk mereka. Karena itu, siapa pun yang memusuhi malaikat yang memiliki sifat dan tugas semacam itu ia termasuk golongan orang-orang yang sesat.”
تەفسیرە عەرەبیەکان:
مَن كَانَ عَدُوّٗا لِّلَّهِ وَمَلَٰٓئِكَتِهِۦ وَرُسُلِهِۦ وَجِبۡرِيلَ وَمِيكَىٰلَ فَإِنَّ ٱللَّهَ عَدُوّٞ لِّلۡكَٰفِرِينَ
Barang siapa memusuhi Allah, malaikat-malaikat-Nya dan rasul-rasul-Nya, dan memusuhi dua malaikat yang didekatkan, yaitu Jibril dan Mikail, sesungguhnya Allah adalah musuh bagi orang-orang yang kafir dari golongan kalian maupun dari golongan lain. Barang siapa yang Allah menjadi musuhnya berarti ia mendapatkan kerugian yang nyata.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
وَلَقَدۡ أَنزَلۡنَآ إِلَيۡكَ ءَايَٰتِۭ بَيِّنَٰتٖۖ وَمَا يَكۡفُرُ بِهَآ إِلَّا ٱلۡفَٰسِقُونَ
Sungguh, Kami telah menurunkan kepadamu -wahai Nabi- tanda-tanda jelas yang menunjukkan kebenaranmu dalam hal kenabian dan wahyu yang engkau bawa. Tidak ada yang mengingkari tanda-tanda itu kecuali orang-orang yang keluar dari agama Allah.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
أَوَكُلَّمَا عَٰهَدُواْ عَهۡدٗا نَّبَذَهُۥ فَرِيقٞ مِّنۡهُمۚ بَلۡ أَكۡثَرُهُمۡ لَا يُؤۡمِنُونَ
Di antara keburukan orang-orang Yahudi ialah setiap kali mereka berjanji kepada diri mereka sendiri yang salah satunya ialah mengimani isi Taurat tentang kenabian Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, sebagian dari mereka pasti mengingkari janji tersebut. Bahkan mayoritas orang-orang Yahudi itu tidak beriman kepada Allah secara hakiki karena iman yang sejati selalu mendorong seseorang untuk menepati janji.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
وَلَمَّا جَآءَهُمۡ رَسُولٞ مِّنۡ عِندِ ٱللَّهِ مُصَدِّقٞ لِّمَا مَعَهُمۡ نَبَذَ فَرِيقٞ مِّنَ ٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡكِتَٰبَ كِتَٰبَ ٱللَّهِ وَرَآءَ ظُهُورِهِمۡ كَأَنَّهُمۡ لَا يَعۡلَمُونَ
Tatkala Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- datang kepada mereka sebagai utusan Allah dengan sifat-sifat yang sesuai dengan apa yang tertera di dalam Taurat, sebagian dari mereka berpaling dari apa yang ditunjukkan oleh kitab suci tersebut dan membuangnya ke belakang punggung mereka serta tidak memedulikannya. Sifat mereka itu mirip dengan sifat orang bodoh yang tidak mau mengambil manfaat dari kebenaran maupun petunjuk yang ada, dan tidak memedulikannya.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
سوودەکانی ئایەتەکان لەم پەڕەیەدا:
• المؤمن الحق يرجو ما عند الله من النعيم المقيم، ولهذا يفرح بلقاء الله ولا يخشى الموت.
· Orang mukmin sejati selalu mengharapkan nikmat yang abadi di sisi Allah. Oleh karena itulah, dia senang berjumpa dengan Allah dan tidak takut mati.

• حِرص اليهود على الحياة الدنيا حتى لو كانت حياة حقيرة مهينة غير كريمة.
· Orang-orang Yahudi sangat tamak terhadap kehidupan dunia, meskipun hidup mereka hina, nista dan tidak terhormat.

• أنّ من عادى أولياء الله المقربين منه فقد عادى الله تعالى.
· Orang yang memusuhi para kekasih Allah yang dekat dengan-Nya berarti telah memusuhi Allah.

• إعراض اليهود عن نبوة محمد صلى الله عليه وسلم بعدما عرفوا تصديقه لما في أيديهم من التوراة.
· Orang-orang Yahudi tidak mau mengakui kenabian Nabi Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- setelah mereka mengetahui bahwa beliau membenarkan isi Taurat yang di tangan mereka.

• أنَّ من لم ينتفع بعلمه صح أن يوصف بالجهل؛ لأنه شابه الجاهل في جهله.
· Orang yang tidak mau mengambil manfaat dari ilmu yang diketahuinya bisa disebut orang bodoh karena sikapnya menyerupai orang bodoh.

وَٱتَّبَعُواْ مَا تَتۡلُواْ ٱلشَّيَٰطِينُ عَلَىٰ مُلۡكِ سُلَيۡمَٰنَۖ وَمَا كَفَرَ سُلَيۡمَٰنُ وَلَٰكِنَّ ٱلشَّيَٰطِينَ كَفَرُواْ يُعَلِّمُونَ ٱلنَّاسَ ٱلسِّحۡرَ وَمَآ أُنزِلَ عَلَى ٱلۡمَلَكَيۡنِ بِبَابِلَ هَٰرُوتَ وَمَٰرُوتَۚ وَمَا يُعَلِّمَانِ مِنۡ أَحَدٍ حَتَّىٰ يَقُولَآ إِنَّمَا نَحۡنُ فِتۡنَةٞ فَلَا تَكۡفُرۡۖ فَيَتَعَلَّمُونَ مِنۡهُمَا مَا يُفَرِّقُونَ بِهِۦ بَيۡنَ ٱلۡمَرۡءِ وَزَوۡجِهِۦۚ وَمَا هُم بِضَآرِّينَ بِهِۦ مِنۡ أَحَدٍ إِلَّا بِإِذۡنِ ٱللَّهِۚ وَيَتَعَلَّمُونَ مَا يَضُرُّهُمۡ وَلَا يَنفَعُهُمۡۚ وَلَقَدۡ عَلِمُواْ لَمَنِ ٱشۡتَرَىٰهُ مَا لَهُۥ فِي ٱلۡأٓخِرَةِ مِنۡ خَلَٰقٖۚ وَلَبِئۡسَ مَا شَرَوۡاْ بِهِۦٓ أَنفُسَهُمۡۚ لَوۡ كَانُواْ يَعۡلَمُونَ
Tatkala mereka meninggalkan agama Allah, sebagai gantinya mereka mengikuti kebohongan yang dibuat oleh para setan di masa kerajaan Nabi Sulaiman -'alaihissalām-. Para setan itu mengklaim bahwa Sulaiman memperkuat kerajaannya dengan ilmu sihir. Padahal, Sulaiman tidak kufur dengan mempraktikkan ilmu sihir, sebagaimana klaim orang-orang Yahudi, tetapi para setan itulah yang kufur karena mereka mengajarkan sihir kepada manusia. Para setan juga mengajarkan kepada mereka sihir yang diturunkan oleh dua malaikat, yaitu Harut dan Marut di Kota Babilonia, Irak, sebagai ujian dan cobaan bagi umat manusia. Kedua malaikat itu tidak mengajarkan sihir kepada seorang pun sebelum keduanya memperingatkan dan menjelaskan kepadanya dengan mengatakan, “Sesungguhnya kami ini adalah cobaan dan ujian bagi manusia. Jadi, janganlah kamu menjadi kufur dengan mempelajari sihir.” Kemudian orang yang tidak mau menerima nasihat dari keduanya memutuskan untuk mempelajari sihir dari keduanya. Salah satu jenis sihirnya dapat digunakan untuk memisahkan seorang suami dari istrinya dengan cara menanamkan benih-benih kebencian di antara mereka berdua. Para penyihir itu tidak bisa membahayakan seorang pun kecuali atas izin dan kehendak Allah. Mereka mempelajari sesuatu (sihir) yang mendatangkan mudarat bagi mereka dan tidak memberikan manfaat kepada mereka. Orang-orang Yahudi itu sudah tahu bahwa orang yang menukar Kitab Allah dengan ilmu sihir itu tidak akan mendapatkan bagian (kenikmatan) di akhirat. Sungguh buruk sekali tindakan mereka yang menjual diri mereka sendiri, yaitu mereka telah menukar wahyu dan syariat Allah dengan ilmu sihir. Sekiranya mereka mengetahui apa yang bermanfaat, niscaya mereka tidak akan melakukan perbuatan yang keji dan kesesatan yang nyata.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
وَلَوۡ أَنَّهُمۡ ءَامَنُواْ وَٱتَّقَوۡاْ لَمَثُوبَةٞ مِّنۡ عِندِ ٱللَّهِ خَيۡرٞۚ لَّوۡ كَانُواْ يَعۡلَمُونَ
Sekiranya orang-orang Yahudi itu benar-benar beriman dan bertakwa kepada Allah dengan menjalankan ketaatan kepada-Nya dan meninggalkan maksiat terhadap-Nya, niscaya pahala dari Allah akan lebih baik bagi mereka daripada perbuatan yang mereka jalani, jika mereka mengetahui apa yang bermanfaat bagi mereka.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا تَقُولُواْ رَٰعِنَا وَقُولُواْ ٱنظُرۡنَا وَٱسۡمَعُواْۗ وَلِلۡكَٰفِرِينَ عَذَابٌ أَلِيمٞ
Allah -Ta'ālā- mengajarkan kepada orang-orang mukmin agar memilih kata-kata yang baik dalam berbicara. Allah berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mengucapkan kata-kata: Rā'inā," yang berarti: “Perhatikanlah keadaan kami”; karena orang-orang Yahudi memelesetkan kata-kata itu dan menggunakannya untuk berbicara kepada Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- tetapi dengan maksud yang buruk, yaitu "ru'ūnah (bodoh)". Sebab itu, Allah melarang penggunaan kata-kata itu demi menutup pintu tersebut dan memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya agar menggunakan kata-kata lain sebagai gantinya, yaitu kata-kata “Unẓurnā” yang berarti: “Tunggulah, agar kami bisa mengerti apa yang engkau ucapkan”. Kata-kata ini memiliki makna yang sama dengan kata-kata sebelumnya tetapi tidak mengandung sesuatu yang terlarang. Orang-orang yang kafir kepada Allah itu akan mendapatkan azab yang sangat menyakitkan.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
مَّا يَوَدُّ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ مِنۡ أَهۡلِ ٱلۡكِتَٰبِ وَلَا ٱلۡمُشۡرِكِينَ أَن يُنَزَّلَ عَلَيۡكُم مِّنۡ خَيۡرٖ مِّن رَّبِّكُمۡۚ وَٱللَّهُ يَخۡتَصُّ بِرَحۡمَتِهِۦ مَن يَشَآءُۚ وَٱللَّهُ ذُو ٱلۡفَضۡلِ ٱلۡعَظِيمِ
Orang-orang kafir siapa pun mereka, baik Ahli Kitab maupun orang-orang musyrik, tidak ingin jika Allah memberikan kebaikan dalam bentuk apa pun kepadamu, baik sedikit maupun banyak. Padahal, Allah memberikan rahmat-Nya berupa kenabian, wahyu dan iman kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya. Allah adalah pemilik anugerah yang besar, maka tidak ada satu pun kebaikan yang diterima oleh makhluk kecuali berasal dari-Nya. Salah satu anugerah terbesar-Nya ialah mengutus rasul dan menurunkan kitab suci.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
سوودەکانی ئایەتەکان لەم پەڕەیەدا:
• سوء أدب اليهود مع أنبياء الله حيث نسبوا إلى سليمان عليه السلام تعاطي السحر، فبرّأه الله منه، وأَكْذَبَهم في زعمهم.
· Orang-orang Yahudi telah berakhlak buruk kepada nabi-nabi Allah. Mereka menuduh Nabi Sulaiman -'alaihissalām- menggunakan sihir. Sebab itu, Allah menegaskan bahwa Sulaiman bersih dari tuduhan itu dan menyatakan bahwa tuduhan mereka itu palsu.

• أن السحر له حقيقة وتأثير في العقول والأبدان، والساحر كافر، وحكمه القتل.
· Sihir itu nyata dan berbahaya terhadap akal dan badan. Seorang penyihir dapat dikatagorikan sebagai orang kafir dan pantas dijatuhi hukuman mati.

• لا يقع في ملك الله تعالى شيء من الخير والشر إلا بإذنه وعلمه تعالى.
· Tidak ada satu pun kebaikan dan keburukan yang terjadi di kerajaan Allah ini tanpa izin-Nya dan tanpa diketahui oleh-Nya.

• سد الذرائع من مقاصد الشريعة، فكل قول أو فعل يوهم أمورًا فاسدة يجب تجنبه والبعد عنه.
· Sadd aż-Żarā`i' (menutup pintu keburukan) adalah salah satu Maqāṣid asy-Syarī'ah (tujuan syariat Islam). Oleh karena itu, setiap ucapan atau perbuatan yang berpotensi menimbulkan hal-hal yang buruk harus dihindari dan dijauhi.

• أن الفضل بيد الله تعالى وهو الذي يختص به من يشاء برحمته وحكمته.
· Allah -Ta'ālā- adalah pemilik semua anugerah, dan Dialah yang berhak memberikan rahmat dan hikmah-Nya kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya.

۞ مَا نَنسَخۡ مِنۡ ءَايَةٍ أَوۡ نُنسِهَا نَأۡتِ بِخَيۡرٖ مِّنۡهَآ أَوۡ مِثۡلِهَآۗ أَلَمۡ تَعۡلَمۡ أَنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٖ قَدِيرٌ
Allah -Ta'ālā- menjelaskan bahwa ketika mencabut hukum yang tercantum di dalam ayat Al-Qur`ān atau mencabut lafalnya sehingga dilupakan oleh manusia, maka Allah -Subḥānahu- mendatangkan hukum atau ayat yang lebih bermanfaat di dunia dan di akhirat, atau yang setara dengannya. Hal itu dilakukan dengan pengetahuan dan kebijaksanaan Allah. Adapun engkau -wahai Nabi- mengetahui bahwa Allah Mahakuasa atas segala sesuatu, sehingga Dia dapat melakukan apa saja yang Dia kehendaki dan memutuskan apa saja yang Dia inginkan.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
أَلَمۡ تَعۡلَمۡ أَنَّ ٱللَّهَ لَهُۥ مُلۡكُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِۗ وَمَا لَكُم مِّن دُونِ ٱللَّهِ مِن وَلِيّٖ وَلَا نَصِيرٍ
Engkau -wahai Nabi- telah mengetahui bahwa Allah adalah pemilik langit dan bumi dan memutuskan apa saja yang Dia inginkan, sehingga Dia memerintahkan apa saja dan melarang apa saja kepada hamba-hamba-Nya. Dia juga yang menetapkan dan menghapus apa saja dari syariat agama-Nya. Kalian tidak mempunyai pengurus selain Allah yang dapat mengurus urusan kalian dan tidak mempunyai penolong selain Dia yang dapat melindungi kalian dari marabahaya. Allahlah Yang Maha Mengurus dan Mahakuasa atas semuanya.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
أَمۡ تُرِيدُونَ أَن تَسۡـَٔلُواْ رَسُولَكُمۡ كَمَا سُئِلَ مُوسَىٰ مِن قَبۡلُۗ وَمَن يَتَبَدَّلِ ٱلۡكُفۡرَ بِٱلۡإِيمَٰنِ فَقَدۡ ضَلَّ سَوَآءَ ٱلسَّبِيلِ
Bukan tabiat kalian -wahai orang-orang mukmin- mengajukan permintaan -yang bernada menentang dan membangkang- kepada rasul sebagaimana kaum Nabi Musa dahulu mengajukan permintaan semacam itu kepada nabi mereka, yaitu seperti ucapan mereka, “Perlihatkanlah Allah kepada kami secara terbuka.” (QS. An-Nisā`:153). Barang siapa menukar imannya dengan kekufuran, ia benar-benar telah tersesat dari jalan pertengahan, yaitu jalan yang lurus.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
وَدَّ كَثِيرٞ مِّنۡ أَهۡلِ ٱلۡكِتَٰبِ لَوۡ يَرُدُّونَكُم مِّنۢ بَعۡدِ إِيمَٰنِكُمۡ كُفَّارًا حَسَدٗا مِّنۡ عِندِ أَنفُسِهِم مِّنۢ بَعۡدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ ٱلۡحَقُّۖ فَٱعۡفُواْ وَٱصۡفَحُواْ حَتَّىٰ يَأۡتِيَ ٱللَّهُ بِأَمۡرِهِۦٓۗ إِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٖ قَدِيرٞ
Banyak kaum Yahudi dan Nasrani yang berharap dapat mengembalikan kalian -setelah kalian beriman- menjadi orang-orang kafir seperti sediakala ketika kalian menyembah berhala. Hal itu karena rasa dengki yang ada di dalam diri mereka. Mereka berharap seperti itu setelah yakin bahwa ajaran yang dibawa oleh Nabi adalah kebenaran yang berasal dari Allah. Oleh sebab itu, wahai orang-orang yang beriman! Maafkanlah perbuatan mereka dan maklumilah kebodohan dan kebusukan hati mereka sampai datang ketentuan Allah tentang mereka. Kini perintah dan ketentuan Allah itu sudah datang maka mereka yang kafir tinggal memilih antara memeluk Islam, membayar jizyah atau perang. Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu dan tidak ada sesuatu pun yang dapat menghalangi kehendak Allah.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
وَأَقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُواْ ٱلزَّكَوٰةَۚ وَمَا تُقَدِّمُواْ لِأَنفُسِكُم مِّنۡ خَيۡرٖ تَجِدُوهُ عِندَ ٱللَّهِۗ إِنَّ ٱللَّهَ بِمَا تَعۡمَلُونَ بَصِيرٞ
Dirikanlah salat secara sempurna dengan melengkapi rukun, wajib dan sunah-sunahnya, dan keluarkanlah zakat harta kalian untuk orang-orang yang berhak menerimanya. Amal saleh apa pun yang kalian kerjakan ketika hidup dan kalian melakukannya sebelum kematian sebagai tabungan untuk kalian, niscaya kalian akan mendapatkan ganjarannya di sisi Allah pada hari Kiamat. Allah akan memberi kalian balasan yang setimpal dengan amalan itu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan, lalu Dia akan membalas setiap orang dengan balasan yang setimpal sesuai amal perbuatannya.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
وَقَالُواْ لَن يَدۡخُلَ ٱلۡجَنَّةَ إِلَّا مَن كَانَ هُودًا أَوۡ نَصَٰرَىٰۗ تِلۡكَ أَمَانِيُّهُمۡۗ قُلۡ هَاتُواْ بُرۡهَٰنَكُمۡ إِن كُنتُمۡ صَٰدِقِينَ
Golongan Yahudi dan Nasrani masing-masing mengatakan bahwa surga hanya diperuntukkan bagi golongannya saja. Orang-orang Yahudi mengatakan, “Tidak akan masuk Surga kecuali orang Yahudi.” Dan orang-orang Nasrani mengatakan, “Tidak akan masuk Surga kecuali orang Nasrani.” Itu adalah harapan palsu dan khayalan hampa mereka. Katakanlah -wahai Nabi- untuk menjawab klaim mereka itu, “Berikanlah bukti yang mendukung pengakuan dusta kalian itu, jika kalian benar dengan pengakuan dusta tersebut.”
تەفسیرە عەرەبیەکان:
بَلَىٰۚ مَنۡ أَسۡلَمَ وَجۡهَهُۥ لِلَّهِ وَهُوَ مُحۡسِنٞ فَلَهُۥٓ أَجۡرُهُۥ عِندَ رَبِّهِۦ وَلَا خَوۡفٌ عَلَيۡهِمۡ وَلَا هُمۡ يَحۡزَنُونَ
Sesungguhnya surga itu akan dimasuki oleh setiap orang yang tulus dan ikhlas kepada Allah serta melaksanakan ibadah dengan baik, yaitu dengan mengikuti ajaran Rasulullah. Itulah sifat orang yang akan masuk surga dari golongan mana pun dan ia akan mendapatkan ganjaran dari Allah. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dalam menghadapi apa yang akan terjadi di akhirat nanti, dan mereka juga tidak pernah bersedih hati atas kenikmatan dunia yang dilewatkannya. Sifat-sifat tersebut setelah kedatangan Nabi Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- tidak terpenuhi kecuali pada diri kaum muslimin.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
سوودەکانی ئایەتەکان لەم پەڕەیەدا:
• أن الأمر كله لله، فيبدل ما يشاء من أحكامه وشرائعه، ويبقي ما يشاء منها، وكل ذلك بعلمه وحكمته.
· Semua urusan adalah hak milik Allah. Dia bisa mengganti ketentuan hukum dan syariat-Nya sesuai dengan kehendak-Nya. Dia juga bisa menetapkan ketentuan hukum dan syariat yang dikehendaki-Nya. Semua itu berdasarkan pengetahuan dan kebijaksaan-Nya.

• حَسَدُ كثيرٍ من أهل الكتاب هذه الأمة، لما خصَّها الله من الإيمان واتباع الرسول، حتى تمنوا رجوعها إلى الكفر كما كانت.
· Banyak Ahli Kitab yang merasa dengki kepada umat Islam ini tatkala Allah memberinya anugerah khusus berupa iman dan mengikuti ajaran Rasulullah. Bahkan Ahli Kitab itu berharap agar umat Islam kembali menjadi orang-orang kafir seperti sediakala.

وَقَالَتِ ٱلۡيَهُودُ لَيۡسَتِ ٱلنَّصَٰرَىٰ عَلَىٰ شَيۡءٖ وَقَالَتِ ٱلنَّصَٰرَىٰ لَيۡسَتِ ٱلۡيَهُودُ عَلَىٰ شَيۡءٖ وَهُمۡ يَتۡلُونَ ٱلۡكِتَٰبَۗ كَذَٰلِكَ قَالَ ٱلَّذِينَ لَا يَعۡلَمُونَ مِثۡلَ قَوۡلِهِمۡۚ فَٱللَّهُ يَحۡكُمُ بَيۡنَهُمۡ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ فِيمَا كَانُواْ فِيهِ يَخۡتَلِفُونَ
Orang-orang Yahudi berkata, “Orang-orang Nasrani itu tidak menganut agama yang benar.” Lalu orang-orang Nasrani juga berkata, “Orang-orang Yahudi itu tidak menganut agama yang benar.” Padahal, mereka semua membaca dalam kitab-kitab suci mereka tentang kebenaran yang mereka ingkari tersebut dan tentang perintah untuk beriman kepada semua nabi tanpa membeda-bedakan antara yang satu dengan yang lain. Perbuatan mereka itu mirip dengan ucapan orang-orang musyrik yang tidak berilmu ketika mereka mendustakan semua rasul berikut kitab-kitab suci yang diturunkan kepada mereka. Oleh karena itulah, Allah akan memberikan keputusan bagi semua orang yang berselisih paham kelak pada hari kiamat dengan keputusan-Nya yang adil, yang telah Dia sampaikan kepada hamba-hamba-Nya, yaitu bahwasanya tidak ada keberuntungan apa pun kecuali dengan mengimani semua kitab suci yang diturunkan oleh Allah -Ta'ālā-.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
وَمَنۡ أَظۡلَمُ مِمَّن مَّنَعَ مَسَٰجِدَ ٱللَّهِ أَن يُذۡكَرَ فِيهَا ٱسۡمُهُۥ وَسَعَىٰ فِي خَرَابِهَآۚ أُوْلَٰٓئِكَ مَا كَانَ لَهُمۡ أَن يَدۡخُلُوهَآ إِلَّا خَآئِفِينَۚ لَهُمۡ فِي ٱلدُّنۡيَا خِزۡيٞ وَلَهُمۡ فِي ٱلۡأٓخِرَةِ عَذَابٌ عَظِيمٞ
Tidak ada yang lebih zalim dari orang yang melarang disebutnya nama Allah di masjid-masjid-Nya; dia melarang salat, zikir, dan membaca Al-Qur`ān di masjid. Dia juga berusaha keras untuk mengosongkan dan merusak masjid dengan cara merobohkan bangunannya atau melarang kegiatan ibadah di masjid. Orang-orang yang berusaha merobohkan masjid-masjid Allah itu tidak sepatutnya masuk ke dalam masjid kecuali dalam keadaan ketakutan dan hati yang gemetar karena mereka menyimpan kekafiran dan menghalangi-halangi umat untuk memakmurkan masjid-masjid Allah. Mereka akan mendapatkan kehinaan dan kenistaan di dunia di tangan orang-orang mukmin, dan di akhirat kelak mereka akan mendapatkan azab yang berat karena menghalang-halangi manusia dari masjid-masjid Allah.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
وَلِلَّهِ ٱلۡمَشۡرِقُ وَٱلۡمَغۡرِبُۚ فَأَيۡنَمَا تُوَلُّواْ فَثَمَّ وَجۡهُ ٱللَّهِۚ إِنَّ ٱللَّهَ وَٰسِعٌ عَلِيمٞ
Kerajaan timur dan barat serta semua yang ada di antara keduanya adalah milik Allah. Dia dapat memerintahkan apa saja kepada hamba-hamba-Nya maka ke mana pun kalian menghadap sesungguhnya kalian sedang menghadap kepada Allah, sehingga apabila Dia menyuruh kalian menghadap ke arah Baitulmaqdis atau Ka'bah, atau kalian keliru dalam menghadap kiblat, atau kalian kesulitan untuk menghadap kiblat, maka tidak masalah bagi kalian; karena semua arah mata angin itu adalah milik Allah. Sesungguhnya Allah Mahaluas, Dia meliputi seluruh makhluk-Nya dengan rahmat-Nya dan dengan kemudahan yang diberikan-Nya, dan Dia Maha Mengetahui niat dan perbuatan mereka.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
وَقَالُواْ ٱتَّخَذَ ٱللَّهُ وَلَدٗاۗ سُبۡحَٰنَهُۥۖ بَل لَّهُۥ مَا فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِۖ كُلّٞ لَّهُۥ قَٰنِتُونَ
Orang-orang Yahudi, Nasrani dan orang-orang musyrik mengatakan, “Allah mempunyai anak.” Mahasuci Allah dari ucapan mereka karena Dia sama sekali tidak membutuhkan makhluk-Nya. Hanya orang yang membutuhkan anaklah yang berusaha mempunyai anak. Akan tetapi, Allah adalah pemilik apa saja yang ada di langit dan di bumi. Semua makhluk yang ada adalah hamba-hamba-Nya, mereka semua tunduk kepada-Nya, dan Dia dapat memperlakukan mereka menurut kehendak-Nya.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
بَدِيعُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِۖ وَإِذَا قَضَىٰٓ أَمۡرٗا فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُۥ كُن فَيَكُونُ
Allah adalah pencipta langit dan bumi beserta isinya tanpa ada contoh sebelumnya. Apabila Dia menetapkan dan menghendaki sesuatu, Dia cukup berfirman kepadanya, “Jadilah!” Maka jadilah sesuatu itu sesuai dengan apa yang Allah kehendaki. Tidak ada seorang pun yang dapat menolak perintah dan keputusan-Nya.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
وَقَالَ ٱلَّذِينَ لَا يَعۡلَمُونَ لَوۡلَا يُكَلِّمُنَا ٱللَّهُ أَوۡ تَأۡتِينَآ ءَايَةٞۗ كَذَٰلِكَ قَالَ ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِهِم مِّثۡلَ قَوۡلِهِمۡۘ تَشَٰبَهَتۡ قُلُوبُهُمۡۗ قَدۡ بَيَّنَّا ٱلۡأٓيَٰتِ لِقَوۡمٖ يُوقِنُونَ
Orang-orang dari kalangan Ahli Kitab dan orang-orang musyrik yang tidak berilmu menolak kebenaran dengan mengatakan, “Mengapa Allah tidak berbicara langsung kepada kami tanpa perantara?” Atau mengatakan, “Mengapa tidak ada mukjizat kasat mata yang datang secara khusus kepada kami?” Ucapan semacam itu sudah pernah dikatakan oleh umat-umat pendusta di masa lalu kepada rasul-rasul mereka kendati waktu dan tempat mereka berbeda-beda. Hati mereka serupa dengan hati para pendahulu mereka tersebut dalam hal kekufuran dan kedurhakaan. Kami telah menjelaskan ayat-ayat itu kepada orang-orang yang meyakini kebenaran tatkala kebenaran itu telah nyata bagi mereka; mereka tidak diliputi keraguan dan tidak dihalangi oleh kedurhakaan.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
إِنَّآ أَرۡسَلۡنَٰكَ بِٱلۡحَقِّ بَشِيرٗا وَنَذِيرٗاۖ وَلَا تُسۡـَٔلُ عَنۡ أَصۡحَٰبِ ٱلۡجَحِيمِ
Sesungguhnya Kami telah mengutusmu -wahai Nabi- dengan membawa agama yang benar, yang tidak ada keraguan sedikit pun terhadapnya, agar engkau memberikan kabar gembira tentang surga bagi orang-orang yang beriman dan memperingatkan adanya neraka bagi orang-orang yang kafir. Tugasmu hanyalah menyampaikan agama itu secara nyata dan Allah tidak akan meminta tanggung jawabmu terkait penghuni neraka Jahim yang tidak mau beriman kepadamu.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
سوودەکانی ئایەتەکان لەم پەڕەیەدا:
• الكفر ملة واحدة وإن اختلفت أجناس أهله وأماكنهم، فهم يتشابهون في كفرهم وقولهم على الله بغير علم.
· Kekafiran adalah agama yang satu, kendati bangsa dan tempat tinggal para penganutnya berbeda-beda. Mereka memiliki kemiripan dalam hal kekafiran dan kebohongan yang mereka buat atas nama Allah tanpa dilandasi ilmu.

• أعظم الناس جُرْمًا وأشدهم إثمًا من يصد عن سبيل الله، ويمنع من أراد فعل الخير.
· Orang yang paling jahat dan paling besar dosanya ialah orang yang menghalang-halangi orang lain dari jalan Allah dan melarang orang yang hendak berbuat baik.

• تنزّه الله تعالى عن الصاحبة والولد، فهو سبحانه لا يحتاج لخلقه.
· Allah -Ta'ālā- tersucikan dari memiliki istri dan anak karena Dia tidak membutuhkan makhluk-Nya.

وَلَن تَرۡضَىٰ عَنكَ ٱلۡيَهُودُ وَلَا ٱلنَّصَٰرَىٰ حَتَّىٰ تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمۡۗ قُلۡ إِنَّ هُدَى ٱللَّهِ هُوَ ٱلۡهُدَىٰۗ وَلَئِنِ ٱتَّبَعۡتَ أَهۡوَآءَهُم بَعۡدَ ٱلَّذِي جَآءَكَ مِنَ ٱلۡعِلۡمِ مَا لَكَ مِنَ ٱللَّهِ مِن وَلِيّٖ وَلَا نَصِيرٍ
Allah memperingatkan kepada Nabi-Nya seraya berfirman, “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan puas sampai engkau meninggalkan agama Islam dan mengikuti agama mereka. Katakanlah, 'Sesungguhnya Kitab Allah dan penjelasan wahyu-Nya ialah petunjuk yang sebenarnya, bukan ajaran kebatilan yang mereka yakini.' Namun, jika kamu atau siapa saja di antara pengikutmu mengikuti ajaran mereka setelah kebenaran nyata datang kepadamu, maka engkau tidak akan mendapatkan pembelaan maupun pertolongan dari Allah."
Ini termasuk penjelasan tentang bahaya meninggalkan kebenaran dan berteman dengan para pengusung kebatilan.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
ٱلَّذِينَ ءَاتَيۡنَٰهُمُ ٱلۡكِتَٰبَ يَتۡلُونَهُۥ حَقَّ تِلَاوَتِهِۦٓ أُوْلَٰٓئِكَ يُؤۡمِنُونَ بِهِۦۗ وَمَن يَكۡفُرۡ بِهِۦ فَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡخَٰسِرُونَ
Al-Qur`ān al-Karīm berbicara tentang sebagian Ahli Kitab yang mengetahui isi kandungan kitab-kitab suci yang diturunkan kepada mereka serta mengikuti ajarannya dengan sungguh-sungguh, bahwa mereka itu menemukan tanda-tanda di dalam kitab suci tersebut yang menunjukkan kebenaran Nabi Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-. Oleh karena itulah, mereka bergegas menyatakan iman kepadanya, sedangkan sebagian Ahli Kitab lainnya bersikeras untuk mempertahankan kekafiran sehingga mereka menjadi orang-orang yang merugi.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
يَٰبَنِيٓ إِسۡرَٰٓءِيلَ ٱذۡكُرُواْ نِعۡمَتِيَ ٱلَّتِيٓ أَنۡعَمۡتُ عَلَيۡكُمۡ وَأَنِّي فَضَّلۡتُكُمۡ عَلَى ٱلۡعَٰلَمِينَ
Wahai Bani Israil! Ingatlah nikmat-Ku -baik yang berkenaan dengan masalah agama maupun duniawi- yang telah Aku berikan kepada kalian dan ingatlah bahwa Aku telah memberikan kelebihan kepada kalian atas orang lain yang hidup di zaman kalian dalam bentuk kenabian dan kerajaan.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
وَٱتَّقُواْ يَوۡمٗا لَّا تَجۡزِي نَفۡسٌ عَن نَّفۡسٖ شَيۡـٔٗا وَلَا يُقۡبَلُ مِنۡهَا عَدۡلٞ وَلَا تَنفَعُهَا شَفَٰعَةٞ وَلَا هُمۡ يُنصَرُونَ
Buatlah pelindung antara diri kalian dan siksa hari kiamat dengan cara mengikuti perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya karena -pada hari itu- seseorang tidak dapat membantu orang lain sedikit pun, tebusan sebesar apa pun tidak akan diterima, syafaat dari siapa pun yang memiliki kedudukan setinggi apa pun juga tidak ada gunanya, dan tidak ada yang dapat menolongnya selain Allah.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
۞ وَإِذِ ٱبۡتَلَىٰٓ إِبۡرَٰهِـۧمَ رَبُّهُۥ بِكَلِمَٰتٖ فَأَتَمَّهُنَّۖ قَالَ إِنِّي جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامٗاۖ قَالَ وَمِن ذُرِّيَّتِيۖ قَالَ لَا يَنَالُ عَهۡدِي ٱلظَّٰلِمِينَ
Ingatlah ketika Allah menguji Ibrahim -'alaihissalām- dengan beberapa perintah dan tugas, lalu Ibrahim berhasil menunaikannya dengan sebaik-baiknya. Allah kemudian berfirman kepada Nabi Ibrahim, “Sesungguhnya Aku menjadikanmu sebagai suri teladan bagi manusia agar tindakan dan perangaimu mereka jadikan contoh.” Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku! Jadikanlah juga dari keturunanku pemimpin-pemimpin yang bisa dijadikan suri teladan oleh manusia.” Allah menjawabnya dengan berfirman, “Janji-Ku kepadamu untuk menjadikan mereka pemimpin dalam urusan agama tidak mencakup orang-orang zalim dari keturunanmu.”
تەفسیرە عەرەبیەکان:
وَإِذۡ جَعَلۡنَا ٱلۡبَيۡتَ مَثَابَةٗ لِّلنَّاسِ وَأَمۡنٗا وَٱتَّخِذُواْ مِن مَّقَامِ إِبۡرَٰهِـۧمَ مُصَلّٗىۖ وَعَهِدۡنَآ إِلَىٰٓ إِبۡرَٰهِـۧمَ وَإِسۡمَٰعِيلَ أَن طَهِّرَا بَيۡتِيَ لِلطَّآئِفِينَ وَٱلۡعَٰكِفِينَ وَٱلرُّكَّعِ ٱلسُّجُودِ
Ingatlah ketika Allah menjadikan Baitulharam (Ka'bah) sebagai tempat kembalinya manusia yang membuat hati mereka selalu tertambat kepadanya. Setiap kali mereka pergi meninggalkannya, mereka selalu kembali lagi kepadanya. Kami menjadikan Ka'bah itu sebagai tempat yang aman bagi mereka, tidak ada yang boleh dizalimi di sana. Allah lalu berfirman kepada manusia, “Jadikanlah batu (makam Ibrahim) yang pernah digunakan oleh Ibrahim sebagai pijakan kaki ketika berdiri untuk membangun Ka'bah sebagai tempat untuk menunaikan salat.” Kami lalu berpesan kepada Ibrahim dan putranya, Ismail agar mereka membersihkan Baitulharam dari berbagai kotoran dan berhala, serta mempersiapkannya untuk siapa saja yang hendak beribadah di sana dengan melaksanakan tawaf, iktikaf, salat dan ibadah lainnya.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
وَإِذۡ قَالَ إِبۡرَٰهِـۧمُ رَبِّ ٱجۡعَلۡ هَٰذَا بَلَدًا ءَامِنٗا وَٱرۡزُقۡ أَهۡلَهُۥ مِنَ ٱلثَّمَرَٰتِ مَنۡ ءَامَنَ مِنۡهُم بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِۚ قَالَ وَمَن كَفَرَ فَأُمَتِّعُهُۥ قَلِيلٗا ثُمَّ أَضۡطَرُّهُۥٓ إِلَىٰ عَذَابِ ٱلنَّارِۖ وَبِئۡسَ ٱلۡمَصِيرُ
Ingatlah -wahai Nabi- ketika Ibrahim berdoa kepada Tuhannya, “Ya Tuhanku! Jadikanlah Makkah ini negeri yang aman, tidak ada seorang pun yang diperlakukan buruk di sana. Anugerahilah penduduknya aneka macam buah-buahan dan jadikanlah itu sebagai rezeki hanya bagi orang-orang yang beriman kepada-Mu dan hari Akhir.” Allah berfirman, “Barang siapa yang kafir di antara mereka, maka Aku akan memberinya sedikit kenikmatan di dunia, kemudian di akhirat kelak Aku akan memasukkannya ke dalam azab neraka. Sungguh, neraka itu adalah seburuk-buruk tempat kembali di hari Kiamat.”
تەفسیرە عەرەبیەکان:
سوودەکانی ئایەتەکان لەم پەڕەیەدا:
• أن المسلمين مهما فعلوا من خير لليهود والنصارى؛ فلن يرضوا حتى يُخرجوهم من دينهم، ويتابعوهم على ضلالهم.
· Betapapun banyaknya kebaikan yang dilakukan oleh orang-orang Islam untuk orang-orang Yahudi dan Nasrani, niscaya mereka tidak akan puas sebelum berhasil membuat orang-orang Islam keluar dari agama mereka dan mengikuti jejak mereka dalam kesesatan.

• الإمامة في الدين لا تُنَال إلا بصحة اليقين والصبر على القيام بأمر الله تعالى.
· Kepemimpinan dalam agama tidak dapat diraih kecuali dengan keyakinan yang benar dan kesabaran yang kuat dalam menjalankan perintah Allah -Ta'ālā-.

• بركة دعوة إبراهيم عليه السلام للبلد الحرام، حيث جعله الله مكانًا آمنًا للناس، وتفضّل على أهله بأنواع الأرزاق.
· Keberkahan doa Nabi Ibrahim -'alaihissalām- untuk tanah suci karena Allah menjadikannya sebagai tempat yang aman bagi manusia dan menganugerahi penduduknya dengan aneka macam rezeki.

وَإِذۡ يَرۡفَعُ إِبۡرَٰهِـۧمُ ٱلۡقَوَاعِدَ مِنَ ٱلۡبَيۡتِ وَإِسۡمَٰعِيلُ رَبَّنَا تَقَبَّلۡ مِنَّآۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡعَلِيمُ
Ingatlah -wahai Nabi- ketika dulu Ibrahim dan Ismail meninggikan pondasi Ka'bah seraya memanjatkan doa -dengan penuh ketundukan dan kerendahan-, “Ya Tuhan kami! Terimalah amal perbuatan kami (termasuk membangun Ka'bah ini). Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa kami lagi Maha Mengetahui niat dan perbuatan kami.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
رَبَّنَا وَٱجۡعَلۡنَا مُسۡلِمَيۡنِ لَكَ وَمِن ذُرِّيَّتِنَآ أُمَّةٗ مُّسۡلِمَةٗ لَّكَ وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبۡ عَلَيۡنَآۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلتَّوَّابُ ٱلرَّحِيمُ
Ya Tuhan kami! Jadikanlah kami orang-orang yang menerima perintah-Mu, tunduk kepada-Mu, dan tidak menyekutukan-Mu dengan sesuatu pun. Jadikanlah keturunan kami sebagai umat yang berserah diri kepada-Mu. Tunjukkanlah kepada kami tata cara beribadah kepada-Mu. Ampunilah keburukan dan kecerobohan kami dalam menjalankan ketaatan kepada-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha Menerima tobat hamba-hamba-Mu yang bertobat dan Maha Penyayang terhadap mereka.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
رَبَّنَا وَٱبۡعَثۡ فِيهِمۡ رَسُولٗا مِّنۡهُمۡ يَتۡلُواْ عَلَيۡهِمۡ ءَايَٰتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ ٱلۡكِتَٰبَ وَٱلۡحِكۡمَةَ وَيُزَكِّيهِمۡۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلۡعَزِيزُ ٱلۡحَكِيمُ
Ya Tuhan kami! Utuslah kepada mereka seorang rasul yang berasal dari mereka, dari keturunan Ismail untuk membacakan kepada mereka ayat-ayat yang Engkau turunkan, mengajarkan kepada mereka Al-Qur`ān dan Sunnah, dan membersihkan mereka dari kemusyrikan dan segala macam kehinaan. Sesungguhnya Engkaulah Yang Mahakuat lagi Mahaperkasa dan Mahabijaksana di dalam tindakan dan keputusan-Mu.”
تەفسیرە عەرەبیەکان:
وَمَن يَرۡغَبُ عَن مِّلَّةِ إِبۡرَٰهِـۧمَ إِلَّا مَن سَفِهَ نَفۡسَهُۥۚ وَلَقَدِ ٱصۡطَفَيۡنَٰهُ فِي ٱلدُّنۡيَاۖ وَإِنَّهُۥ فِي ٱلۡأٓخِرَةِ لَمِنَ ٱلصَّٰلِحِينَ
Tidak ada yang berpaling dari agama Ibrahim -'alaihissalām- dan memilih agama lain kecuali orang yang menzalimi dirinya dengan kebodohan dan buruknya pembinaannya, yaitu dengan meninggalkan kebenaran menuju kesesatan, dan merelakan dirinya menerima kehinaan. Sungguh Kami telah memilih Ibrahim sebagai rasul dan khalīl (hamba kesayangan) dan di akhirat kelak dia termasuk orang-orang saleh yang menunaikan kewajiban yang Allah berikan kepada mereka, sehingga mereka meraih derajat tertinggi.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
إِذۡ قَالَ لَهُۥ رَبُّهُۥٓ أَسۡلِمۡۖ قَالَ أَسۡلَمۡتُ لِرَبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ
Allah memilihnya menjadi orang yang bergegas untuk berserah diri kepada Tuhannya ketika Dia berfirman kepadanya, “Murnikanlah ibadahmu hanya kepada-Ku dan tunduklah kepada-Ku dengan melaksanakan ketaatan.” Maka Ibrahim menjawab firman Tuhannya dengan mengatakan, “Aku berserah diri kepada Allah; pencipta manusia, pemberi rezeki mereka dan pengatur urusan mereka.”
تەفسیرە عەرەبیەکان:
وَوَصَّىٰ بِهَآ إِبۡرَٰهِـۧمُ بَنِيهِ وَيَعۡقُوبُ يَٰبَنِيَّ إِنَّ ٱللَّهَ ٱصۡطَفَىٰ لَكُمُ ٱلدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسۡلِمُونَ
Ibrahim berwasiat kepada anak-anaknya dengan kalimat ini, “Aku berserah diri kepada Tuhan semesta alam.” Kalimat itu juga diwasiatkan oleh Yakub kepada anak-anaknya. Mereka berdua berseru kepada anak-anak mereka, “Sesungguhnya Allah telah memilih agama Islam untuk kalian maka peganglah agama Islam itu dengan kuat sampai maut menjemput kalian, sementara kalian berserah diri kepada Allah secara lahir dan batin.”
تەفسیرە عەرەبیەکان:
أَمۡ كُنتُمۡ شُهَدَآءَ إِذۡ حَضَرَ يَعۡقُوبَ ٱلۡمَوۡتُ إِذۡ قَالَ لِبَنِيهِ مَا تَعۡبُدُونَ مِنۢ بَعۡدِيۖ قَالُواْ نَعۡبُدُ إِلَٰهَكَ وَإِلَٰهَ ءَابَآئِكَ إِبۡرَٰهِـۧمَ وَإِسۡمَٰعِيلَ وَإِسۡحَٰقَ إِلَٰهٗا وَٰحِدٗا وَنَحۡنُ لَهُۥ مُسۡلِمُونَ
Apakah kamu hadir ketika Yakub menjelang wafatnya bertanya kepada anak-anaknya, “Apa yang akan kalian sembah setelah kematianku?” Mereka menjawab, “Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan para leluhurmu; Ibrahim, Ismail dan Ishak, yaitu Tuhan Yang Maha Esa yang tidak ada sekutu bagi-Nya, dan hanya kepada-Nya kami akan tunduk dan berserah diri.”
تەفسیرە عەرەبیەکان:
تِلۡكَ أُمَّةٞ قَدۡ خَلَتۡۖ لَهَا مَا كَسَبَتۡ وَلَكُم مَّا كَسَبۡتُمۡۖ وَلَا تُسۡـَٔلُونَ عَمَّا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ
Itulah satu umat yang telah berlalu di antara umat-umat sebelum kalian dan mereka sudah bertemu dengan amal perbuatan yang mereka lakukan. Mereka akan mendapatkan balasan atas apa yang telah mereka perbuat, baik berupa kebaikan maupun keburukan, dan kalian juga akan mendapatkan balasan atas apa yang telah kalian perbuat. Kalian tidak akan ditanya tentang amal perbuatan mereka, dan mereka pun tidak akan ditanya tentang amal perbuatan kalian. Tidak ada seorang pun yang akan dihukum karena dosa orang lain karena setiap orang akan diberi balasan yang setimpal dengan perbuatannya; maka janganlah amal perbuatan orang-orang yang sudah berlalu sebelummu itu menyibukkanmu dari memperhatikan amal perbuatanmu karena setiap orang tidak akan mendapatkan manfaat apa pun -setelah rahmat Allah- selain dari amal salehnya sendiri.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
سوودەکانی ئایەتەکان لەم پەڕەیەدا:
• المؤمن المتقي لا يغتر بأعماله الصالحة، بل يخاف أن ترد عليه، ولا تقبل منه، ولهذا يُكْثِرُ سؤالَ الله قَبولها.
· Orang yang beriman dan bertakwa tidak akan terlena dengan amal salehnya. Justru dia merasa takut kalau-kalau amalnya itu ditolak dan tidak diterima. Oleh sebab itu, ia selalu meminta kepada Allah agar amal salehnya diterima.

• بركة دعوة أبي الأنبياء إبراهيم عليه السلام، حيث أجاب الله دعاءه وجعل خاتم أنبيائه وأفضل رسله من أهل مكة.
· Keberhakan doa Abul-Anbiyā` (Bapak para nabi), Ibrahim -'alaihissalām- karena Allah telah mengabulkan doanya dan memilih penutup para nabi-Nya dan rasul terbaik-Nya dari kalangan penduduk Makkah.

• دين إبراهيم عليه السلام هو الملة الحنيفية الموافقة للفطرة، لا يرغب عنها ولا يزهد فيها إلا الجاهل المخالف لفطرته.
· Agama Ibrahim -'alaihissalām- adalah agama yang lurus dan sesuai dengan fitrah manusia. Tidak ada yang menolaknya maupun enggan menerimanya kecuali orang bodoh yang menyalahi fitrahnya sendiri.

• مشروعية الوصية للذرية باتباع الهدى، وأخذ العهد عليهم بالتمسك بالحق والثبات عليه.
· Anjuran berwasiat kepada anak cucu agar mengikuti petunjuk (jalan yang benar) dan meminta mereka berjanji untuk memegang teguh dan mempertahankan kebenaran.

وَقَالُواْ كُونُواْ هُودًا أَوۡ نَصَٰرَىٰ تَهۡتَدُواْۗ قُلۡ بَلۡ مِلَّةَ إِبۡرَٰهِـۧمَ حَنِيفٗاۖ وَمَا كَانَ مِنَ ٱلۡمُشۡرِكِينَ
Orang-orang Yahudi berkata kepada umat ini, “Kalian harus menjadi orang-orang Yahudi agar bisa mengikuti jalan yang benar.” Dan orang-orang Nasrani pun berkata kepada umat ini, “Kalian harus menjadi orang-orang Nasrani agar bisa mengikuti jalan yang benar.” Katakanlah -wahai Nabi- untuk menjawab ucapan mereka itu, “Kami mengikuti agama Ibrahim yang menjauh dari agama-agama yang batil menuju agama yang benar, dan dia tidak termasuk orang yang menyekutukan Allah dengan siapa pun.”
تەفسیرە عەرەبیەکان:
قُولُوٓاْ ءَامَنَّا بِٱللَّهِ وَمَآ أُنزِلَ إِلَيۡنَا وَمَآ أُنزِلَ إِلَىٰٓ إِبۡرَٰهِـۧمَ وَإِسۡمَٰعِيلَ وَإِسۡحَٰقَ وَيَعۡقُوبَ وَٱلۡأَسۡبَاطِ وَمَآ أُوتِيَ مُوسَىٰ وَعِيسَىٰ وَمَآ أُوتِيَ ٱلنَّبِيُّونَ مِن رَّبِّهِمۡ لَا نُفَرِّقُ بَيۡنَ أَحَدٖ مِّنۡهُمۡ وَنَحۡنُ لَهُۥ مُسۡلِمُونَ
Katakanlah -wahai orang-orang mukmin- kepada orang-orang Yahudi dan Nasrani yang menyerukan seruan batil itu, “Kami beriman kepada Allah dan kepada Al-Qur`ān yang diturunkan kepada kami. Kami juga beriman kepada apa yang diturunkan kepada Ibrahim dan anak-anaknya; Ismail, Ishak dan Yakub. Kami pun beriman kepada apa yang diturunkan kepada nabi-nabi yang berasal dari keturunan Yakub, serta beriman kepada Taurat yang Allah berikan kepada Musa dan Injil yang Allah berikan kepada Isa. Kami beriman kepada seluruh kitab suci yang Allah berikan kepada para nabi. Kami tidak membeda-bedakan yang satu dengan yang lain dengan cara beriman kepada sebagian kitab dan ingkar kepada sebagian yang lain, tetapi kami beriman kepada semuanya. Hanya kepada Allahlah kami tunduk dan patuh.”
تەفسیرە عەرەبیەکان:
فَإِنۡ ءَامَنُواْ بِمِثۡلِ مَآ ءَامَنتُم بِهِۦ فَقَدِ ٱهۡتَدَواْۖ وَّإِن تَوَلَّوۡاْ فَإِنَّمَا هُمۡ فِي شِقَاقٖۖ فَسَيَكۡفِيكَهُمُ ٱللَّهُۚ وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡعَلِيمُ
Apabila orang-orang Yahudi, Nasrani, dan orang-orang kafir lainnya beriman seperti imanmu niscaya mereka menemukan petunjuk menuju jalan lurus yang diridai oleh Allah. Apabila mereka berpaling dari iman ini dengan mendustakan para nabi, baik semuanya maupun sebagian saja, sesungguhnya mereka itu sedang berada dalam perselisihan dan permusuhan. Oleh sebab itu, janganlah engkau bersedih hati, wahai Nabi, karena Allah akan melindungimu dari gangguan mereka, menghalangimu dari kejahatan mereka dan menolongmu untuk mengalahkan mereka; karena Dia Maha Mendengar ucapan mereka dan Maha Mengetahui niat dan perbuatan mereka.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
صِبۡغَةَ ٱللَّهِ وَمَنۡ أَحۡسَنُ مِنَ ٱللَّهِ صِبۡغَةٗۖ وَنَحۡنُ لَهُۥ عَٰبِدُونَ
Peganglah agama Allah yang Dia ciptakan fitrah kalian menurut agama itu, baik lahir maupun batin. Tidak ada agama yang lebih baik dari agama Allah karena agama Allah itu sesuai dengan fitrah, mengundang maslahat, dan menghalangi mafsadat, dan katakanlah, “Kami hanya menyembah kepada Allah semata. Kami tidak menyekutukan-Nya dengan yang lain.”
تەفسیرە عەرەبیەکان:
قُلۡ أَتُحَآجُّونَنَا فِي ٱللَّهِ وَهُوَ رَبُّنَا وَرَبُّكُمۡ وَلَنَآ أَعۡمَٰلُنَا وَلَكُمۡ أَعۡمَٰلُكُمۡ وَنَحۡنُ لَهُۥ مُخۡلِصُونَ
Katakanlah -wahai Nabi-, “Apakah kalian -wahai Ahli Kitab- mendebat kami bahwa kalian lebih dekat dengan Allah dan agama-Nya daripada kami karena agama kalian lebih dahulu dan kitab suci kalian lebih awal? Sesungguhnya hal itu tidak ada gunanya bagi kalian karena Allah adalah Tuhan kita semua, bukan Tuhan kalian saja. Bagi kami amal perbuatan kami dan kalian tidak akan ditanya tentangnya, serta bagi kalian amal perbuatan kalian dan kami tidak akan ditanya tentangnya. Masing-masing akan diberi balasan yang setimpal dengan amal perbuatannya. Kami ikhlas karena Allah dalam beribadah dan menjalankan ketaatan, kami tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
أَمۡ تَقُولُونَ إِنَّ إِبۡرَٰهِـۧمَ وَإِسۡمَٰعِيلَ وَإِسۡحَٰقَ وَيَعۡقُوبَ وَٱلۡأَسۡبَاطَ كَانُواْ هُودًا أَوۡ نَصَٰرَىٰۗ قُلۡ ءَأَنتُمۡ أَعۡلَمُ أَمِ ٱللَّهُۗ وَمَنۡ أَظۡلَمُ مِمَّن كَتَمَ شَهَٰدَةً عِندَهُۥ مِنَ ٱللَّهِۗ وَمَا ٱللَّهُ بِغَٰفِلٍ عَمَّا تَعۡمَلُونَ
Ataukah kalian -wahai ahli kitab- mengatakan bahwa Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub, dan nabi-nabi dari keturunan Yakub dahulu menganut agama Yahudi atau Nasrani? Katakanlah -wahai Nabi- untuk menjawab ucapan mereka, “Apakah kalian lebih tahu dari Allah?” Jika mereka mengklaim bahwa para nabi tersebut menganut agama mereka, berarti mereka telah berdusta karena kelahiran dan kematian para nabi tersebut sebelum turunnya Taurat dan Injil. Dengan demikian dapat diketahui bahwa apa yang mereka katakan itu adalah kebohongan atas nama Allah dan rasul-rasul-Nya; dan bahwa mereka menyembunyikan kebenaran yang diturunkan kepada mereka. Tidak ada yang lebih zalim daripada orang yang menyembunyikan kesaksian Allah yang secara pasti diketahuinya berasal dari Allah, seperti yang dilakukan oleh Ahli Kitab. Allah tidak lalai terhadap perbuatan kalian, dan Dia akan membalas kalian dengan balasan yang setimpal dengan perbuatan kalian.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
تِلۡكَ أُمَّةٞ قَدۡ خَلَتۡۖ لَهَا مَا كَسَبَتۡ وَلَكُم مَّا كَسَبۡتُمۡۖ وَلَا تُسۡـَٔلُونَ عَمَّا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ
Itulah umat yang telah berlalu sebelum kalian. Mereka telah menemui (balasan) amal perbuatan yang telah mereka lakukan. Mereka akan mendapatkan balasan amal perbuatan mereka, dan kalian pun akan mendapatkan balasan amal perbuatan kalian. Kalian tidak akan ditanya tentang amalan mereka, dan mereka pun tidak akan ditanya tentang amalan kalian, sehingga tidak ada seorang pun yang akan dihukum karena dosa orang lain, dan tidak ada seorang pun yang akan mendapat manfaat dari apa yang dilakukan orang lain karena setiap orang akan mendapatkan balasan atas apa yang diperbuatnya.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
سوودەکانی ئایەتەکان لەم پەڕەیەدا:
• أن دعوى أهل الكتاب أنهم على الحق لا تنفعهم وهم يكفرون بما أنزل الله على نبيه محمد صلى الله عليه وسلم.
· Klaim Ahli Kitab yang mengaku bahwa mereka berada di jalan yang benar tidak ada gunanya bagi mereka, sepanjang mereka kafir kepada agama yang Allah turunkan kepada Nabi Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-.

• سُمِّي الدين صبغة لظهور أعماله وسَمْته على المسلم كما يظهر أثر الصبغ في الثوب.
· Agama disebut juga dengan ṣibgah (celupan) karena pengaruh dan ciri-cirinya tampak pada seorang muslim, sebagaimana tampaknya celupan pewarna pada kain.

• أن الله تعالى قد رَكَزَ في فطرةِ خلقه جميعًا الإقرارَ بربوبيته وألوهيته، وإنما يضلهم عنها الشيطان وأعوانه.
· Sesungguhnya Allah -Ta'ālā- telah menanamkan pengakuan terhadap sifat Rubūbiyah dan Ulūhiyah-Nya di dalam fitrah semua manusia. Namun, setan dan kawan-kawannya menyesatkan mereka.

۞ سَيَقُولُ ٱلسُّفَهَآءُ مِنَ ٱلنَّاسِ مَا وَلَّىٰهُمۡ عَن قِبۡلَتِهِمُ ٱلَّتِي كَانُواْ عَلَيۡهَاۚ قُل لِّلَّهِ ٱلۡمَشۡرِقُ وَٱلۡمَغۡرِبُۚ يَهۡدِي مَن يَشَآءُ إِلَىٰ صِرَٰطٖ مُّسۡتَقِيمٖ
Orang-orang bodoh dan lemah akal dari kalangan Yahudi, serta orang-orang munafik yang seperti mereka bertanya, “Apa yang membuat orang-orang Islam berpaling dari kiblat Baitulmaqdis yang menjadi kiblat mereka sebelumnya?” Katakanlah -wahai Nabi- untuk menjawab pertanyaan mereka, “Allahlah satu-satunya pemilik kerajaan timur, barat dan arah mata angin lainnya. Dia berhak menghadapkan siapa saja di antara hamba-hamba-Nya ke arah tertentu yang dihendaki-Nya, dan Dialah yang menunjukkan hamba-hamba-Nya yang Dia kehendaki ke jalan lurus, yang tidak bengkok dan tidak menyimpang.”
تەفسیرە عەرەبیەکان:
وَكَذَٰلِكَ جَعَلۡنَٰكُمۡ أُمَّةٗ وَسَطٗا لِّتَكُونُواْ شُهَدَآءَ عَلَى ٱلنَّاسِ وَيَكُونَ ٱلرَّسُولُ عَلَيۡكُمۡ شَهِيدٗاۗ وَمَا جَعَلۡنَا ٱلۡقِبۡلَةَ ٱلَّتِي كُنتَ عَلَيۡهَآ إِلَّا لِنَعۡلَمَ مَن يَتَّبِعُ ٱلرَّسُولَ مِمَّن يَنقَلِبُ عَلَىٰ عَقِبَيۡهِۚ وَإِن كَانَتۡ لَكَبِيرَةً إِلَّا عَلَى ٱلَّذِينَ هَدَى ٱللَّهُۗ وَمَا كَانَ ٱللَّهُ لِيُضِيعَ إِيمَٰنَكُمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ بِٱلنَّاسِ لَرَءُوفٞ رَّحِيمٞ
Sebagaimana Kami telah memberi kalian kiblat yang Kami ridai untuk kalian, Kami pun telah menjadikan kalian sebagai umat terbaik, adil dan pertengahan di antara umat-umat lainnya, baik dalam hal akidah, ibadah maupun muamalah, supaya kalian kelak pada hari Kiamat menjadi saksi bagi para utusan Allah bahwa mereka telah menyampaikan apa yang Allah perintahkan kepada mereka untuk disampaikan kepada umat mereka. Juga supaya Rasulullah, Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- menjadi saksi atas kalian bahwa dia telah menyampaikan kepada kalian apa yang harus dia sampaikan. Sungguh, tidaklah Kami menjadikan pengalihan kiblatmu yang pertama itu -yaitu Baitulmaqdis- kecuali supaya Kami mengetahui secara nyata balasan apa yang akan diterima oleh orang yang mau menerima ketentuan Allah secara sukarela dan tunduk kepada-Nya, kemudian mengikuti Rasulullah. Juga supaya Kami mengetahui siapa yang murtad dari agamanya dan mengikuti hawa nafsunya, sehingga tidak mau tunduk kepada ketentuan Allah. Peristiwa pengalihan dari kiblat yang pertama ini terasa sangat berat kecuali bagi orang-orang yang mendapat bimbingan dari Allah untuk beriman kepada-Nya dan percaya bahwa apa pun yang ditetapkan Allah bagi hamba-hamba-Nya pasti didasari oleh hikmah-hikmah tertentu yang sangat bijaksana. Sungguh, Allah tidak akan menyia-nyiakan iman kalian kepada-Nya, termasuk salat yang kalian lakukan sebelum pengalihan kiblat, karena sesungguhnya Allah Maha Penyantun lagi Maha Penyayang, Dia tidak akan memberatkan mereka dan tidak akan menyia-nyiakan pahala amal perbuatan mereka.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
قَدۡ نَرَىٰ تَقَلُّبَ وَجۡهِكَ فِي ٱلسَّمَآءِۖ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبۡلَةٗ تَرۡضَىٰهَاۚ فَوَلِّ وَجۡهَكَ شَطۡرَ ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡحَرَامِۚ وَحَيۡثُ مَا كُنتُمۡ فَوَلُّواْ وُجُوهَكُمۡ شَطۡرَهُۥۗ وَإِنَّ ٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡكِتَٰبَ لَيَعۡلَمُونَ أَنَّهُ ٱلۡحَقُّ مِن رَّبِّهِمۡۗ وَمَا ٱللَّهُ بِغَٰفِلٍ عَمَّا يَعۡمَلُونَ
Sungguh Kami telah melihat gerak-gerik wajah dan pandanganmu -wahai Nabi- ke arah langit untuk menunggu turunnya wahyu tentang pengalihan arah kiblat yang engkau inginkan. Lalu Kami benar-benar menghadapkanmu ke arah kiblat yang engkau ridai dan sukai, yaitu Baitullah (Ka'bah), sebagai pengganti Baitulmaqdis yang sekarang. Sebab itu, hadapkanlah wajahmu ke arah Baitullah yang ada di Makkah al-Mukarramah, sehingga di manapun kalian -wahai orang-orang mukmin- berada, hadapkanlah wajah kalian ke arahnya ketika menunaikan salat. Sesungguhnya orang-orang yang telah diberikan kitab suci, baik Yahudi maupun Nasrani benar-benar mengetahui bahwa pengalihan kiblat ini adalah kebenaran yang turun dari Tuhan yang menciptakan mereka dan mengatur urusan mereka, karena kebenaran itu telah tertulis di dalam kitab suci mereka. Allah tidak lalai terhadap perbuatan orang-orang yang berpaling dari kebenaran, bahkan Allah mengetahuinya dan akan memberi mereka balasan yang setimpal.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
وَلَئِنۡ أَتَيۡتَ ٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡكِتَٰبَ بِكُلِّ ءَايَةٖ مَّا تَبِعُواْ قِبۡلَتَكَۚ وَمَآ أَنتَ بِتَابِعٖ قِبۡلَتَهُمۡۚ وَمَا بَعۡضُهُم بِتَابِعٖ قِبۡلَةَ بَعۡضٖۚ وَلَئِنِ ٱتَّبَعۡتَ أَهۡوَآءَهُم مِّنۢ بَعۡدِ مَا جَآءَكَ مِنَ ٱلۡعِلۡمِ إِنَّكَ إِذٗا لَّمِنَ ٱلظَّٰلِمِينَ
Demi Allah! Jika engkau -wahai Nabi- datang kepada orang-orang yang telah diberi kitab suci, baik orang-orang Yahudi maupun Nasrani dengan membawa setiap ayat dan bukti yang menunjukkan bahwa pengalihan kiblat itu adalah benar, niscaya mereka tidak akan mau menghadap ke arah kiblatmu karena mereka memang menolak agama yang engkau bawa dan enggan mengikuti kebenaran. Engkau tidak akan menghadap ke arah kiblat mereka setelah Allah memalingkanmu dari kiblat itu. Sebagian dari mereka pun tidak akan menghadap ke arah kiblat sebagian yang lain karena masing-masing dari mereka mengafirkan golongan yang lain. Namun, jika engkau mengikuti hawa nafsu orang-orang itu -dalam urusan kiblat dan ketentuan-ketentuan hukum lainnya setelah engkau mendapatkan ilmu yang benar dan tidak ada keraguan terhadapnya- sesungguhnya ketika itu engkau benar-benar termasuk orang-orang yang zalim karena telah meninggalkan petunjuk dan mengikuti hawa nafsu. Kata-kata ini ditujukan kepada Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- untuk menunjukkan betapa buruknya tindakan mengikuti orang-orang tersebut. Jika tidak, maka Allah telah memelihara Nabi-Nya dari tindakan tersebut. Kata-kata ini juga merupakan peringatan bagi umatnya sepeninggalnya.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
سوودەکانی ئایەتەکان لەم پەڕەیەدا:
• أن الاعتراض على أحكام الله وشرعه والتغافل عن مقاصدها دليل على السَّفَه وقلَّة العقل.
· Melawan ketentuan hukum dan syariat Allah serta mengabaikan tujuan-tujuannya menunjukkan kebodohan dan kekurangwarasan.

• فضلُ هذه الأمة وشرفها، حيث أثنى عليها الله ووصفها بالوسطية بين سائر الأمم.
· Besarnya keutamaan dan kemuliaan umat ini karena Allah telah memujinya dan menyebutnya sebagai umat pertengahan di antara umat-umat lainnya.

• التحذير من متابعة أهل الكتاب في أهوائهم؛ لأنهم أعرضوا عن الحق بعد معرفته.
· Peringatan agar tidak mengikuti hawa nafsu Ahli Kitab karena mereka telah berpaling dari kebenaran setelah mengetahuinya.

• جواز نَسْخِ الأحكام الشرعية في الإسلام زمن نزول الوحي، حيث نُسِخَ التوجه إلى بيت المقدس، وصار إلى المسجد الحرام.
· Dimungkinkan adanya penghapusan hukum syariat di dalam Islam pada masa turunnya wahyu, seperti dihapusnya keharusan menghadap ke Baitulmaqdis dan diganti dengan keharusan menghadap ke arah Masjidilharam (Ka'bah).

ٱلَّذِينَ ءَاتَيۡنَٰهُمُ ٱلۡكِتَٰبَ يَعۡرِفُونَهُۥ كَمَا يَعۡرِفُونَ أَبۡنَآءَهُمۡۖ وَإِنَّ فَرِيقٗا مِّنۡهُمۡ لَيَكۡتُمُونَ ٱلۡحَقَّ وَهُمۡ يَعۡلَمُونَ
Para ulama Yahudi dan Nasrani yang telah Kami beri al-Kitab (Taurat dan Injil) mengenal sosok Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- dengan baik, sebagaimana mereka mengenal anak-anak mereka sendiri, sehingga bisa membedakan mereka dengan anak-anak yang lain. Namun demikian ada sekelompok orang dari mereka yang benar-benar menyembunyikan kebenaran yang ada padanya karena rasa iri hati yang ada di dalam diri mereka. Mereka melakukan hal itu padahal mereka tahu bahwa itu adalah kebenaran.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
ٱلۡحَقُّ مِن رَّبِّكَ فَلَا تَكُونَنَّ مِنَ ٱلۡمُمۡتَرِينَ
Inilah kebenaran yang datang dari Tuhanmu maka jangan sekali-kali engkau -wahai Rasul- termasuk orang-orang yang meragukan kebenarannya.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
وَلِكُلّٖ وِجۡهَةٌ هُوَ مُوَلِّيهَاۖ فَٱسۡتَبِقُواْ ٱلۡخَيۡرَٰتِۚ أَيۡنَ مَا تَكُونُواْ يَأۡتِ بِكُمُ ٱللَّهُ جَمِيعًاۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٖ قَدِيرٞ
Setiap umat mempunyai arah tertentu yang mereka jadikan sebagai kiblat, baik sifatnya kongkrit maupun abstrak. Salah satunya ialah perselisihan mereka tentang arah kiblat dan apa yang Allah syariatkan untuk mereka. Jadi, tidak ada masalah bila arah kiblat mereka bermacam-macam, jika hal itu berdasarkan perintah dan ketentuan Allah. Oleh sebab itu, berlomba-lombalah kamu -wahai orang-orang beriman- untuk melakukan kebajikan yang diperintahkan kepadamu. Lalu kelak pada hari Kiamat Allah akan mengumpulkan kalian dari mana pun kalian berasal untuk memberimu balasan yang setimpal dengan amal perbuatanmu. Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu sehingga tidak ada sesuatu pun yang dapat menghalangi-Nya untuk mengumpulkanmu dan memberikan balasan kepadamu.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
وَمِنۡ حَيۡثُ خَرَجۡتَ فَوَلِّ وَجۡهَكَ شَطۡرَ ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡحَرَامِۖ وَإِنَّهُۥ لَلۡحَقُّ مِن رَّبِّكَۗ وَمَا ٱللَّهُ بِغَٰفِلٍ عَمَّا تَعۡمَلُونَ
Dari mana pun dan di mana pun engkau -wahai Nabi - dan para pengikutmu, jika engkau hendak menunaikan salat maka menghadaplah ke arah Masjidilharam karena itu adalah kebenaran yang diwahyukan kepadamu dari Tuhanmu. Allah tidak lalai terhadap apa yang kamu perbuat, bahkan Dia senantiasa melihat perbuatanmu dan akan memberimu balasan yang setimpal.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
وَمِنۡ حَيۡثُ خَرَجۡتَ فَوَلِّ وَجۡهَكَ شَطۡرَ ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡحَرَامِۚ وَحَيۡثُ مَا كُنتُمۡ فَوَلُّواْ وُجُوهَكُمۡ شَطۡرَهُۥ لِئَلَّا يَكُونَ لِلنَّاسِ عَلَيۡكُمۡ حُجَّةٌ إِلَّا ٱلَّذِينَ ظَلَمُواْ مِنۡهُمۡ فَلَا تَخۡشَوۡهُمۡ وَٱخۡشَوۡنِي وَلِأُتِمَّ نِعۡمَتِي عَلَيۡكُمۡ وَلَعَلَّكُمۡ تَهۡتَدُونَ
Dari mana pun engkau -wahai Nabi- jika engkau hendak menunaikan salat maka menghadaplah ke arah Masjidilharam dan di mana pun kalian -wahai orang-orang mukmin- hadapkanlah wajah kalian ke arah Masjidilharam jika hendak menunaikan salat, agar manusia tidak mempunyai alasan untuk membantah kalian, kecuali orang-orang yang zalim karena mereka akan tetap membangkang dan membantah kalian dengan dalil-dalil yang sangat lemah. Sebab itu, janganlah kalian takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada Tuhanmu saja, yaitu dengan cara melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya; karena Allah telah menetapkan keharusan menghadap Ka'bah (ketika salat) untuk menyempurnakan nikmat-Nya kepada kalian dengan membuat kalian berbeda dari umat-umat lainnya dan juga untuk menunjukkan kalian kepada kiblat yang paling mulia bagi manusia.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
كَمَآ أَرۡسَلۡنَا فِيكُمۡ رَسُولٗا مِّنكُمۡ يَتۡلُواْ عَلَيۡكُمۡ ءَايَٰتِنَا وَيُزَكِّيكُمۡ وَيُعَلِّمُكُمُ ٱلۡكِتَٰبَ وَٱلۡحِكۡمَةَ وَيُعَلِّمُكُم مَّا لَمۡ تَكُونُواْ تَعۡلَمُونَ
Kami juga memberikan nikmat yang lain kepada kalian, yaitu Kami mengirimkan kepada kalian seorang rasul dari bangsa kalian sendiri yang bertugas membacakan ayat-ayat Kami dan menyucikan kalian melalui keutamaan-keutamaan dan kebajikan yang dia perintahkan dan memperingatkan kehinaan-kehinaan dan kemungkaran yang dia larang untuk kalian. Dia juga mengajarkan Al-Qur`ān dan Sunnah kepada kalian, dan mengajarkan apa yang belum kalian ketahui terkait urusan-urusan agama dan dunia kalian.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
فَٱذۡكُرُونِيٓ أَذۡكُرۡكُمۡ وَٱشۡكُرُواْ لِي وَلَا تَكۡفُرُونِ
Ingatlah Aku dengan hati dan anggota badan kalian, niscaya Aku akan mengingat kalian dengan memuji dan menjaga kalian karena setiap perbuatan akan berbalas perbuatan serupa. Juga syukurilah nikmat-nikmat yang telah Aku berikan kepada kalian, serta jangan kufur kepada-Ku dengan mengingkari nikmat-nikmat-Ku dan menggunakannya untuk hal-hal yang diharamkan bagi kalian.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱسۡتَعِينُواْ بِٱلصَّبۡرِ وَٱلصَّلَوٰةِۚ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلصَّٰبِرِينَ
Wahai orang-orang yang beriman! Mintalah pertolongan dengan kesabaran dan salat untuk melakukan ketaatan kepada-Ku dan tunduk pada perintah-Ku. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar. Dia senantiasa membimbing dan menolong mereka.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
سوودەکانی ئایەتەکان لەم پەڕەیەدا:
• إطالة الحديث في شأن تحويل القبلة؛ لما فيه من الدلالة على نبوة محمد صلى الله عليه وسلم.
· Pembicaraan tentang perubahan arah kiblat diperpanjang karena di dalamnya terdapat bukti kenabian Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-.

• ترك الجدال والاشتغالُ بالطاعات والمسارعة إلى الله أنفع للمؤمن عند ربه يوم القيامة.
· Menghindari perdebatan, menyibukkan diri dengan ketaatan, dan bergegas menuju Allah lebih berguna bagi seorang mukmin di sisi Tuhannya kelak di hari Kiamat.

• أن الأعمال الصالحة الموصلة إلى الله متنوعة ومتعددة، وينبغي للمؤمن أن يسابق إلى فعلها؛ طلبًا للأجر من الله تعالى.
· Amal saleh yang dapat mengantarkan seseorang kepada Allah sangat beragam dan banyak sekali jenisnya. Sebab itu, setiap mukmin hendaknya bergegas untuk mengamalkannya semampunya demi meraih pahala dari Allah -Ta'ālā-.

• عظم شأن ذكر الله -جلّ وعلا- حيث يكون ثوابه ذكر العبد في الملأ الأعلى.
· Agungnya perkara zikir bagi Allah -Jalla wa 'alā-, yang pahalanya adalah hamba yang berzikir itu akan disebut oleh Allah di hadapan para malaikat yang tertinggi.

وَلَا تَقُولُواْ لِمَن يُقۡتَلُ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ أَمۡوَٰتُۢۚ بَلۡ أَحۡيَآءٞ وَلَٰكِن لَّا تَشۡعُرُونَ
Janganlah kamu -wahai orang-orang mukmin- mengatakan bahwa orang-orang yang gugur di medan jihad fi sabilillah itu mati seperti yang lain. Mereka itu hidup di sisi Tuhan mereka, tetapi kamu tidak mengetahui kehidupan mereka, karena kehidupan mereka itu adalah kehidupan istimewa yang tidak ada cara lain untuk mengetahuinya kecuali melalui wahyu dari Allah -Ta'ālā-.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
وَلَنَبۡلُوَنَّكُم بِشَيۡءٖ مِّنَ ٱلۡخَوۡفِ وَٱلۡجُوعِ وَنَقۡصٖ مِّنَ ٱلۡأَمۡوَٰلِ وَٱلۡأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ
Sungguh Kami benar-benar akan menguji kalian dengan aneka musibah, yakni dengan sedikit rasa takut kepada musuh, rasa lapar karena kekurangan makanan, kekurangan harta benda karena hilang atau sulit mendapatkannya, berkurangnya jiwa akibat bencana yang menelan korban jiwa atau gugur di medan jihad fi sabilillah, dan berkurangnya buah-buahan yang tumbuh di muka bumi. Berikanlah -wahai Nabi- kabar gembira kepada orang-orang yang sabar menghadapi musibah tersebut, bahwa mereka akan mendapatkan sesuatu yang menyenangkan hati mereka di dunia dan di akhirat.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
ٱلَّذِينَ إِذَآ أَصَٰبَتۡهُم مُّصِيبَةٞ قَالُوٓاْ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّآ إِلَيۡهِ رَٰجِعُونَ
Yaitu orang-orang yang apabila ditimpa salah satu musibah dari musibah-musibah tersebut mereka berkata dengan nada rida dan pasrah, “Sesungguhnya kami adalah milik Allah yang dapat memperlakukan kami menurut kehendak-Nya, dan sesungguhnya kami akan kembali kepadanya kelak pada hari Kiamat. Dialah yang telah menciptakan kami dan menganugerahkan beragam nikmat kepada kami. Dialah juga tempat kami kembali dan ujung dari urusan kami.”
تەفسیرە عەرەبیەکان:
أُوْلَٰٓئِكَ عَلَيۡهِمۡ صَلَوَٰتٞ مِّن رَّبِّهِمۡ وَرَحۡمَةٞۖ وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُهۡتَدُونَ
Orang-orang yang memiliki sifat semacam itu akan disanjung oleh Allah di hadapan sekumpulan malaikat yang paling tinggi dan mendapatkan rahmat dari-Nya. Mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk ke jalan yang benar.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
۞ إِنَّ ٱلصَّفَا وَٱلۡمَرۡوَةَ مِن شَعَآئِرِ ٱللَّهِۖ فَمَنۡ حَجَّ ٱلۡبَيۡتَ أَوِ ٱعۡتَمَرَ فَلَا جُنَاحَ عَلَيۡهِ أَن يَطَّوَّفَ بِهِمَاۚ وَمَن تَطَوَّعَ خَيۡرٗا فَإِنَّ ٱللَّهَ شَاكِرٌ عَلِيمٌ
Sesungguhnya dua bukit yang dikenal dengan nama Ṣafā dan Marwah di dekat Ka'bah itu termasuk tanda-tanda syariat Islam yang nyata, maka barang siapa yang pergi ke Baitullah untuk menunaikan ibadah haji atau umrah tidak ada dosa baginya untuk melaksanakan sai di antara kedua bukit tersebut. Pernyataan “tidak ada dosa” di sini dimaksudkan untuk menenteramkan hati sebagian orang Islam yang segan melaksanakan sai di sana karena menganggap itu adalah bagian dari ritual jahiliah. Allah menjelaskan bahwa sai di antara Ṣafā dan Marwah adalah bagian dari manasik haji. Barang siapa melaksanakan ibadah-ibadah sunah secara sukarela dan ikhlas karena Allah, maka Allah akan berterima kasih kepadanya. Dia akan menerima ibadahnya dan akan memberinya balasan yang setimpal, karena Dia Maha Mengetahui siapa yang berbuat baik dan berhak mendapatkan pahala.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
إِنَّ ٱلَّذِينَ يَكۡتُمُونَ مَآ أَنزَلۡنَا مِنَ ٱلۡبَيِّنَٰتِ وَٱلۡهُدَىٰ مِنۢ بَعۡدِ مَا بَيَّنَّٰهُ لِلنَّاسِ فِي ٱلۡكِتَٰبِ أُوْلَٰٓئِكَ يَلۡعَنُهُمُ ٱللَّهُ وَيَلۡعَنُهُمُ ٱللَّٰعِنُونَ
Sesungguhnya orang-orang Yahudi, Nasrani dan lainnya yang menyembunyikan keterangan (wahyu) yang Kami turunkan, yang menunjukkan kebenaran Nabi dan agama yang dibawanya, setelah Kami tunjukkan dengan jelas kepada manusia di dalam kitab-kitab suci mereka, mereka itu akan diusir oleh Allah dari rahmat-Nya. Mereka juga akan dikutuk oleh para malaikat, para nabi dan seluruh umat manusia agar mereka dijauhkan dari rahmat Allah.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
إِلَّا ٱلَّذِينَ تَابُواْ وَأَصۡلَحُواْ وَبَيَّنُواْ فَأُوْلَٰٓئِكَ أَتُوبُ عَلَيۡهِمۡ وَأَنَا ٱلتَّوَّابُ ٱلرَّحِيمُ
Kecuali orang-orang yang kembali kepada Allah sembari menyesali tindakan menyembunyikan ayat-ayat yang jelas tersebut dan memperbaiki amal perbuatan mereka, baik lahir maupun batin, serta memberikan keterangan yang jelas perihal kebenaran dan petunjuk yang telah mereka sembunyikan tersebut. Mereka itu akan Aku terima tobatnya, karena Aku adalah Tuhan Yang Maha Menerima tobat para hamba yang mau bertobat lagi Maha Penyayang kepada mereka.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ وَمَاتُواْ وَهُمۡ كُفَّارٌ أُوْلَٰٓئِكَ عَلَيۡهِمۡ لَعۡنَةُ ٱللَّهِ وَٱلۡمَلَٰٓئِكَةِ وَٱلنَّاسِ أَجۡمَعِينَ
Sesungguhnya orang-orang kafir dan mati dalam kekafiran sebelum bertobat, mereka itu akan dilaknat oleh Allah dengan mengusir mereka dari rahmat-Nya, dan mereka juga akan didoakan oleh para malaikat dan seluruh umat manusia agar diusir dan dijauhkan dari rahmat Allah.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
خَٰلِدِينَ فِيهَا لَا يُخَفَّفُ عَنۡهُمُ ٱلۡعَذَابُ وَلَا هُمۡ يُنظَرُونَ
Kutukan itu akan terus melekat pada diri mereka. Siksa mereka tidak akan diringankan walaupun satu hari saja, dan mereka tidak akan diberi tenggang waktu di hari Kiamat.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
وَإِلَٰهُكُمۡ إِلَٰهٞ وَٰحِدٞۖ لَّآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلرَّحۡمَٰنُ ٱلرَّحِيمُ
Tuhan yang berhak kamu sembah -wahai manusia- ialah Tuhan Yang Maha Esa, yang esa dalam zat dan sifat-sifat-Nya. Tidak ada tuhan lain yang berhak disembah selain Dia. Dia adalah Tuhan Yang Maha Pengasih dengan seluas-luasnya dan Maha Penyayang kepada hamba-hamba-Nya karena Dia telah memberikan nikmat tak terhingga kepada mereka.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
سوودەکانی ئایەتەکان لەم پەڕەیەدا:
• الابتلاء سُنَّة الله تعالى في عباده، وقد وعد الصابرين على ذلك بأعظم الجزاء وأكرم المنازل.
· Ujian adalah sunatullah (ketetapan Allah) yang berlaku bagi hamba-hamba-Nya, dan Allah menjanjikan ganjaran yang sangat besar dan kedudukan yang sangat mulia bagi orang-orang yang sabar dalam menghadapi ujian tersebut.

• مشروعية السعي بين الصفا والمروة لمن حج البيت أو اعتمر.
· Anjuran melaksanakan sai di antara Ṣafā dan Marwah bagi orang yang menunaikan ibadah haji dan umrah.

• من أعظم الآثام وأشدها عقوبة كتمان الحق الذي أنزله الله، والتلبيس على الناس، وإضلالهم عن الهدى الذي جاءت به الرسل.
· Salah satu dosa yang paling besar dan paling berat hukumannya ialah menyembunyikan kebenaran yang diturunkan oleh Allah, mengelabui dan menyesatkan mereka dari petunjuk yang dibawa oleh para rasul.

إِنَّ فِي خَلۡقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَٱخۡتِلَٰفِ ٱلَّيۡلِ وَٱلنَّهَارِ وَٱلۡفُلۡكِ ٱلَّتِي تَجۡرِي فِي ٱلۡبَحۡرِ بِمَا يَنفَعُ ٱلنَّاسَ وَمَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مِن مَّآءٖ فَأَحۡيَا بِهِ ٱلۡأَرۡضَ بَعۡدَ مَوۡتِهَا وَبَثَّ فِيهَا مِن كُلِّ دَآبَّةٖ وَتَصۡرِيفِ ٱلرِّيَٰحِ وَٱلسَّحَابِ ٱلۡمُسَخَّرِ بَيۡنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلۡأَرۡضِ لَأٓيَٰتٖ لِّقَوۡمٖ يَعۡقِلُونَ
Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi beserta makhluk-makhluk yang ada di dalamnya, pada pergantian malam dan siang beserta isinya yang terdiri dari hidup dan mati, suka dan duka, kaya dan miskin, pada bahtera yang berlayar di laut sambil membawa barang-barang yang berguna bagi manusia, seperti makanan, pakaian, dagangan dan kebutuhan-kebutuhan lainnya, pada air hujan yang Allah turunkan dari langit kemudian Dia gunakan untuk menghidupkan bumi dengan cara menumbuhkan tanaman dan rumput di atasnya, pada makhluk-makhluk hidup yang Allah tebarkan di muka bumi, pada pengalihan angin dari satu arah ke arah yang lain, dan pada awan yang digantung di antara langit dan bumi, sesungguhnya pada semua fenomena itu terdapat tanda-tanda yang nyata-nyata menunjukkan keesaan Allah bagi orang-orang yang bisa memikirkan bukti-bukti dan memahami dalil-dalil dan tanda-tanda.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَتَّخِذُ مِن دُونِ ٱللَّهِ أَندَادٗا يُحِبُّونَهُمۡ كَحُبِّ ٱللَّهِۖ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ أَشَدُّ حُبّٗا لِّلَّهِۗ وَلَوۡ يَرَى ٱلَّذِينَ ظَلَمُوٓاْ إِذۡ يَرَوۡنَ ٱلۡعَذَابَ أَنَّ ٱلۡقُوَّةَ لِلَّهِ جَمِيعٗا وَأَنَّ ٱللَّهَ شَدِيدُ ٱلۡعَذَابِ
Meskipun ada tanda-tanda yang sangat jelas itu ternyata masih ada sebagian orang yang mencari tuhan-tuhan selain Allah untuk dijadikan sebagai tandingan Allah. Mereka mencintai tuhan-tuhan itu sebagaimana mereka mencintai Allah. Tetapi, cinta orang-orang mukmin kepada Allah lebih besar daripada cinta orang-orang tersebut kepada tuhan-tuhan sesembahan mereka karena orang-orang mukmin itu tidak menyekutukan Allah dengan siapa pun dan mereka mencintai Allah di kala senang maupun susah. Sebaliknya, orang-orang musyrik itu hanya mencintai tuhan-tuhan mereka di kala senang saja. Namun, di kala susah mereka hanya memohon kepada Allah. Sekiranya orang-orang yang berbuat zalim dengan cara menyekutukan Allah dan melakukan keburukan itu melihat kondisi diri mereka di akhirat, yaitu ketika mereka menyaksikan azab, niscaya mereka akan tahu bahwa satu-satunya pemilik semua kekuatan adalah Allah, dan bahwa Dia Mahakeras azab-Nya bagi orang-orang yang durhaka kepada-Nya. Sekiranya mereka melihat hal itu, niscaya mereka tidak akan menyekutukan Allah dengan siapa pun.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
إِذۡ تَبَرَّأَ ٱلَّذِينَ ٱتُّبِعُواْ مِنَ ٱلَّذِينَ ٱتَّبَعُواْ وَرَأَوُاْ ٱلۡعَذَابَ وَتَقَطَّعَتۡ بِهِمُ ٱلۡأَسۡبَابُ
Hal itu terjadi ketika para pemimpin yang menjadi panutan berlepas tangan dari orang-orang lemah yang menjadi pengikut mereka, karena para pemimpin itu menyaksikan betapa dahsyatnya peristiwa-peristiwa yang terjadi di hari Kiamat dan mereka merasa tidak berdaya untuk menyelamatkan diri mereka.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
وَقَالَ ٱلَّذِينَ ٱتَّبَعُواْ لَوۡ أَنَّ لَنَا كَرَّةٗ فَنَتَبَرَّأَ مِنۡهُمۡ كَمَا تَبَرَّءُواْ مِنَّاۗ كَذَٰلِكَ يُرِيهِمُ ٱللَّهُ أَعۡمَٰلَهُمۡ حَسَرَٰتٍ عَلَيۡهِمۡۖ وَمَا هُم بِخَٰرِجِينَ مِنَ ٱلنَّارِ
Orang-orang lemah dan para pengikut itu pun berkata, “Seandainya kami bisa kembali lagi ke dunia, lalu kami berlepas tangan dari para pemimpin kami, sebagaimana mereka berlepas tangan dari kami." Sebagaimana Allah memperlihatkan kepada mereka azab yang berat di akhirat, Allah juga akan memperlihatkan akibat dari tindakan mereka mengikuti para pemimpin dalam kebatilan dalam bentuk penyesalan dan kesedihan yang mendalam, dan mereka tidak akan keluar dari neraka untuk selama-lamanya.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ كُلُواْ مِمَّا فِي ٱلۡأَرۡضِ حَلَٰلٗا طَيِّبٗا وَلَا تَتَّبِعُواْ خُطُوَٰتِ ٱلشَّيۡطَٰنِۚ إِنَّهُۥ لَكُمۡ عَدُوّٞ مُّبِينٌ
Wahai manusia! Makanlah dari apa yang ada di bumi, baik dari hewan, tumbuh-tumbuhan maupun pohon-pohonan yang diperoleh dengan cara yang halal dan memiliki kandungan yang baik, tidak jorok, serta janganlah kalian mengikuti jalan setan yang menggoda kalian secara bertahap, karena setan itu adalah musuh yang nyata bagi kalian. Orang yang berakal sehat tidak boleh mengikuti musuhnya yang selalu berusaha keras untuk mencelakakan dan menyesatkannya.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
إِنَّمَا يَأۡمُرُكُم بِٱلسُّوٓءِ وَٱلۡفَحۡشَآءِ وَأَن تَقُولُواْ عَلَى ٱللَّهِ مَا لَا تَعۡلَمُونَ
Sesungguhnya setan itu senantiasa menyuruh kalian melakukan perbuatan buruk dan dosa besar, serta mendorong kalian untuk berbicara tentang masalah akidah dan syariat tanpa ilmu yang bersumber dari Allah atau dari para rasul-Nya.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
سوودەکانی ئایەتەکان لەم پەڕەیەدا:
• المؤمنون بالله حقًّا هم أعظم الخلق محبة لله؛ لأنهم يطيعونه على كل حال في السراء والضراء، ولا يشركون معه أحدًا.
· Orang-orang yang benar-benar beriman kepada Allah adalah makhluk yang paling besar cintanya kepada Allah karena mereka patuh kepada-Nya dalam segala keadaan, baik senang maupun susah, dan mereka juga tidak menyekutukan Allah dengan siapa pun.

• في يوم القيامة تنقطع كل الروابط، ويَبْرَأُ كل خليل من خليله، ولا يبقى إلا ما كان خالصًا لله تعالى.
· Semua hubungan yang ada di dunia akan terputus pada hari Kiamat. Setiap orang akan berlepas tangan dari sahabatnya. Tidak ada hubungan yang tersisa selain hubungan yang murni karena Allah.

• التحذير من كيد الشيطان لتنوع أساليبه وخفائها وقربها من مشتهيات النفس.
· Peringatan atas bahaya tipudaya setan karena keanekaragaman caranya, kesamarannya dan kedekatannya dengan keinginan hawa nafsu.

وَإِذَا قِيلَ لَهُمُ ٱتَّبِعُواْ مَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ قَالُواْ بَلۡ نَتَّبِعُ مَآ أَلۡفَيۡنَا عَلَيۡهِ ءَابَآءَنَآۚ أَوَلَوۡ كَانَ ءَابَآؤُهُمۡ لَا يَعۡقِلُونَ شَيۡـٔٗا وَلَا يَهۡتَدُونَ
Apabila dikatakan kepada orang-orang kafir itu, “Ikutilah petunjuk dan cahaya yang Allah turunkan,” mereka menjawab dengan disertai penentangan, “Kami akan mengikuti keyakinan dan tradisi yang dianut oleh leluhur kami.” Apakah mereka akan tetap mengikuti leluhur mereka sekalipun para leluhur mereka itu tidak mengerti sedikit pun tentang petunjuk dan cahaya dari Allah, dan tidak mengikuti jalan kebenaran yang direstui oleh Allah?!
تەفسیرە عەرەبیەکان:
وَمَثَلُ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ كَمَثَلِ ٱلَّذِي يَنۡعِقُ بِمَا لَا يَسۡمَعُ إِلَّا دُعَآءٗ وَنِدَآءٗۚ صُمُّۢ بُكۡمٌ عُمۡيٞ فَهُمۡ لَا يَعۡقِلُونَ
Perumpamaan orang-orang kafir yang mengikuti leluhur mereka itu adalah seperti penggembala yang berteriak kepada binatang gembalaannya, maka binatang itu mendengar suaranya tetapi tidak memahami ucapannya. Jadi, telinga mereka tidak bisa mendengar suara kebenaran dan tidak mendapatkan manfaat apa pun darinya. Mulut mereka pun bisu, tidak dapat mengucapkan ucapan yang benar, dan mata mereka buta, tidak dapat melihat kebenaran. Oleh karena itulah, mereka tidak bisa memahami petunjuk yang engkau serukan kepada mereka.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُلُواْ مِن طَيِّبَٰتِ مَا رَزَقۡنَٰكُمۡ وَٱشۡكُرُواْ لِلَّهِ إِن كُنتُمۡ إِيَّاهُ تَعۡبُدُونَ
Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan mengikuti Rasul-Nya! Makanlah dari rezeki yang Allah berikan kepada kalian dan Dia perbolehkan untuk kalian, serta bersyukurlah kepada Allah secara lahir dan batin atas semua karunia yang Dia berikan kepada kalian. Salah satu bentuk syukur kepada-Nya ialah melakukan ketaatan kepada-Nya dan menjauhi maksiat terhadap-Nya. Ini jika kalian benar-benar mengabdi kepada-Nya semata dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
إِنَّمَا حَرَّمَ عَلَيۡكُمُ ٱلۡمَيۡتَةَ وَٱلدَّمَ وَلَحۡمَ ٱلۡخِنزِيرِ وَمَآ أُهِلَّ بِهِۦ لِغَيۡرِ ٱللَّهِۖ فَمَنِ ٱضۡطُرَّ غَيۡرَ بَاغٖ وَلَا عَادٖ فَلَآ إِثۡمَ عَلَيۡهِۚ إِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٞ رَّحِيمٌ
Sesungguhnya makanan yang Allah haramkan bagi kalian hanyalah binatang yang mati tanpa disembelih sesuai syarak, darah yang mengucur dan mengalir, daging babi dan binatang yang disembelih dengan menyebut selain nama Allah. Apabila seseorang terpaksa harus memakan sesuatu (dari yang diharamkan itu) tanpa kezaliman (seperti memakannya tanpa ada kebutuhan untuk memakannya), dan tidak melampaui batasan darurat, maka tidak ada dosa dan hukuman baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang kepada hamba-hamba-Nya yang mau bertobat. Salah satu wujud kasih sayang-Nya ialah Dia memperbolehkan mereka memakan makanan yang diharamkan tersebut ketika dalam keadaan darurat.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
إِنَّ ٱلَّذِينَ يَكۡتُمُونَ مَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلۡكِتَٰبِ وَيَشۡتَرُونَ بِهِۦ ثَمَنٗا قَلِيلًا أُوْلَٰٓئِكَ مَا يَأۡكُلُونَ فِي بُطُونِهِمۡ إِلَّا ٱلنَّارَ وَلَا يُكَلِّمُهُمُ ٱللَّهُ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ وَلَا يُزَكِّيهِمۡ وَلَهُمۡ عَذَابٌ أَلِيمٌ
Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan kitab-kitab suci yang Allah turunkan berikut isinya yang menunjukkan kebenaran dan kenabian Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, seperti yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani, demi mendapatkan sedikit imbalan, seperti jabatan, kehormatan atau kekayaan, mereka itu sejatinya tidak memakan sesuatu ke dalam perut mereka kecuali yang menyebabkan mereka terkena azab di neraka. Allah tidak akan berbicara kepada mereka tentang sesuatu yang menyenangkan mereka, tetapi tentang sesuatu yang buruk bagi mereka. Allah tidak akan menyucikan dan menyanjung mereka, dan mereka akan mendapatkan azab yang menyakitkan.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
أُوْلَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ ٱشۡتَرَوُاْ ٱلضَّلَٰلَةَ بِٱلۡهُدَىٰ وَٱلۡعَذَابَ بِٱلۡمَغۡفِرَةِۚ فَمَآ أَصۡبَرَهُمۡ عَلَى ٱلنَّارِ
Orang-orang yang menyembunyikan ilmu yang dibutuhkan oleh manusia adalah orang-orang yang menukar petunjuk dengan kesesatan tatkala mereka menyembunyikan ilmu yang benar. Mereka juga menukar ampunan Allah dengan siksa-Nya. Alangkah sabarnya mereka dalam melakukan sesuatu yang akan menyebabkan mereka masuk ke dalam Neraka. Seolah-olah mereka tidak peduli dengan siksaan yang ada di dalamnya akibat kesabaran mereka yang luar biasa.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
ذَٰلِكَ بِأَنَّ ٱللَّهَ نَزَّلَ ٱلۡكِتَٰبَ بِٱلۡحَقِّۗ وَإِنَّ ٱلَّذِينَ ٱخۡتَلَفُواْ فِي ٱلۡكِتَٰبِ لَفِي شِقَاقِۭ بَعِيدٖ
Itulah balasan atas tindakan menyembunyikan ilmu dan petunjuk karena Allah menurunkan kitab-kitab suci itu dengan kebenaran. Hal ini seharusnya diterangkan dan bukan disembunyikan. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih tentang kitab-kitab Allah itu dengan mengimani sebagian isinya dan menyembunyikan sebagian lainnya, mereka itu benar-benar berada dalam perselisihan dan pertikaian yang jauh dari kebenaran.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
سوودەکانی ئایەتەکان لەم پەڕەیەدا:
• أكثر ضلال الخلق بسبب تعطيل العقل، ومتابعة من سبقهم في ضلالهم، وتقليدهم بغير وعي.
· Kesesatan manusia kebanyakan terjadi karena keengganan menggunakan akal sehat dan mengikuti kesesatan para pendahulunya tanpa didasari pemahaman yang benar.

• عدم انتفاع المرء بما وهبه الله من نعمة العقل والسمع والبصر، يجعله مثل من فقد هذه النعم.
· Keengganan seseorang untuk memanfaatkan karunia Allah berupa akal, telinga dan mata membuatnya seperti orang yang tidak memilikinya.

• من أشد الناس عقوبة يوم القيامة من يكتم العلم الذي أنزله الله، والهدى الذي جاءت به رسله تعالى.
· Salah satu golongan manusia yang paling berat siksanya di hari Kiamat ialah orang yang menyembunyikan ilmu yang diturunkan oleh Allah -Ta'ālā- dan petunjuk yang dibawa oleh para rasul-Nya.

• من نعمة الله تعالى على عباده المؤمنين أن جعل المحرمات قليلة محدودة، وأما المباحات فكثيرة غير محدودة.
· Salah satu nikmat yang Allah -Ta'ālā- berikan kepada orang-orang mukmin ialah Allah menjadikan hal-hal yang diharamkan itu sedikit dan terbatas jumlahnya, sedangkan hal-hal yang diperbolehkan jumlahnya sangat banyak dan tidak terbatas.

۞ لَّيۡسَ ٱلۡبِرَّ أَن تُوَلُّواْ وُجُوهَكُمۡ قِبَلَ ٱلۡمَشۡرِقِ وَٱلۡمَغۡرِبِ وَلَٰكِنَّ ٱلۡبِرَّ مَنۡ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِ وَٱلۡمَلَٰٓئِكَةِ وَٱلۡكِتَٰبِ وَٱلنَّبِيِّـۧنَ وَءَاتَى ٱلۡمَالَ عَلَىٰ حُبِّهِۦ ذَوِي ٱلۡقُرۡبَىٰ وَٱلۡيَتَٰمَىٰ وَٱلۡمَسَٰكِينَ وَٱبۡنَ ٱلسَّبِيلِ وَٱلسَّآئِلِينَ وَفِي ٱلرِّقَابِ وَأَقَامَ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتَى ٱلزَّكَوٰةَ وَٱلۡمُوفُونَ بِعَهۡدِهِمۡ إِذَا عَٰهَدُواْۖ وَٱلصَّٰبِرِينَ فِي ٱلۡبَأۡسَآءِ وَٱلضَّرَّآءِ وَحِينَ ٱلۡبَأۡسِۗ أُوْلَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ صَدَقُواْۖ وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُتَّقُونَ
Kebaikan yang diridai Allah bukanlah sekadar menghadap ke arah timur atau barat dan bersengketa tentang hal itu. Tetapi, kebaikan yang sesungguhnya ialah pada orang-orang mempercayai Allah sebagai Tuhan Yang Maha Esa, mempercayai adanya hari Kiamat, mempercayai seluruh malaikat, mempercayai semua kitab suci yang diturunkan oleh Allah, mempercayai semua nabi tanpa membeda-bedakan antara mereka, juga menginfakkan harta -meskipun harta itu sangat disukai dan disayangi- kepada karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, orang asing yang kehabisan bekal di perjalanan yang jauh dari keluarga dan kampung halamannya, dan kepada orang yang sangat membutuhkan harta sehingga terpaksa harus meminta-minta kepada sesama manusia, serta menggunakan harta untuk memerdekakan budak atau membebaskan tawanan perang, mendirikan salat secara sempurna sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh Allah, menunaikan zakat yang wajib, dan orang-orang yang menepati janjinya ketika berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam menghadapi kemiskinan dan kesulitan hidup, menderita penyakit, dan menghadapi musuh di medan perang sehingga tidak melarikan diri; mereka yang memiliki karakter-karakter tersebut adalah orang-orang yang sungguh-sungguh di dalam keimanan dan amal perbuatan mereka. Mereka itulah orang-orang bertakwa yang melaksanakan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُتِبَ عَلَيۡكُمُ ٱلۡقِصَاصُ فِي ٱلۡقَتۡلَىۖ ٱلۡحُرُّ بِٱلۡحُرِّ وَٱلۡعَبۡدُ بِٱلۡعَبۡدِ وَٱلۡأُنثَىٰ بِٱلۡأُنثَىٰۚ فَمَنۡ عُفِيَ لَهُۥ مِنۡ أَخِيهِ شَيۡءٞ فَٱتِّبَاعُۢ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَأَدَآءٌ إِلَيۡهِ بِإِحۡسَٰنٖۗ ذَٰلِكَ تَخۡفِيفٞ مِّن رَّبِّكُمۡ وَرَحۡمَةٞۗ فَمَنِ ٱعۡتَدَىٰ بَعۡدَ ذَٰلِكَ فَلَهُۥ عَذَابٌ أَلِيمٞ
Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan mengikuti Rasul-Nya! Diwajibkan kepada kalian menghukum orang yang membunuh orang lain secara sengaja dan karena permusuhan dengan hukuman yang sama dengan kejahatan yang dilakukannya. Orang yang merdeka harus dijatuhi hukuman mati karena membunuh orang yang merdeka. Seorang budak harus dijatuhi hukuman mati karena membunuh seorang budak. Seorang wanita harus dijatuhi hukuman mati karena membunuh seorang wanita. Apabila si korban -sebelum menghembuskan nafas terakhirnya- atau keluarganya memaafkan si pelaku dengan imbalan diat (sejumlah harta yang dibayarkan oleh pembunuh sebagai kompensasi bagi pengampunan atas kejahatannya), maka pihak yang memaafkan harus memperlakukan si pembunuh dalam menuntut pembayaran diat itu secara wajar, bukan dengan menyebut-nyebut kebaikannya sendiri dan meyakiti hati si pelaku. Adapun pihak pelaku, ia harus membayar diat tersebut dengan cara yang baik, tanpa menunda-nunda. Pemberian maaf dan pembayaran diat itu adalah keringanan yang Allah berikan kepada kalian, dan merupakan rahmat yang Dia berikan kepada umat ini; maka barang siapa menyerang si pembunuh setelah ada pemberian maaf dan pembayaran diat itu, niscaya baginya azab yang menyakitkan dari Allah -Ta'ālā-.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
وَلَكُمۡ فِي ٱلۡقِصَاصِ حَيَوٰةٞ يَٰٓأُوْلِي ٱلۡأَلۡبَٰبِ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ
Di dalam ketentuan Allah tentang kisas itu terkandung kehidupan bagi kalian, karena ketentuan hukum itu dapat mencegah pertumpahan darah dan menghindarkan kalian dari tindak kekerasan di antara kalian. Hikmah itu dapat ditangkap oleh orang-orang berakal sehat yang bertakwa kepada Allah -Ta'ālā- dengan cara tunduk kepada hukum-Nya dan menjalankan perintah-Nya.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
كُتِبَ عَلَيۡكُمۡ إِذَا حَضَرَ أَحَدَكُمُ ٱلۡمَوۡتُ إِن تَرَكَ خَيۡرًا ٱلۡوَصِيَّةُ لِلۡوَٰلِدَيۡنِ وَٱلۡأَقۡرَبِينَ بِٱلۡمَعۡرُوفِۖ حَقًّا عَلَى ٱلۡمُتَّقِينَ
Apabila tanda-tanda dan sebab-sebab kematian datang kepada salah seorang di antara kalian, manakala ia mempunyai banyak harta, ia harus membuat wasiat untuk kedua orang tuanya dan karib kerabatnya menurut batasan yang telah ditetapkan oleh Allah, yaitu tidak lebih dari sepertiga harta. Hal itu merupakan kewajiban yang ditekankan bagi orang-orang yang bertakwa kepada Allah. Hukum ini berlaku sebelum ayat-ayat tentang pembagian harta warisan diturunkan. Setelah ayat-ayat tentang pembagian harta warisan turun, ada penjelasan lengkap tentang siapa yang berhak mendapatkan hak waris dari orang yang wafat dan berapa kadarnya.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
فَمَنۢ بَدَّلَهُۥ بَعۡدَ مَا سَمِعَهُۥ فَإِنَّمَآ إِثۡمُهُۥ عَلَى ٱلَّذِينَ يُبَدِّلُونَهُۥٓۚ إِنَّ ٱللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٞ
Barang siapa yang mengubah wasiat dengan cara menambah, mengurangi atau menghalangi seseorang dari haknya setelah ia mengetahui isi wasiat tersebut, sesungguhnya dosa perubahan itu menjadi tanggung jawab orang yang mengubahnya, bukan tanggung jawab orang yang membuat wasiat. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar ucapan hamba-hamba-Nya lagi Maha Mengetahui perbuatan mereka. Tidak ada sesuatu pun ihwal mereka yang luput dari pengetahuan Allah.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
سوودەکانی ئایەتەکان لەم پەڕەیەدا:
• البِرُّ الذي يحبه الله يكون بتحقيق الإيمان والعمل الصالح، وأما التمسك بالمظاهر فقط فلا يكفي عنده تعالى.
· Kebajikan yang dicintai Allah ialah mewujudkan iman dan amal saleh, sedangkan berpegang pada aspek lahiriah saja tidaklah cukup di sisi Allah.

• من أعظم ما يحفظ الأنفس، ويمنع من التعدي والظلم؛ تطبيق مبدأ القصاص الذي شرعه الله في النفس وما دونها.
· Salah satu cara yang paling efektif untuk menjaga nyawa manusia dan mencegah terjadinya tindak kekerasan dan kesewenang-wenangan ialah menerapkan hukum kisas yang telah ditetapkan oleh Allah dalam hal penghilangan nyawa atau anggota tubuh.

• عِظَمُ شأن الوصية، ولا سيما لمن كان عنده شيء يُوصي به، وإثمُ من غيَّر في وصية الميت وبدَّل ما فيها.
· Pentingnya wasiat, terutama bagi orang yang mempunyai sesuatu untuk diwasiatkan, dan besarnya dosa orang yang mengubah isi wasiat yang telah dibuat oleh orang yang meninggal.

فَمَنۡ خَافَ مِن مُّوصٖ جَنَفًا أَوۡ إِثۡمٗا فَأَصۡلَحَ بَيۡنَهُمۡ فَلَآ إِثۡمَ عَلَيۡهِۚ إِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٞ رَّحِيمٞ
Siapa yang melihat adanya penyimpangan dari kebenaran dan ketidakadilan dalam isi wasiat pembuat wasiat tersebut, lalu dia memperbaiki kesalahan yang dilakukan oleh si pembuat wasiat melalui nasihatnya, dan mendamaikan orang-orang yang bersengketa atas wasiat tersebut, maka tidak ada dosa baginya, bahkan dia mendapatkan pahala atas usahanya tersebut. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang bagi hamba-hamba-Nya yang bertobat.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُتِبَ عَلَيۡكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ
Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan mengikuti Rasul-Nya! Diwajibkan kepada kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan kepada umat-umat sebelum kalian, agar kalian bertakwa kepada Allah, yaitu dengan cara kalian membuat tabir penghalang antara diri kalian dan azab Allah melalui amal saleh. Salah satu amal saleh yang paling utama ialah puasa.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
أَيَّامٗا مَّعۡدُودَٰتٖۚ فَمَن كَانَ مِنكُم مَّرِيضًا أَوۡ عَلَىٰ سَفَرٖ فَعِدَّةٞ مِّنۡ أَيَّامٍ أُخَرَۚ وَعَلَى ٱلَّذِينَ يُطِيقُونَهُۥ فِدۡيَةٞ طَعَامُ مِسۡكِينٖۖ فَمَن تَطَوَّعَ خَيۡرٗا فَهُوَ خَيۡرٞ لَّهُۥۚ وَأَن تَصُومُواْ خَيۡرٞ لَّكُمۡ إِن كُنتُمۡ تَعۡلَمُونَ
Puasa yang diwajibkan kepada kalian itu ialah berpuasa pada beberapa hari saja dalam setahun. Siapa di antara kalian menderita sakit yang membuatnya berat untuk berpuasa, atau sedang bepergian jauh, maka dia boleh berbuka. Kemudian dia harus mengganti puasanya sebanyak hari yang ditinggalkannya. Bagi orang-orang yang mampu berpuasa tetapi memilih berbuka, mereka harus membayar fidyah, yaitu memberi makan satu orang miskin untuk setiap hari dia berbuka. Siapa yang menambah kadar pemberian makanan itu lebih dari kadar untuk satu orang miskin, atau ia memberikan makanan sekaligus berpuasa, maka itu lebih baik baginya. Akan tetapi, berpuasa lebih baik bagimu daripada berbuka dan membayar fidyah, jika kalian mengetahui keutamaan yang terkandung di dalam puasa. Ketentuan hukum ini berlaku pada awal penetapan syariat puasa; yaitu siapa yang ingin berpuasa boleh berpuasa, dan siapa yang ingin berbuka boleh berbuka dan menggantinya dengan membayar fidyah. Setelah itu, Allah mewajibkan puasa kepada semua orang Islam yang sudah balig dan mampu berpuasa.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
شَهۡرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِيٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلۡقُرۡءَانُ هُدٗى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَٰتٖ مِّنَ ٱلۡهُدَىٰ وَٱلۡفُرۡقَانِۚ فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ ٱلشَّهۡرَ فَلۡيَصُمۡهُۖ وَمَن كَانَ مَرِيضًا أَوۡ عَلَىٰ سَفَرٖ فَعِدَّةٞ مِّنۡ أَيَّامٍ أُخَرَۗ يُرِيدُ ٱللَّهُ بِكُمُ ٱلۡيُسۡرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ ٱلۡعُسۡرَ وَلِتُكۡمِلُواْ ٱلۡعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُواْ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمۡ وَلَعَلَّكُمۡ تَشۡكُرُونَ
Bulan Ramadan adalah bulan dimulai proses turunnya Al-Qur`ān kepada Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- pada lailatulqadar. Allah menurunkan Al-Qur`ān sebagai petunjuk bagi manusia. Al-Qur`ān itu berisi petunjuk yang jelas dan pemisah yang membedakan antara perkara yang hak dan yang batil. Siapa saja yang menemui bulan Ramadan dalam keadaan mukim dan sehat, hendaklah dia menjalankan puasa secara wajib. Siapa yang sakit sehingga tidak mampu berpuasa atau bepergian jauh, dia boleh berbuka, dan jika dia berbuka, dia wajib mengganti puasa sebanyak hari-hari dia berbuka. Dengan syariat yang ditetapkan itu, Allah menghendaki kemudahan bagi kalian dan tidak menghendaki kesulitan, serta supaya kalian menyempurnakan bilangan puasa selama sebulan penuh, dan supaya kalian mengagungkan nama Allah di penutup bulan Ramadan dan hari raya (Idul Fitri) karena Dia telah membimbing kalian untuk menjalankan ibadah puasa dan membantu kalian menyempurnakannya hingga sebulan penuh, serta supaya kalian bersyukur kepada Allah atas petunjuk-Nya untuk memeluk agama yang Dia ridai untuk kalian ini.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌۖ أُجِيبُ دَعۡوَةَ ٱلدَّاعِ إِذَا دَعَانِۖ فَلۡيَسۡتَجِيبُواْ لِي وَلۡيُؤۡمِنُواْ بِي لَعَلَّهُمۡ يَرۡشُدُونَ
Apabila engkau -wahai Nabi- ditanya oleh hamba-hamba-Ku tentang kedekatan-Ku dan kesediaan-Ku mengabulkan doa mereka, maka sesungguhnya Aku ini dekat dengan mereka, mengetahui keadaan mereka, dan mendengar doa mereka. Jadi, mereka tidak membutuhkan perantara dan tidak perlu bersuara keras. Aku mengabulkan doa orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku dengan tulus ikhlas di dalam doanya. Sebab itu, hendaklah mereka tunduk dan patuh kepada perintah-perintah-Ku serta mempertahankan iman mereka karena hal itu merupakan sarana yang paling ampuh bagi terkabulnya doa mereka. Mudah-mudahan dengan begitu mereka mau mengikuti jalan yang benar dalam semua urusan mereka, baik urusan agama maupun dunia.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
سوودەکانی ئایەتەکان لەم پەڕەیەدا:
• فَضَّلَ الله شهر رمضان بجعله شهر الصوم وبإنزال القرآن فيه، فهو شهر القرآن؛ ولهذا كان النبي صلى الله عليه وسلم يتدارس القرآن مع جبريل في رمضان، ويجتهد فيه ما لا يجتهد في غيره.
· Allah memberikan keistimewaan pada bulan Ramadan dengan menjadikannya sebagai bulan puasa dan bulan turunnya Al-Qur`ān, sehingga ia dikenal sebagai bulan Al-Qur`ān. Oleh karena itulah, Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- selalu mengkaji Al-Qur`ān bersama Jibril di bulan Ramadan dan bersungguh-sungguh dalam beribadah di dalamnya dengan kesungguhan yang tidak dilakukannya pada bulan-bulan lainnya.

• شريعة الإسلام قامت في أصولها وفروعها على التيسير ورفع الحرج، فما جعل الله علينا في الدين من حرج.
· Syariat Islam, pokok-pokok dan cabang-cabangnya dibangun berdasarkan asas memberikan kemudahan dan menghilangkan kesulitan, maka Allah tidak pernah membuat kesulitan bagi kita di dalam agama.

• قُرْب الله تعالى من عباده، وإحاطته بهم، وعلمه التام بأحوالهم؛ ولهذا فهو يسمع دعاءهم ويجيب سؤالهم.
· Allah -Ta'ālā- sangat dekat dengan hamba-hamba-Nya, meliputi mereka dan sangat mengetahui hal ihwal mereka. Oleh karena itulah, Dia senantiasa mendengar doa mereka dan mengabulkan permintaan mereka.

أُحِلَّ لَكُمۡ لَيۡلَةَ ٱلصِّيَامِ ٱلرَّفَثُ إِلَىٰ نِسَآئِكُمۡۚ هُنَّ لِبَاسٞ لَّكُمۡ وَأَنتُمۡ لِبَاسٞ لَّهُنَّۗ عَلِمَ ٱللَّهُ أَنَّكُمۡ كُنتُمۡ تَخۡتَانُونَ أَنفُسَكُمۡ فَتَابَ عَلَيۡكُمۡ وَعَفَا عَنكُمۡۖ فَٱلۡـَٰٔنَ بَٰشِرُوهُنَّ وَٱبۡتَغُواْ مَا كَتَبَ ٱللَّهُ لَكُمۡۚ وَكُلُواْ وَٱشۡرَبُواْ حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَكُمُ ٱلۡخَيۡطُ ٱلۡأَبۡيَضُ مِنَ ٱلۡخَيۡطِ ٱلۡأَسۡوَدِ مِنَ ٱلۡفَجۡرِۖ ثُمَّ أَتِمُّواْ ٱلصِّيَامَ إِلَى ٱلَّيۡلِۚ وَلَا تُبَٰشِرُوهُنَّ وَأَنتُمۡ عَٰكِفُونَ فِي ٱلۡمَسَٰجِدِۗ تِلۡكَ حُدُودُ ٱللَّهِ فَلَا تَقۡرَبُوهَاۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ ٱللَّهُ ءَايَٰتِهِۦ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمۡ يَتَّقُونَ
Pada awalnya, orang yang tidur pada malam puasa (Ramadan) kemudian bangun sebelum fajar, dia dilarang makan atau mendekati istrinya. Kemudian larangan ini dihapus, dan Allah memperbolehkan bagi kalian -wahai orang-orang mukmin- menggauli istri-istri kalian pada malam-malam hari puasa (Ramadan). Istri-istri kalian adalah tabir dan penjaga kehormatan kalian, dan kalian adalah tabir dan penjaga kehormatan istri-istri kalian. Kalian saling membutuhkan. Allah mengetahui bahwa tadinya kalian sempat mengkhianati diri kalian sendiri dengan melakukan sesuatu yang dilarang maka Allah menunjukkan belas-kasih-Nya kepada kalian, menerima tobat kalian, dan meringankan beban kalian. Sekarang ini, gaulilah mereka dan mintalah keturunan yang telah Allah tetapkan bagi kalian, serta makan dan minumlah di sepanjang malam itu sampai kalian melihat terbitnya fajar sadik, yaitu dengan adanya warna putih fajar yang terpisah dari kegelapan malam. Kemudian sempurnakanlah puasa kalian dengan menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa, mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari, serta janganlah kalian menggauli istri-istri kalian ketika kalian sedang beriktikaf di dalam masjid karena itu akan membatalkan iktikaf kalian. Ketentuan-ketentuan hukum tersebut adalah batas-batas yang telah ditetapkan oleh Allah antara yang halal dan yang haram maka jangan sekali-kali kalian mendekatinya karena orang yang mendekati batas-batas yang telah ditetapkan oleh Allah sangat rentan jatuh ke dalam area yang haram. Dengan penjelasan yang jelas dan nyata seperti inilah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, agar mereka bertakwa kepada-Nya dengan cara menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
وَلَا تَأۡكُلُوٓاْ أَمۡوَٰلَكُم بَيۡنَكُم بِٱلۡبَٰطِلِ وَتُدۡلُواْ بِهَآ إِلَى ٱلۡحُكَّامِ لِتَأۡكُلُواْ فَرِيقٗا مِّنۡ أَمۡوَٰلِ ٱلنَّاسِ بِٱلۡإِثۡمِ وَأَنتُمۡ تَعۡلَمُونَ
Janganlah sebagian dari kalian mengambil harta sebagian yang lain secara batil, seperti mencuri, merampas dan menipu. Juga janganlah kalian mengajukan gugatan ke penguasa (pengadilan) untuk mengambil sebagian harta orang lain dengan jalan maksiat, padahal kalian tahu bahwa Allah mengharamkan hal itu. Jadi, melakukan perbuatan dosa disertai kesadaran bahwa perbuatan itu diharamkan akan lebih buruk nilainya dan lebih besar hukumannya.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
۞ يَسۡـَٔلُونَكَ عَنِ ٱلۡأَهِلَّةِۖ قُلۡ هِيَ مَوَٰقِيتُ لِلنَّاسِ وَٱلۡحَجِّۗ وَلَيۡسَ ٱلۡبِرُّ بِأَن تَأۡتُواْ ٱلۡبُيُوتَ مِن ظُهُورِهَا وَلَٰكِنَّ ٱلۡبِرَّ مَنِ ٱتَّقَىٰۗ وَأۡتُواْ ٱلۡبُيُوتَ مِنۡ أَبۡوَٰبِهَاۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُونَ
Mereka bertanya kepadamu -wahai Rasul- tentang penciptaan bulan sabit dan perubahan keadaannya. Katakanlah untuk menjawab pertanyaan mereka tentang hikmah di balik penciptaan dan perubahan keadaan hilal, “Sesungguhnya hilal itu adalah penunjuk waktu bagi manusia untuk mengetahui waktu-waktu ibadah mereka, seperti bulan-bulan haji, bulan puasa dan sempurnanya masa setahun dalam masalah zakat. Mereka juga bisa mengetahui waktu-waktu kegiatan muamalat, seperti penetapan waktu jatuh tempo pembayaran diat dan utang. Kebajikan dan kebaikan itu bukanlah dengan mendatangi rumah dari belakang ketika kalian sedang berihram haji atau umrah, seperti yang kalian yakini di masa jahiliah, akan tetapi kebajikan yang sejati ialah kebajikan yang dilakukan oleh orang yang bertakwa kepada Allah secara lahir dan batin. Memasuki rumah melalui pintu-pintunya lebih mudah bagi kalian dan lebih jauh dari kesulitan, sebab Allah tidak pernah membebani kalian dengan sesuatu yang sulit dan berat. Buatlah tabir penghalang antara diri kalian dan neraka dengan cara melakukan amal saleh, agar kalian berhasil mendapatkan apa yang kalian inginkan dan selamat dari apa yang kalian takutkan.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
وَقَٰتِلُواْ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ ٱلَّذِينَ يُقَٰتِلُونَكُمۡ وَلَا تَعۡتَدُوٓاْۚ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ ٱلۡمُعۡتَدِينَ
Berperanglah kalian untuk meninggikan kalimat Allah melawan orang-orang kafir yang hendak memalingkan kalian dari agama Allah dan janganlah kalian melampaui batas-batas yang telah ditetapkan oleh Allah dengan membunuh anak-anak, kaum wanita dan orang-orang lanjut usia, atau memutilasi tubuh korban dan sebagainya. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas-batas yang ditetapkan-Nya melalui syariat dan hukum-Nya.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
سوودەکانی ئایەتەکان لەم پەڕەیەدا:
• مشروعية الاعتكاف، وهو لزوم المسجد للعبادة؛ ولهذا يُنهى عن كل ما يعارض مقصود الاعتكاف، ومنه مباشرة المرأة.
· Anjuran melaksanakan iktikaf, yaitu tinggal di masjid untuk melaksanakan ibadah. Oleh karena itu, (orang yang melaksanakan iktikaf) dilarang melakukan hal-hal yang bertentangan dengan tujuan iktikaf, seperti berhubungan intim dengan istri.

• النهي عن أكل أموال الناس بالباطل، وتحريم كل الوسائل والأساليب التي تقود لذلك، ومنها الرشوة.
· Larangan memakan harta orang lain secara batil, dan larangan melakukan segala tindakan dan segala cara yang mengarah kepada hal itu. Salah satunya ialah melakukan risywah (suap-menyuap).

• تحريم الاعتداء والنهي عنه؛ لأن هذا الدين قائم على العدل والإحسان.
· Keharaman dan larangan merampas hak orang lain karena agama ini dibangun di atas asas keadilan dan kebaikan.

وَٱقۡتُلُوهُمۡ حَيۡثُ ثَقِفۡتُمُوهُمۡ وَأَخۡرِجُوهُم مِّنۡ حَيۡثُ أَخۡرَجُوكُمۡۚ وَٱلۡفِتۡنَةُ أَشَدُّ مِنَ ٱلۡقَتۡلِۚ وَلَا تُقَٰتِلُوهُمۡ عِندَ ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡحَرَامِ حَتَّىٰ يُقَٰتِلُوكُمۡ فِيهِۖ فَإِن قَٰتَلُوكُمۡ فَٱقۡتُلُوهُمۡۗ كَذَٰلِكَ جَزَآءُ ٱلۡكَٰفِرِينَ
Bunuhlah mereka di mana pun kalian menemukan mereka, dan usirlah mereka dari tempat di mana mereka mengusir kalian, yaitu Kota Makkah. Bencana (fitnah) yang timbul akibat melarang orang mukmin dari melaksanakan agamanya dan kembalinya ia kepada kekufuran itu lebih besar daripada pembunuhan. Janganlah kalian memulai perang dengan mereka di Masjidilharam untuk menghormati tempat suci itu, sampai mereka sendiri yang memulai perang di tempat itu. Jika mereka memulai perang di Masjidilharam, maka bunuhlah mereka. Balasan seperti ini -yaitu membunuh orang yang melakukan penyerangan di Masjidilharam- akan menjadi balasan bagi orang-orang kafir.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
فَإِنِ ٱنتَهَوۡاْ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٞ رَّحِيمٞ
Apabila mereka berhenti memerangi kalian dan berhenti dari kekafiran, maka berhentilah memusuhi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun bagi orang yang bertobat; sehingga Dia tidak akan menghukum mereka karena dosa-dosa yang sudah berlalu. Dia juga Maha Penyayang kepada mereka; sehingga Dia tidak terburu-buru menghukum mereka (di dunia).
تەفسیرە عەرەبیەکان:
وَقَٰتِلُوهُمۡ حَتَّىٰ لَا تَكُونَ فِتۡنَةٞ وَيَكُونَ ٱلدِّينُ لِلَّهِۖ فَإِنِ ٱنتَهَوۡاْ فَلَا عُدۡوَٰنَ إِلَّا عَلَى ٱلظَّٰلِمِينَ
Perangilah orang-orang kafir itu sampai mereka tidak melakukan kemusyrikan, tidak menghalang-halangi manusia dari jalan Allah, tidak ada lagi kekafiran, dan agama yang menang adalah agama Allah. Apabila mereka berhenti dari kekafiran dan dari sikap menghalang-halangi manusia dari jalan Allah maka berhentilah memerangi mereka karena sesungguhnya tidak ada permusuhan kecuali terhadap orang-orang yang zalim, baik dengan menunjukkan kekafiran maupun menghalang-halangi manusia dari jalan Allah.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
ٱلشَّهۡرُ ٱلۡحَرَامُ بِٱلشَّهۡرِ ٱلۡحَرَامِ وَٱلۡحُرُمَٰتُ قِصَاصٞۚ فَمَنِ ٱعۡتَدَىٰ عَلَيۡكُمۡ فَٱعۡتَدُواْ عَلَيۡهِ بِمِثۡلِ مَا ٱعۡتَدَىٰ عَلَيۡكُمۡۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلۡمُتَّقِينَ
Bulan haram di saat Allah memberi kalian kesempatan untuk masuk ke tanah suci (Makkah) dan menunaikan ibadah umrah pada tahun ke-7 Hijriah adalah pengganti dari bulan haram ketika orang-orang musyrik menghalang-halangi kalian dari tanah suci pada tahun ke-6 Hijriah. Hal-hal yang dihormati, seperti kehormatan tanah suci, bulan suci, dan ihram di dalamnya, berlaku hukum kisas terhadap orang-orang yang melakukan penyerangan di dalamnya. Siapa melakukan penyerangan pada waktu itu, maka balaslah ia dengan balasan yang setara dengan perbuatannya, tetapi jangan melampaui batas kesetaraan karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas-batas-Nya. Takutlah kalian kepada Allah dalam melampaui batas yang diizinkan-Nya, dan ketahuilah bahwa Allah senantiasa memberikan bimbingan dan dukungan kepada orang-orang yang bertakwa kepada-Nya.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
وَأَنفِقُواْ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ وَلَا تُلۡقُواْ بِأَيۡدِيكُمۡ إِلَى ٱلتَّهۡلُكَةِ وَأَحۡسِنُوٓاْۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلۡمُحۡسِنِينَ
Belanjakanlah harta kalian dalam ketaatan kepada Allah, seperti jihad dan lain-lain. Janganlah kalian menjerumuskan diri kalian sendiri ke dalam kebinasaan karena meninggalkan jihad dan enggan mengeluarkan dana untuk kepentingan jihad; atau dengan cara menjerumuskan diri sendiri ke dalam tindakan yang dapat mencelakakan kalian. Berbuat baiklah kalian dalam masalah ibadah, muamalah dan akhlak. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik dalam semua urusannya, sehingga Dia memberikan pahala yang besar kepada mereka dan membimbing mereka ke jalan yang benar.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
وَأَتِمُّواْ ٱلۡحَجَّ وَٱلۡعُمۡرَةَ لِلَّهِۚ فَإِنۡ أُحۡصِرۡتُمۡ فَمَا ٱسۡتَيۡسَرَ مِنَ ٱلۡهَدۡيِۖ وَلَا تَحۡلِقُواْ رُءُوسَكُمۡ حَتَّىٰ يَبۡلُغَ ٱلۡهَدۡيُ مَحِلَّهُۥۚ فَمَن كَانَ مِنكُم مَّرِيضًا أَوۡ بِهِۦٓ أَذٗى مِّن رَّأۡسِهِۦ فَفِدۡيَةٞ مِّن صِيَامٍ أَوۡ صَدَقَةٍ أَوۡ نُسُكٖۚ فَإِذَآ أَمِنتُمۡ فَمَن تَمَتَّعَ بِٱلۡعُمۡرَةِ إِلَى ٱلۡحَجِّ فَمَا ٱسۡتَيۡسَرَ مِنَ ٱلۡهَدۡيِۚ فَمَن لَّمۡ يَجِدۡ فَصِيَامُ ثَلَٰثَةِ أَيَّامٖ فِي ٱلۡحَجِّ وَسَبۡعَةٍ إِذَا رَجَعۡتُمۡۗ تِلۡكَ عَشَرَةٞ كَامِلَةٞۗ ذَٰلِكَ لِمَن لَّمۡ يَكُنۡ أَهۡلُهُۥ حَاضِرِي ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡحَرَامِۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّ ٱللَّهَ شَدِيدُ ٱلۡعِقَابِ
Laksanakanlah haji dan umrah secara sempurna seraya mengharapkan wajah Allah. Apabila kalian terhalangi dari menyempurnakannya karena sakit atau dicegah musuh atau sebab lainnya, maka kalian harus menyembelih binatang hadyu yang bisa kalian dapatkan, baik berupa unta, sapi maupun kambing, agar kalian bisa bertahalul (melepaskan diri) dari ihram. Janganlah kalian mencukur atau memendekkan rambut sebelum binatang hadyu itu sampai ke tempat yang dihalalkan untuk menyembelihnya. Apabila seseorang terhalangi dari masuk ke tanah haram, maka dia dapat menyembelihnya di tempat dia terhalangi. Apabila dia dapat masuk ke tanah haram, dia harus menyembelihnya di tanah haram pada hari nahar (Idul Adha) dan hari-hari tasyrik. Siapa di antara kalian sakit atau terdapat gangguan di rambut kepalanya, seperti kutu rambut dan sejenisnya, lalu dia terpaksa mencukur rambutnya, maka tidak ada dosa baginya, tetapi dia wajib membayar fidyah karena tindakan itu, yaitu berupa puasa tiga hari, atau memberi makan enam orang miskin di tanah haram, atau menyembelih seekor kambing dan dibagikan kepada orang-orang miskin yang ada di tanah haram. Apabila kalian tidak dalam kondisi takut, maka siapa yang mengerjakan haji tamatuk, yaitu melaksanakan ibadah umrah di bulan-bulan haji dan menikmati hal-hal yang sebelumnya diharamkan waktu berihram sampai dia memakai ihram kembali untuk melaksanakan ibadah haji pada tahun itu juga, maka hendaklah dia menyembelih binatang hadyu yang bisa dia dapatkan, baik berupa seekor kambing, maupun sepertujuh ekor unta atau sapi. Jika tidak mampu menyembelih binatang hadyu, maka sebagai gantinya dia harus berpuasa selama tiga hari di hari-hari haji, dan tujuh hari setelah pulang ke rumahnya, sehingga jumlahnya genap sepuluh hari. Melaksanakan haji tamatuk dengan kewajiban menyembelih hadyu atau puasa bagi yang tidak mampu hanya berlaku bagi selain penduduk tanah haram dan orang-orang yang tinggal di dekat tanah haram; karena mereka tidak memerlukan tamatuk. Keberadaan mereka di tanah haram membuat mereka cukup melaksanakan tawaf saja sebagai ganti melaksanakan tamatuk. Bertakwalah kamu kepada Allah dengan cara mengikuti ketentuan syariat-Nya dan menghormati batas-batas-Nya, dan ketahuilah bahwa Allah itu Mahakeras hukumannya bagi orang yang melanggar perintah-Nya.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
سوودەکانی ئایەتەکان لەم پەڕەیەدا:
• مقصود الجهاد وغايته جَعْل الحكم لله تعالى وإزالة ما يمنع الناس من سماع الحق والدخول فيه.
· Tujuan utama dari jihad ialah menjadikan kekuasaan hukum untuk Allah dan melenyapkan hal-hal yang dapat menghalangi manusia dari mendengarkan dan mengikuti kebenaran.

• ترك الجهاد والقعود عنه من أسباب هلاك الأمة؛ لأنه يؤدي إلى ضعفها وطمع العدو فيها.
· Meninggalkan kewajiban jihad dan mengabaikannya merupakan salah satu penyebab kehancuran umat Islam karena tindakan itu dapat melemahkan umat Islam dan meningkatkan semangat musuh untuk memanfaatkan kelengahan mereka.

• وجوب إتمام الحج والعمرة لمن شرع فيهما، وجواز التحلل منهما بذبح هدي لمن مُنِع عن الحرم.
· Kewajiban melaksanakan ibadah haji dan umrah sampai selesai bagi orang yang sudah memulainya. Juga bolehnya bertahalul dari haji dan umrah dengan cara menyembelih hadyu bagi orang yang terhalangi dari masuk ke tanah haram.

ٱلۡحَجُّ أَشۡهُرٞ مَّعۡلُومَٰتٞۚ فَمَن فَرَضَ فِيهِنَّ ٱلۡحَجَّ فَلَا رَفَثَ وَلَا فُسُوقَ وَلَا جِدَالَ فِي ٱلۡحَجِّۗ وَمَا تَفۡعَلُواْ مِنۡ خَيۡرٖ يَعۡلَمۡهُ ٱللَّهُۗ وَتَزَوَّدُواْ فَإِنَّ خَيۡرَ ٱلزَّادِ ٱلتَّقۡوَىٰۖ وَٱتَّقُونِ يَٰٓأُوْلِي ٱلۡأَلۡبَٰبِ
Waktu pelaksanaan ibadah haji ialah bulan-bulan yang dimaklumi, mulai dengan bulan Syawal dan berakhir pada sepuluh hari (pertama) di bulan Zulhijah. Siapa yang mewajibkan dirinya melaksanakan ibadah haji pada bulan-bulan tersebut dan melaksanakan ihram haji, maka ia dilarang bersetubuh dan melakukan hal-hal yang merupakan pengantar bersetubuh. Dia juga dilarang keras keluar dari ketaatan kepada Allah dengan melakukan perbuatan maksiat, demi menghormati keagungan waktu dan tempat tersebut. Dia juga dilarang melakukan perdebatan yang menjurus kepada kemarahan dan perseteruan. Perbuatan baik apa pun yang kalian lakukan pasti diketahui oleh Allah untuk dibalasnya. Laksanakanlah ibadah haji seraya melengkapi diri dengan bekal makanan dan minuman yang kalian butuhkan, dan ketahuilah bahwa sebaik-baik bekal yang dapat memperlancar semua urusanmu ialah ketakwaan kepada Allah. Oleh sebab itu, bertakwalah kalian kepada-Ku dengan cara menjalankan perintah-perintah-Ku dan menjauhi larangan-larangan-Ku, wahai orang-orang yang berakal sehat.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
لَيۡسَ عَلَيۡكُمۡ جُنَاحٌ أَن تَبۡتَغُواْ فَضۡلٗا مِّن رَّبِّكُمۡۚ فَإِذَآ أَفَضۡتُم مِّنۡ عَرَفَٰتٖ فَٱذۡكُرُواْ ٱللَّهَ عِندَ ٱلۡمَشۡعَرِ ٱلۡحَرَامِۖ وَٱذۡكُرُوهُ كَمَا هَدَىٰكُمۡ وَإِن كُنتُم مِّن قَبۡلِهِۦ لَمِنَ ٱلضَّآلِّينَ
Tidak ada dosa bagi kalian untuk mencari rezeki yang halal melalui perdagangan dan lain-lain selama melaksanakan ibadah haji. Apabila kalian bertolak dari Arafah setelah melaksanakan wukuf di sana pada tanggal 9 Zulhijah dan sedang menuju Muzdalifah pada malam tanggal 10 Zulhijah maka berzikirlah kepada Allah dengan cara membaca tasbih, tahlil, dan doa di al-Masy'aril-Ḥarām di Muzdalifah. Berzikirlah kepada Allah karena Dia telah menunjukkan kamu kepada syiar-syiar agama-Nya dan tata cara menunaikan ibadah haji di Baitullah, padahal sebelum itu kalian termasuk orang-orang yang tidak mengetahui syariat-Nya.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
ثُمَّ أَفِيضُواْ مِنۡ حَيۡثُ أَفَاضَ ٱلنَّاسُ وَٱسۡتَغۡفِرُواْ ٱللَّهَۚ إِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٞ رَّحِيمٞ
Kemudian bertolaklah kalian dari Arafah seperti yang dilakukan oleh Ibrahim -'alaihissalām-, bukan seperti yang dilakukan oleh orang-orang Jahiliah yang tidak mau wukuf di Arafah. Mintalah ampunan dari Allah atas kecerobohan kalian dalam menunaikan syariat-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang bagi hamba-hamba-Nya yang bertobat.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
فَإِذَا قَضَيۡتُم مَّنَٰسِكَكُمۡ فَٱذۡكُرُواْ ٱللَّهَ كَذِكۡرِكُمۡ ءَابَآءَكُمۡ أَوۡ أَشَدَّ ذِكۡرٗاۗ فَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَقُولُ رَبَّنَآ ءَاتِنَا فِي ٱلدُّنۡيَا وَمَا لَهُۥ فِي ٱلۡأٓخِرَةِ مِنۡ خَلَٰقٖ
Apabila kalian telah menyelesaikan rangkaian kegiatan ibadah haji maka berzikirlah kepada Allah dan perbanyaklah mengucapkan pujian kepada-Nya, sebagaimana kalian membanggakan dan memuji leluhur kalian, atau lebih dari itu; karena setiap nikmat yang kalian rasakan itu sejatinya berasal dari Allah. Tetapi, manusia berbeda-beda; ada orang yang kafir dan musyrik yang hanya percaya terhadap kehidupan dunia saja, sehingga dia tidak meminta dari Tuhannya selain kenikmatan dan perhiasan dunia saja, seperti kesehatan, kekayaan dan keturunan. Orang semacam itu tidak akan mendapatkan kenikmatan yang Allah janjikan kepada hamba-hamba-Nya yang mukmin di akhirat kelak, karena orang kafir dan musyrik itu hanya menginginkan kebahagiaan dunia dan tidak menginginkan kebahagiaan akhirat.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
وَمِنۡهُم مَّن يَقُولُ رَبَّنَآ ءَاتِنَا فِي ٱلدُّنۡيَا حَسَنَةٗ وَفِي ٱلۡأٓخِرَةِ حَسَنَةٗ وَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ
Ada juga golongan manusia yang beriman kepada Allah dan hari Akhir. Lalu dia meminta kepada Tuhannya agar diberikan kenikmatan hidup dan beramal saleh selama di dunia. Dia juga meminta kepada-Nya agar diberikan kesempatan untuk meraih surga dan selamat dari azab neraka.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
أُوْلَٰٓئِكَ لَهُمۡ نَصِيبٞ مِّمَّا كَسَبُواْۚ وَٱللَّهُ سَرِيعُ ٱلۡحِسَابِ
Orang-orang yang meminta kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat itu akan mendapatkan ganjaran yang besar sesuai dengan amal saleh yang telah mereka perbuat di dunia, dan Allah Mahacepat dalam menghitung amal perbuatan manusia.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
سوودەکانی ئایەتەکان لەم پەڕەیەدا:
• يجب على المؤمن التزود في سفر الدنيا وسفر الآخرة، ولذلك ذكر الله أن خير الزاد هو التقوى.
· Seorang mukmin wajib membawa bekal dalam perjalanan dunia maupun perjalanan akhirat, karena itu Allah menyebutkan bahwa sebaik-baik bekal adalah takwa.

• مشروعية الإكثار من ذكر الله تعالى عند إتمام نسك الحج.
· Anjuran memperbanyak zikir kepada Allah setelah menyelesaikan rangkaian kegiatan ibadah haji.

• اختلاف مقاصد الناس؛ فمنهم من جعل همّه الدنيا، فلا يسأل ربه غيرها، ومنهم من يسأله خير الدنيا والآخرة، وهذا هو الموفَّق.
· Manusia memiliki tujuan yang berbeda-beda. Ada yang mementingkan kehidupan dunia saja, maka dia tidak meminta yang lain dari Tuhannya. Ada juga orang yang meminta kepada Tuhannya agar diberikan kebaikan hidup di dunia dan di akhirat; inilah tipe orang yang beruntung.

۞ وَٱذۡكُرُواْ ٱللَّهَ فِيٓ أَيَّامٖ مَّعۡدُودَٰتٖۚ فَمَن تَعَجَّلَ فِي يَوۡمَيۡنِ فَلَآ إِثۡمَ عَلَيۡهِ وَمَن تَأَخَّرَ فَلَآ إِثۡمَ عَلَيۡهِۖ لِمَنِ ٱتَّقَىٰۗ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّكُمۡ إِلَيۡهِ تُحۡشَرُونَ
Berzikirlah kepada Allah dengan membaca takbir dan tahlil pada hari-hari yang sedikit, yaitu pada tanggal 11, 12, dan 13 Zulhijah. Siapa yang terburu-buru dan keluar dari Mina setelah melontar jamrah pada tanggal 12, dia boleh melakukannya dan tidak berdosa karena Allah telah memberikan keringanan baginya. Barang siapa menunda sampai tanggal 13 agar bisa melontar jamrah pada hari itu, dia pun boleh melakukannya dan tidak berdosa, bahkan dia telah melakukan yang paling sempurna dan mengikuti amalan Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-. Semua itu bagi orang yang bertakwa kepada Allah di dalam hajinya, sehingga dia melaksanakannya sesuai dengan perintah Allah. Maka, bertakwalah kalian kepada Allah dengan cara menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya, dan yakinlah bahwa hanya kepada-Nyalah kalian akan kembali. Lalu Dia akan memberi kalian balasan yang setimpal dengan amal perbuatan kalian.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يُعۡجِبُكَ قَوۡلُهُۥ فِي ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا وَيُشۡهِدُ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا فِي قَلۡبِهِۦ وَهُوَ أَلَدُّ ٱلۡخِصَامِ
Di antara manusia ada orang munafik yang ucapannya di dunia ini memikat hatimu -wahai Nabi-. Engkau melihat tutur katanya sangat bagus sehingga engkau menyangka bahwa ucapannya itu jujur dan tulus. Padahal sesungguhnya tujuan utamanya ialah menyelamatkan diri dan hartanya. Ia mempersaksikan kepada Allah keimanan dan kebaikan yang ada di dalam hatinya, padahal sejatinya ia berdusta dan sangat keras perseteruan dan permusuhannya kepada umat Islam.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
وَإِذَا تَوَلَّىٰ سَعَىٰ فِي ٱلۡأَرۡضِ لِيُفۡسِدَ فِيهَا وَيُهۡلِكَ ٱلۡحَرۡثَ وَٱلنَّسۡلَۚ وَٱللَّهُ لَا يُحِبُّ ٱلۡفَسَادَ
Apabila ia (orang munafik) berpaling darimu dan berpisah denganmu, ia berusaha keras untuk membuat kerusakan di muka bumi dengan cara berbuat maksiat, merusak tanam-tanaman dan membunuh binatang ternak, sedangkan Allah tidak menyukai kerusakan di muka bumi dan tidak mencintai orang-orang yang suka membuat kerusakan.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
وَإِذَا قِيلَ لَهُ ٱتَّقِ ٱللَّهَ أَخَذَتۡهُ ٱلۡعِزَّةُ بِٱلۡإِثۡمِۚ فَحَسۡبُهُۥ جَهَنَّمُۖ وَلَبِئۡسَ ٱلۡمِهَادُ
Apabila orang yang suka membuat kerusakan itu dinasihati, “Bertakwalah kamu kepada Allah dengan cara menghormati batas-batas yang telah ditetapkan-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya,” maka keangkuhan dan kesombongannya mencegahnya kembali ke jalan yang benar dan memaksanya mempertahankan dosanya. Sebab itu, balasan yang cukup baginya ialah masuk ke dalam neraka Jahanam dan sesungguhnya neraka Jahanam itu adalah seburuk-buruk tempat tinggal bagi para penghuninya.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَشۡرِي نَفۡسَهُ ٱبۡتِغَآءَ مَرۡضَاتِ ٱللَّهِۚ وَٱللَّهُ رَءُوفُۢ بِٱلۡعِبَادِ
Di antara manusia ada orang mukmin yang menjual dirinya dan mengorbankannya untuk menjalankan ketaatan kepada Tuhannya, berjuang di jalan-Nya dan mencari rida-Nya. Sungguh, Allah itu Mahaluas kasih sayang-Nya kepada hamba-hamba-Nya dan Maha Penyayang kepada mereka.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱدۡخُلُواْ فِي ٱلسِّلۡمِ كَآفَّةٗ وَلَا تَتَّبِعُواْ خُطُوَٰتِ ٱلشَّيۡطَٰنِۚ إِنَّهُۥ لَكُمۡ عَدُوّٞ مُّبِينٞ
Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan mengikuti Rasul-Nya! Masuklah kalian ke dalam Islam seutuhnya. Jangan ada sesuatu pun dari agama yang kalian tinggalkan, seperti yang dilakukan Ahli Kitab yang mempercayai sebagian isi kitab suci mereka dan mengingkari sebagian isinya yang lain, serta janganlah kalian mengikuti jalan yang ditempuh oleh setan karena dia adalah musuh yang nyata bagi kalian.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
فَإِن زَلَلۡتُم مِّنۢ بَعۡدِ مَا جَآءَتۡكُمُ ٱلۡبَيِّنَٰتُ فَٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
Jika kalian melakukan kesalahan dan penyimpangan setelah datang kepada kalian dalil-dalil yang sangat jelas dan tidak ada kemuskilan sama sekali, maka ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa di dalam kekuasaan dan kerajaan-Nya, lagi Mahabijaksana di dalam pengaturan dan penetapan syariat agama-Nya. Oleh karena itu, takutlah kamu kepada-Nya dan taatilah Dia!
تەفسیرە عەرەبیەکان:
هَلۡ يَنظُرُونَ إِلَّآ أَن يَأۡتِيَهُمُ ٱللَّهُ فِي ظُلَلٖ مِّنَ ٱلۡغَمَامِ وَٱلۡمَلَٰٓئِكَةُ وَقُضِيَ ٱلۡأَمۡرُۚ وَإِلَى ٱللَّهِ تُرۡجَعُ ٱلۡأُمُورُ
Orang-orang yang mengikuti jejak setan yang menyimpang dari jalan kebenaran itu tidak menunggu apa pun kecuali kedatangan Allah kepada mereka kelak pada hari Kiamat dengan cara yang sesuai dengan keagungan-Nya, di bawah naungan awan, untuk memberikan keputusan hukum kepada mereka. Sementara para malaikat datang dan mengelilingi mereka dari segala penjuru. Ketika itulah perintah Allah kepada mereka diputuskan dan diselesaikan. Hanya kepada Allahlah seluruh urusan makhluk ini dikembalikan.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
سوودەکانی ئایەتەکان لەم پەڕەیەدا:
• التقوى حقيقة لا تكون بكثرة الأعمال فقط، وإنما بمتابعة هدي الشريعة والالتزام بها.
· Takwa yang sejati tidak hanya dilakukan dengan memperbanyak amal semata, melainkan dengan cara mengikuti dan memegang teguh petunjuk syariat (agama).

• الحكم على الناس لا يكون بمجرد أشكالهم وأقوالهم، بل بحقيقة أفعالهم الدالة على ما أخفته صدورهم.
· Menjatuhkan vonis (hukum) kepada manusia tidak boleh dilakukan dengan sekadar melihat bentuk fisik dan kata-kata mereka saja, melainkan dengan hakikat perbuatan mereka yang menunjukkan dengan jelas apa yang tersembunyi di dalam dada mereka.

• الإفساد في الأرض بكل صوره من صفات المتكبرين التي تلازمهم، والله تعالى لا يحب الفساد وأهله.
· Membuat kerusakan di muka bumi dengan cara apa pun adalah salah satu sifat tercela yang melekat pada diri orang-orang yang sombong, sedangkan Allah -Ta'ālā- tidak menyukai kerusakan dan tidak menyukai orang-orang yang melakukannya.

• لا يكون المرء مسلمًا حقيقة لله تعالى حتى يُسَلِّم لهذا الدين كله، ويقبله ظاهرًا وباطنًا.
· Seseorang tidak bisa menjadi muslim sejati sebelum ia menyerahkan dirinya dengan sepenuh hati kepada agama ini secara lengkap, dan menerimanya secara lahir dan batin.

سَلۡ بَنِيٓ إِسۡرَٰٓءِيلَ كَمۡ ءَاتَيۡنَٰهُم مِّنۡ ءَايَةِۭ بَيِّنَةٖۗ وَمَن يُبَدِّلۡ نِعۡمَةَ ٱللَّهِ مِنۢ بَعۡدِ مَا جَآءَتۡهُ فَإِنَّ ٱللَّهَ شَدِيدُ ٱلۡعِقَابِ
Bertanyalah -wahai Nabi- kepada Bani Israil dengan pertanyaan sebagai teguran kepada mereka, “Berapa banyak Allah telah menjelaskan kepada kalian melalui ayat yang jelas-jelas menunjukkan kebenaran para rasul, kemudian kalian mendustakannya dan berpaling darinya?!” Siapa menukar nikmat Allah dengan kekafiran dan pendustaan setelah nikmat itu diketahuinya dengan jelas, maka sesungguhnya Allah itu Mahaberat hukumannya bagi orang-orang yang kafir lagi mendustakan ayat-ayat-Nya.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
زُيِّنَ لِلَّذِينَ كَفَرُواْ ٱلۡحَيَوٰةُ ٱلدُّنۡيَا وَيَسۡخَرُونَ مِنَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْۘ وَٱلَّذِينَ ٱتَّقَوۡاْ فَوۡقَهُمۡ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِۗ وَٱللَّهُ يَرۡزُقُ مَن يَشَآءُ بِغَيۡرِ حِسَابٖ
Kehidupan dunia, kesenangan semu serta kenikmatan sementara yang ada di dalamnya, semuanya dijadikan bagus dalam pandangan orang-orang yang kafir kepada Allah. Lalu mereka mengejek orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, padahal orang-orang yang bertakwa kepada Allah dengan cara menjalankan perintah-perintah-Nya dan meninggalkan larangan-larangan-Nya kelak berada di atas orang-orang kafir itu di akhirat karena Allah akan menempatkan orang-orang yang bertakwa itu di dalam surga 'Adn. Allah memberi kepada siapa saja yang Dia kehendaki di antara makhluk-Nya dengan pemberian yang tidak terhitung dan tidak terhingga.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
كَانَ ٱلنَّاسُ أُمَّةٗ وَٰحِدَةٗ فَبَعَثَ ٱللَّهُ ٱلنَّبِيِّـۧنَ مُبَشِّرِينَ وَمُنذِرِينَ وَأَنزَلَ مَعَهُمُ ٱلۡكِتَٰبَ بِٱلۡحَقِّ لِيَحۡكُمَ بَيۡنَ ٱلنَّاسِ فِيمَا ٱخۡتَلَفُواْ فِيهِۚ وَمَا ٱخۡتَلَفَ فِيهِ إِلَّا ٱلَّذِينَ أُوتُوهُ مِنۢ بَعۡدِ مَا جَآءَتۡهُمُ ٱلۡبَيِّنَٰتُ بَغۡيَۢا بَيۡنَهُمۡۖ فَهَدَى ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لِمَا ٱخۡتَلَفُواْ فِيهِ مِنَ ٱلۡحَقِّ بِإِذۡنِهِۦۗ وَٱللَّهُ يَهۡدِي مَن يَشَآءُ إِلَىٰ صِرَٰطٖ مُّسۡتَقِيمٍ
Dahulu kala manusia adalah satu umat yang bersepakat di atas jalan yang benar, yaitu agama bapak moyang mereka, Adam, sampai mereka disesatkan oleh setan. Lalu mereka pun berbeda-beda; ada yang mukmin dan ada yang kafir. Oleh sebab itulah, Allah mengutus para rasul untuk menyampaikan kabar gembira kepada orang-orang yang beriman dan taat dengan adanya kasih sayang yang Allah janjikan untuk mereka, dan menyampaikan peringatan kepada orang-orang kafir dengan ancaman Allah berupa siksaan yang pedih untuk mereka. Bersama para rasul itu, Allah menurunkan kitab-kitab suci yang berisi kebenaran yang tidak diragukan keotentikannya, supaya para rasul itu memberikan keputusan hukum pada manusia terkait masalah yang mereka perselisihkan. Tidak ada yang berselisih paham tentang kitab yang diturunkan Allah itu - yaitu Taurat - kecuali orang-orang Yahudi yang diberi pengetahuan tentang isinya setelah datang kepada mereka hujah-hujah dari Allah bahwa kitab itu benar dari Allah yang tidak mungkin mereka perselisihkan, (namun mereka tetap berselisih) akibat kezaliman dari mereka. Lalu Allah membimbing orang-orang mukmin untuk membedakan kebenaran dan kesesatan dengan izin dan kehendak-Nya. Sungguh, Allah menunjukkan siapa saja yang Dia kehendaki ke jalan lurus yang tidak ada kebengkokan sedikit pun, yaitu jalan iman.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
أَمۡ حَسِبۡتُمۡ أَن تَدۡخُلُواْ ٱلۡجَنَّةَ وَلَمَّا يَأۡتِكُم مَّثَلُ ٱلَّذِينَ خَلَوۡاْ مِن قَبۡلِكُمۖ مَّسَّتۡهُمُ ٱلۡبَأۡسَآءُ وَٱلضَّرَّآءُ وَزُلۡزِلُواْ حَتَّىٰ يَقُولَ ٱلرَّسُولُ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مَعَهُۥ مَتَىٰ نَصۡرُ ٱللَّهِۗ أَلَآ إِنَّ نَصۡرَ ٱللَّهِ قَرِيبٞ
Apakah kalian -wahai orang-orang mukmin- menyangka akan masuk surga sedangkan kalian belum menerima ujian seperti yang diterima oleh orang-orang sebelum kalian. Mereka dahulu ditimpa kemiskinan dan penyakit yang berat, serta diguncang oleh beragam ketakutan. Bahkan ujian yang mereka terima memaksa mereka untuk meminta segera diberikan pertolongan dari Allah. Sehingga Rasul dan orang-orang mukmin yang menyertainya berkata, “Kapan pertolongan Allah akan datang?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat dengan orang-orang yang beriman dan bertawakal kepada-Nya.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
يَسۡـَٔلُونَكَ مَاذَا يُنفِقُونَۖ قُلۡ مَآ أَنفَقۡتُم مِّنۡ خَيۡرٖ فَلِلۡوَٰلِدَيۡنِ وَٱلۡأَقۡرَبِينَ وَٱلۡيَتَٰمَىٰ وَٱلۡمَسَٰكِينِ وَٱبۡنِ ٱلسَّبِيلِۗ وَمَا تَفۡعَلُواْ مِنۡ خَيۡرٖ فَإِنَّ ٱللَّهَ بِهِۦ عَلِيمٞ
Sahabat-sahabatmu bertanya kepadamu -wahai Nabi- tentang harta apa yang harus mereka infakkan, dan di mana mereka harus menaruhnya? Katakanlah untuk menjawab pertanyaan mereka, “Harta -yang halal lagi baik- yang kalian infakkan hendaknya diberikan kepada kedua orang tua, karib kerabat terdekat kepada kalian sesuai kebutuhan, anak-anak yatim yang membutuhkan santunan, orang-orang miskin yang tidak punya harta, dan musafir yang jauh dari keluarga dan kampung halamannya.” Kebajikan yang kamu lakukan -wahai orang-orang mukmin- baik sedikit maupun banyak, sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya. Tidak ada sesuatu pun yang luput dari pengetahuan-Nya, dan Dia akan memberi kalian balasan yang setimpal dengan amal perbuatan kalian.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
سوودەکانی ئایەتەکان لەم پەڕەیەدا:
• ترك شكر الله تعالى على نعمه وترك استعمالها في طاعته يعرضها للزوال ويحيلها بلاءً على صاحبها.
· Tidak bersyukur kepada Allah -Ta'ālā- atas nikmat-nikmat-Nya dan tidak menggunakannya di dalam ketaatan kepada-Nya akan membuatnya rentan hilang dan berganti menjadi bencana bagi yang bersangkutan.

• الأصل أن الله خلق عباده على فطرة التوحيد والإيمان به، وإبليس وأعوانه هم الذين صرفوهم عن هذه الفطرة إلى الشرك به.
· Pada dasarnya Allah menciptakan hamba-hamba-Nya di atas fitrah tauhid dan iman kepada-Nya, tetapi Iblis dan sekutunyalah yang memalingkan mereka dari fitrah ini menuju kemusyrikan.

• أعظم الخذلان الذي يؤدي للفشل أن تختلف الأمة في كتابها وشريعتها، فيكفّر بعضُها بعضًا، ويلعن بعضُها بعضًا.
· Keteledoran terbesar yang menyebabkan terjadinya kegagalan ialah umat ini berselisih paham tentang kitab sucinya dan syariat agamanya. Lalu mereka saling mengafirkan satu sama lain, dan saling mengutuk satu sama lain.

• الهداية للحق الذي يختلف فيه الناس، ومعرفة وجه الصواب بيد الله، ويُطلب منه تعالى بالإيمان به والانقياد له.
· Petunjuk ke arah kebenaran yang manusia perselisihkan dan pengetahuan tentang versi yang benar ada di tangan Allah; dan itu dapat diminta dari Allah melalui keimanan dan ketaatan pada-Nya.

• الابتلاء سُنَّة الله تعالى في أوليائه، فيبتليهم بقدر ما في قلوبهم من الإيمان به والتوكل عليه.
· Ujian adalah sunatullah yang berlaku pada kekasih-kekasih Allah, karena itu Allah menguji mereka sesuai dengan kadar keimanan dan kepasrahan mereka kepada-Nya.

• من أعظم ما يعين على الصبر عند نزول البلاء، الاقتداء بالصالحين وأخذ الأسوة منهم.
· Salah satu cara yang paling efektif untuk bisa bersabar ketika mendapatkan ujian ialah mencontoh dan meneladani sikap orang-orang saleh.

كُتِبَ عَلَيۡكُمُ ٱلۡقِتَالُ وَهُوَ كُرۡهٞ لَّكُمۡۖ وَعَسَىٰٓ أَن تَكۡرَهُواْ شَيۡـٔٗا وَهُوَ خَيۡرٞ لَّكُمۡۖ وَعَسَىٰٓ أَن تُحِبُّواْ شَيۡـٔٗا وَهُوَ شَرّٞ لَّكُمۡۚ وَٱللَّهُ يَعۡلَمُ وَأَنتُمۡ لَا تَعۡلَمُونَ
Diwajibkan kepada kalian -wahai orang-orang mukmin- berperang di jalan Allah, padahal secara naluriah kewajiban ini tidak menyenangkan bagi jiwa manusia karena kewajiban ini menuntut pengorbanan harta dan jiwa. Namun, boleh jadi kalian tidak menyukai sesuatu, padahal sejatinya itu baik dan bermanfaat bagi kalian, seperti berperang di jalan Allah. Di samping berpahala besar, berperang juga mendatangkan kemenangan atas musuh dan bisa meninggikan kalimat Allah. Juga boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal sejatinya itu buruk dan merugikan bagi kalian, seperti tidak berangkat ke medan jihad; karena tindakan ini dapat mendatangkan kehinaan dan penjajahan oleh musuh. Allah benar-benar mengetahui secara pasti mana perkara yang baik dan mana perkara yang buruk, sedangkan kalian tidak mengetahuinya. Sebab itu, sambutlah perintah-Nya karena perintah-Nya itulah yang berisi kebaikan bagi kalian.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
يَسۡـَٔلُونَكَ عَنِ ٱلشَّهۡرِ ٱلۡحَرَامِ قِتَالٖ فِيهِۖ قُلۡ قِتَالٞ فِيهِ كَبِيرٞۚ وَصَدٌّ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ وَكُفۡرُۢ بِهِۦ وَٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡحَرَامِ وَإِخۡرَاجُ أَهۡلِهِۦ مِنۡهُ أَكۡبَرُ عِندَ ٱللَّهِۚ وَٱلۡفِتۡنَةُ أَكۡبَرُ مِنَ ٱلۡقَتۡلِۗ وَلَا يَزَالُونَ يُقَٰتِلُونَكُمۡ حَتَّىٰ يَرُدُّوكُمۡ عَن دِينِكُمۡ إِنِ ٱسۡتَطَٰعُواْۚ وَمَن يَرۡتَدِدۡ مِنكُمۡ عَن دِينِهِۦ فَيَمُتۡ وَهُوَ كَافِرٞ فَأُوْلَٰٓئِكَ حَبِطَتۡ أَعۡمَٰلُهُمۡ فِي ٱلدُّنۡيَا وَٱلۡأٓخِرَةِۖ وَأُوْلَٰٓئِكَ أَصۡحَٰبُ ٱلنَّارِۖ هُمۡ فِيهَا خَٰلِدُونَ
Manusia bertanya kepadamu -wahai Nabi- tentang hukum berperang di bulan-bulan haram, yaitu Zulkaidah, Zulhijah, Muharam dan Rajab. Katakanlah untuk menjawab pertanyaan mereka itu, “Berperang di bulan-bulan haram adalah dosa besar dan kemungkaran di sisi Allah. Sebagaimana tindakan orang-orang musyrik yang menghalang-halangi manusia dari jalan Allah adalah perbuatan buruk juga. Tetapi, melarang orang-orang mukmin memasuki Masjidilharam dan mengusir para penghuni Masjidilharam dari dalam masjid itu lebih besar dosanya di sisi Allah daripada berperang di bulan haram, sedangkan kemusyrikan yang mereka jalani itu lebih besar dosanya daripada pembunuhan.” Orang-orang musyrik itu senantiasa berada dalam kezaliman mereka, mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu -wahai orang-orang mukmin- sampai mereka berhasil mengeluarkan kalian dari agama yang benar menuju agama mereka yang batil, sekiranya mereka bisa melakukannya. Barang siapa di antara kalian yang meninggalkan agamanya (murtad) dan mati dalam kekafiran kepada Allah maka amal salehnya menjadi sia-sia, dan kelak di akhirat ia akan masuk ke dalam neraka dan menetap di sana untuk selama-lamanya.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَٱلَّذِينَ هَاجَرُواْ وَجَٰهَدُواْ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ أُوْلَٰٓئِكَ يَرۡجُونَ رَحۡمَتَ ٱللَّهِۚ وَٱللَّهُ غَفُورٞ رَّحِيمٞ
Sesungguhnya orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, orang-orang yang meninggalkan kampung halaman mereka untuk berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, dan orang-orang yang berperang untuk meninggikan kalimat Allah setinggi-tingginya, mereka itu sangat mengharapkan rahmat dan ampunan dari Allah. Sungguh, Allah Maha Pengampun atas dosa hamba-hamba-Nya dan Maha Penyayang kepada mereka.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
۞ يَسۡـَٔلُونَكَ عَنِ ٱلۡخَمۡرِ وَٱلۡمَيۡسِرِۖ قُلۡ فِيهِمَآ إِثۡمٞ كَبِيرٞ وَمَنَٰفِعُ لِلنَّاسِ وَإِثۡمُهُمَآ أَكۡبَرُ مِن نَّفۡعِهِمَاۗ وَيَسۡـَٔلُونَكَ مَاذَا يُنفِقُونَۖ قُلِ ٱلۡعَفۡوَۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ ٱللَّهُ لَكُمُ ٱلۡأٓيَٰتِ لَعَلَّكُمۡ تَتَفَكَّرُونَ
Sahabat-sahabatmu -wahai Nabi- bertanya kepadamu tentang khamar (yaitu segala sesuatu yang bisa menutupi dan menghilangkan akal sehat). Mereka bertanya kepadamu tentang hukum meminum, menjual dan membelinya. Mereka juga bertanya kepadamu tentang hukum berjudi (yaitu harta yang didapatkan melalui persaingan kedua pihak yang di dalamnya ada taruhan dari keduanya). Katakanlah untuk menjawab pertanyaan mereka, “Keduanya (khamar dan judi) mengandung banyak sekali mudarat dan mafsadahnya, baik dalam lingkup agama maupun dunia, seperti hilangnya akal (kesadaran) dan harta benda, terjerumus ke dalam permusuhan dan kebencian. Namun, keduanya juga memiliki sedikit manfaat, seperti keuntungan materi. Akan tetapi, dampak buruk dan dosa yang ditimbulkan keduanya lebih besar dari manfaatnya, dan sesuatu yang bahayanya lebih besar daripada manfaatnya akan dijauhi oleh orang yang berakal sehat.” Penjelasan dari Allah ini merupakan persiapan bagi pengharaman khamar. Sahabat-sahabatmu juga bertanya kepadamu -wahai Nabi- tentang jumlah harta yang mereka infakkan secara sukarela (tidak wajib). Katakanlah untuk menjawab pertanyaan mereka, “Infakkanlah hartamu yang lebih dari kebutuhanmu.” Pada mulanya ketentuan inilah yang berlaku. Setelah itu, Allah mensyariatkan zakat yang wajib dalam jenis-jenis harta tertentu dan dalam nisab tertentu. Dengan penjelasan yang sangat jelas seperti inilah Allah menjelaskan hukum-hukum syariat agar kalian berfikir.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
سوودەکانی ئایەتەکان لەم پەڕەیەدا:
• الجهل بعواقب الأمور قد يجعل المرء يكره ما ينفعه ويحب ما يضره، وعلى المرء أن يسأل الله الهداية للرشاد.
· Ketidaktahuan tentang hasil atau risiko yang akan diterima terkadang membuat seseorang membenci sesuatu yang bermanfaat dan menyukai sesuatu yang berbahaya baginya. Oleh sebab itu, setiap orang hendaknya memohon petunjuk dan bimbingan dari Allah.

• جاء الإسلام بتعظيم الحرمات والنهي عن الاعتداء عليها، ومن أعظمها صد الناس عن سبيل الله تعالى.
· Islam datang dengan ajaran yang menghormati batasan-batasan dan melarang pelanggaran atas batasan-batasan tersebut. Salah satu larangan yang paling besar ialah menghalang-halangi manusia dari jalan Allah -Ta'ālā-.

• لا يزال الكفار أبدًا حربًا على الإسلام وأهله حتَّى يخرجوهم من دينهم إن استطاعوا، والله موهن كيد الكافرين.
· Orang-orang kafir tidak akan berhenti menyerang Islam dan para pemeluknya sampai mereka berhasil mengeluarkan orang Islam dari agamanya jika mereka sanggup. Namun, Allah -Ta'ālā- sendiri yang akan menggagalkan upaya orang-orang kafir itu.

• الإيمان بالله تعالى، والهجرة إليه، والجهاد في سبيله؛ أعظم الوسائل التي ينال بها المرء رحمة الله ومغفرته.
· Iman kepada Allah -Ta'ālā-, hijrah kepada-Nya dan berjuang di jalan-Nya merupakan cara-cara yang paling efektif untuk menggapai rahmat dan magfirah dari Allah.

• حرّمت الشريعة كل ما فيه ضرر غالب وإن كان فيه بعض المنافع؛ مراعاة لمصلحة العباد.
· Syariat (Islam) mengharamkan segala sesuatu yang mengandung bahaya yang dominan, meskipun sesuatu itu (di sisi lain) mengandung beberapa manfaat. Hal itu dimaksudkan untuk menjaga kemaslahatan umat manusia.

فِي ٱلدُّنۡيَا وَٱلۡأٓخِرَةِۗ وَيَسۡـَٔلُونَكَ عَنِ ٱلۡيَتَٰمَىٰۖ قُلۡ إِصۡلَاحٞ لَّهُمۡ خَيۡرٞۖ وَإِن تُخَالِطُوهُمۡ فَإِخۡوَٰنُكُمۡۚ وَٱللَّهُ يَعۡلَمُ ٱلۡمُفۡسِدَ مِنَ ٱلۡمُصۡلِحِۚ وَلَوۡ شَآءَ ٱللَّهُ لَأَعۡنَتَكُمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٞ
Allah mensyariatkan hal itu agar kamu berpikir tentang apa yang bermanfaat bagimu di dunia dan di akhirat. Sahabat-sahabatmu juga bertanya kepadamu -wahai Nabi- tentang tugas mereka sebagai pengasuh anak yatim, bagaimana cara mereka berinteraksi dengan anak-anak yatim? Apakah mereka boleh mencampur harta anak-anak yatim itu dengan harta mereka untuk kepentingan nafkah, makanan, dan tempat tinggal? Katakanlah untuk menjawab pertanyaan mereka, “Kerelaan kalian untuk mengurus harta mereka tanpa imbalan atau mencampur harta kalian dengan harta mereka akan lebih baik bagi kalian di sisi Allah dan lebih besar pahalanya. Hal itu akan lebih baik bagi mereka terkait harta mereka karena pilihan itu akan membuat harta mereka tetap tersimpan untuk mereka. Namun, jika kalian mengikutsertakan mereka dengan cara menggabungkan harta mereka dengan harta kalian dalam membiayai kebutuhan hidup, tempat tinggal, dan sebagainya, itu tidak ada salahnya bagi kalian karena mereka adalah saudara-saudara kalian seagama, dan sebagai saudara satu sama lain harus saling membantu dan saling mengurus urusan saudaranya. Allah mengetahui siapa wali (pengasuh anak yatim) yang ingin berbuat jahat dengan mencampur harta anak-anak yatim dan siapa wali yang ingin berbuat baik. Sekiranya Allah berkehendak menyulitkan kalian dalam urusan anak-anak yatim, niscaya Dia telah menyulitkan kalian. Akan tetapi, Dia mempermudah urusan kalian dalam berhubungan dengan anak-anak yatim karena syariat-Nya dibangun di atas asas kemudahan. Sesungguhnya Allah Mahaperkasa, tidak ada sesuatu pun yang dapat mengalahkan-Nya, dan Dia Mahabijaksana di dalam menciptakan, mengatur, dan di dalam menetapkan syariat-Nya.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
وَلَا تَنكِحُواْ ٱلۡمُشۡرِكَٰتِ حَتَّىٰ يُؤۡمِنَّۚ وَلَأَمَةٞ مُّؤۡمِنَةٌ خَيۡرٞ مِّن مُّشۡرِكَةٖ وَلَوۡ أَعۡجَبَتۡكُمۡۗ وَلَا تُنكِحُواْ ٱلۡمُشۡرِكِينَ حَتَّىٰ يُؤۡمِنُواْۚ وَلَعَبۡدٞ مُّؤۡمِنٌ خَيۡرٞ مِّن مُّشۡرِكٖ وَلَوۡ أَعۡجَبَكُمۡۗ أُوْلَٰٓئِكَ يَدۡعُونَ إِلَى ٱلنَّارِۖ وَٱللَّهُ يَدۡعُوٓاْ إِلَى ٱلۡجَنَّةِ وَٱلۡمَغۡفِرَةِ بِإِذۡنِهِۦۖ وَيُبَيِّنُ ءَايَٰتِهِۦ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمۡ يَتَذَكَّرُونَ
Janganlah kalian -wahai orang-orang mukmin- menikah dengan wanita-wanita musyrik sebelum mereka beriman kepada Allah semata dan memeluk agama Islam. Sungguh, wanita budak belian yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya lebih baik (untuk dinikahi) daripada wanita merdeka yang menyembah berhala, walaupun kecantikan dan kekayaannya memikat hati kalian. Janganlah kalian menikahkan wanita-wanita muslimah dengan laki-laki musyrik. Sungguh, laki-laki budak belian yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya lebih baik (untuk dinikahkan) daripada laki-laki musyrik, walaupun dirinya memikat hati kalian. Orang-orang musyrik itu -baik laki-laki maupun wanita- akan mengajak kepada sesuatu yang menyebabkan masuk neraka dengan ucapan dan perbuatan mereka. Sebaliknya, Allah mengajak kepada amal-amal saleh yang menyebabkan masuk surga dan mendapatkan ampunan atas dosa-dosa dengan izin dan kemurahan-Nya. Allah menjelaskan ayat-ayat-Nya kepada manusia agar mereka mengambil pelajaran melalui petunjuk-petunjuk-Nya kemudian mengamalkannya.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
وَيَسۡـَٔلُونَكَ عَنِ ٱلۡمَحِيضِۖ قُلۡ هُوَ أَذٗى فَٱعۡتَزِلُواْ ٱلنِّسَآءَ فِي ٱلۡمَحِيضِ وَلَا تَقۡرَبُوهُنَّ حَتَّىٰ يَطۡهُرۡنَۖ فَإِذَا تَطَهَّرۡنَ فَأۡتُوهُنَّ مِنۡ حَيۡثُ أَمَرَكُمُ ٱللَّهُۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلتَّوَّٰبِينَ وَيُحِبُّ ٱلۡمُتَطَهِّرِينَ
Para sahabatmu bertanya kepadamu -wahai Nabi- tentang haid (yaitu darah normal yang keluar dari rahim wanita pada waktu-waktu tertentu). Katakanlah untuk menjawab pertanyaan mereka, “Darah haid itu adalah kotoran bagi laki-laki dan wanita. Oleh karena itu, hindarilah berhubungan badan dengan istri-istri kalian di masa haid. Jangan mendekati istri-istri kalian dengan berhubungan badan dengan mereka sampai darah haid mereka berhenti dan mereka bersuci darinya dengan cara mandi. Apabila darah haid itu sudah berhenti dan mereka sudah bersuci maka gaulilah mereka dengan cara yang diperbolehkan oleh Allah, ketika mereka dalam keadaan suci (dari haid) di kubul (vagina) mereka. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang gemar bertobat dari maksiat dan bersungguh-sungguh dalam bersuci dari segala macam kotoran.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
نِسَآؤُكُمۡ حَرۡثٞ لَّكُمۡ فَأۡتُواْ حَرۡثَكُمۡ أَنَّىٰ شِئۡتُمۡۖ وَقَدِّمُواْ لِأَنفُسِكُمۡۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّكُم مُّلَٰقُوهُۗ وَبَشِّرِ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ
Istri-istri kalian adalah tempat kalian bercocok tanam. Merekalah yang melahirkan anak-anak kalian, seperti tanah yang menghasilkan buah-buahan maka datangilah ladangmu -yakni kubul istri kalian- dari arah mana pun dan dengan cara bagaimanapun yang kalian kehendaki jika melalui kubul. Beramallah untuk diri kalian dengan melakukan kebajikan-kebajikan, di antaranya dengan cara seorang suami menggauli istrinya dengan niat beribadah kepada Allah dan berharap mendapatkan keturunan yang saleh. Serta bertakwalah kalian kepada Allah dengan menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya, yang salah satunya ialah dalam urusan wanita. Ketahuilah bahwa kalian akan berjumpa dengan-Nya kelak di hari Kiamat. Kalian akan berdiri di hadapan-Nya dan Dia akan memberi kalian balasan yang setimpal dengan amal perbuatan kalian. Berikanlah kabar gembira -wahai Nabi- kepada orang-orang mukmin tentang sesuatu yang menyenangkan hati mereka ketika berjumpa dengan Tuhan mereka, yaitu kenikmatan abadi dan memandang wajah Tuhan yang mulia.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
وَلَا تَجۡعَلُواْ ٱللَّهَ عُرۡضَةٗ لِّأَيۡمَٰنِكُمۡ أَن تَبَرُّواْ وَتَتَّقُواْ وَتُصۡلِحُواْ بَيۡنَ ٱلنَّاسِۚ وَٱللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٞ
Janganlah kalian menjadikan sumpah dengan nama Allah sebagai alasan yang menghalangi kalian dari berbuat kebajikan, ketakwaan dan mendamaikan manusia. Apabila kalian telah bersumpah untuk tidak melakukan kebajikan, maka lakukanlah kebajikan dan bayarlah kafarat atas sumpah kalian itu. Allah Maha Mendengar ucapan kalian lagi Maha Mengetahui perbuatan kalian, dan akan memberi kalian balasan yang setimpal.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
سوودەکانی ئایەتەکان لەم پەڕەیەدا:
• تحريم النكاح بين المسلمين والمشركين، وذلك لبُعد ما بين الشرك والإيمان.
· Haramnya pernikahan antara orang Islam dengan orang musyrik. Hal itu dikarenakan jauhnya jarak antara iman dan syirik.

• دلت الآية على اشتراط الولي عند عقد النكاح؛ لأن الله تعالى خاطب الأولياء لمّا نهى عن تزويج المشركين.
· Ayat ini menunjukkan keharusan adanya wali di dalam akad nikah karena Allah berbicara kepada para wali ketika melarang menikahkan wanita muslimah dengan orang musyrik.

• حث الشريعة على الطهارة الحسية من النجاسات والأقذار، والطهارة المعنوية من الشرك والمعاصي.
· Syariat Islam mendorong umatnya untuk menjaga kesucian lahiriah dari najis dan kotoran, dan menjaga kesucian batiniah dari syirik dan maksiat.

• ترغيب المؤمن في أن يكون نظره في أعماله - حتى ما يتعلق بالملذات - إلى الدار الآخرة، فيقدم لنفسه ما ينفعه فيها.
· Anjuran kepada setiap mukmin agar dalam setiap aktivitasnya selalu memandang ke akhirat -termasuk yang berhubungan dengan kesenangan-, sehingga dia senantiasa berbuat sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya di akhirat.

لَّا يُؤَاخِذُكُمُ ٱللَّهُ بِٱللَّغۡوِ فِيٓ أَيۡمَٰنِكُمۡ وَلَٰكِن يُؤَاخِذُكُم بِمَا كَسَبَتۡ قُلُوبُكُمۡۗ وَٱللَّهُ غَفُورٌ حَلِيمٞ
Allah tidak akan menuntut kalian terkait sumpah yang terucap oleh lisan kalian tanpa sengaja, seperti ucapan kalian, “Tidak, demi Allah.” Atau “Ya, demi Allah.” Sebab itu, tidak ada kewajiban membayar kafarat dan tidak ada hukuman bagi kalian dalam hal itu. Namun, Allah akan menuntut kalian terkait sumpah yang kalian lakukan secara sengaja. Allah Maha Pengampun bagi dosa hamba-hamba-Nya lagi Maha Penyantun, tidak lekas menjatuhkan hukuman kepada mereka.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
لِّلَّذِينَ يُؤۡلُونَ مِن نِّسَآئِهِمۡ تَرَبُّصُ أَرۡبَعَةِ أَشۡهُرٖۖ فَإِن فَآءُو فَإِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٞ رَّحِيمٞ
Orang-orang yang bersumpah untuk tidak menggauli istrinya memiliki tenggat waktu tidak lebih dari 4 bulan, dimulai sejak mereka mengucapkan sumpah. Inilah yang disebut dengan “al-Īlā`”. Jika mereka kembali menggauli istri-istri mereka dalam kurun waktu 4 bulan atau kurang dari itu, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun yang akan mengampuni apa yang telah mereka lakukan, dan Maha Penyayang kepada mereka karena telah mensyariatkan kafarat sebagai jalan keluar dari sumpah ini.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
وَإِنۡ عَزَمُواْ ٱلطَّلَٰقَ فَإِنَّ ٱللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٞ
Apabila mereka menghendaki perceraian dengan melanjutkan sumpahnya untuk tidak bersetubuh dengan isteri-isteri mereka dan tidak mau kembali bersetubuh bersama mereka, maka sesungguhnya Allah Maha Mendengar ucapan mereka, termasuk ucapan perceraian, lagi Maha Mengetahui keadaan dan niat mereka, dan akan memberi mereka balasan yang setimpal.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
وَٱلۡمُطَلَّقَٰتُ يَتَرَبَّصۡنَ بِأَنفُسِهِنَّ ثَلَٰثَةَ قُرُوٓءٖۚ وَلَا يَحِلُّ لَهُنَّ أَن يَكۡتُمۡنَ مَا خَلَقَ ٱللَّهُ فِيٓ أَرۡحَامِهِنَّ إِن كُنَّ يُؤۡمِنَّ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِۚ وَبُعُولَتُهُنَّ أَحَقُّ بِرَدِّهِنَّ فِي ذَٰلِكَ إِنۡ أَرَادُوٓاْ إِصۡلَٰحٗاۚ وَلَهُنَّ مِثۡلُ ٱلَّذِي عَلَيۡهِنَّ بِٱلۡمَعۡرُوفِۚ وَلِلرِّجَالِ عَلَيۡهِنَّ دَرَجَةٞۗ وَٱللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
Wanita-wanita yang diceraikan suaminya harus menahan diri mereka selama tiga kali haid. Mereka tidak boleh menikah (dengan laki-laki lain) selama jangka waktu itu. Mereka juga tidak boleh menyembunyikan kehamilan yang Allah ciptakan di dalam rahim mereka, jika mereka sungguh-sungguh dalam beriman kepada Allah dan hari akhir. Mantan suami yang menceraikan mereka lebih berhak untuk merujuk mereka dalam masa idah, jika rujuk tersebut dimaksudkan untuk membangun kerukunan dan menghilangkan masalah yang terjadi akibat perceraian. Para istri memiliki hak dan kewajiban seperti halnya para suami memiliki hak dan kewajiban atas istri-istrinya menurut kebiasaan yang berlaku di masyarakat. Namun, para suami memiliki derajat yang lebih tinggi daripada istri, seperti kepemimpinan dalam rumah tangga dan urusan perceraian. Allah Mahaperkasa, tidak ada sesuatu pun yang dapat mengalahkan-Nya, lagi Mahabijaksana dalam menetapkan syariat-Nya dan mengatur urusan makhluk-Nya.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
ٱلطَّلَٰقُ مَرَّتَانِۖ فَإِمۡسَاكُۢ بِمَعۡرُوفٍ أَوۡ تَسۡرِيحُۢ بِإِحۡسَٰنٖۗ وَلَا يَحِلُّ لَكُمۡ أَن تَأۡخُذُواْ مِمَّآ ءَاتَيۡتُمُوهُنَّ شَيۡـًٔا إِلَّآ أَن يَخَافَآ أَلَّا يُقِيمَا حُدُودَ ٱللَّهِۖ فَإِنۡ خِفۡتُمۡ أَلَّا يُقِيمَا حُدُودَ ٱللَّهِ فَلَا جُنَاحَ عَلَيۡهِمَا فِيمَا ٱفۡتَدَتۡ بِهِۦۗ تِلۡكَ حُدُودُ ٱللَّهِ فَلَا تَعۡتَدُوهَاۚ وَمَن يَتَعَدَّ حُدُودَ ٱللَّهِ فَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلظَّٰلِمُونَ
Talak (perceraian) yang suami mempunyai hak untuk rujuk adalah sebanyak dua kali, yakni ia menalak istrinya kemudian merujuknya, kemudian menalaknya (lagi) kemudian merujuknya. Kemudian setelah talak kedua tersebut si suami hanya mempunyai dua pilihan, mempertahankan rumah tangganya bersama sang istri dengan perlakuan yang baik, atau menalaknya untuk ketiga kalinya dengan perlakuan yang baik kepadanya dan memberikan hak-haknya. Tidak halal bagi kalian -wahai para suami- mengambil kembali mahar yang telah kalian berikan kepada istri-istri kalian, kecuali apabila ada seorang istri yang membenci suaminya, baik karena kondisi fisik maupun perangainya, dan keduanya merasa bahwa kebencian itu membuat keduanya tidak dapat melaksanakan kewajibannya masing-masing. Hendaklah mereka berdua menyampaikan permasalahan mereka kepada orang dekat mereka atau orang lainnya. Apabila wali mereka merasa bahwa keduanya tidak bisa menjalankan tugas sebagai suami-istri, maka tidak ada masalah jika si istri melakukan khuluk (melepaskan diri dari ikatan pernikahan dengan suaminya) dengan memberikan sejumlah harta kepada suaminya sebagai imbalan atas perceraiannya. Hukum-hukum syariat itu adalah garis pemisah antara halal dan haram. Jadi, jangan pernah melampaui garis tersebut. Barang siapa melampaui batas-batas yang Allah tetapkan antara halal dan haram, mereka itulah orang-orang yang menganiaya diri mereka dengan menjerumuskannya ke dalam kebinasaan dan membuatnya rentan terkena hukuman dan murka Allah.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
فَإِن طَلَّقَهَا فَلَا تَحِلُّ لَهُۥ مِنۢ بَعۡدُ حَتَّىٰ تَنكِحَ زَوۡجًا غَيۡرَهُۥۗ فَإِن طَلَّقَهَا فَلَا جُنَاحَ عَلَيۡهِمَآ أَن يَتَرَاجَعَآ إِن ظَنَّآ أَن يُقِيمَا حُدُودَ ٱللَّهِۗ وَتِلۡكَ حُدُودُ ٱللَّهِ يُبَيِّنُهَا لِقَوۡمٖ يَعۡلَمُونَ
Apabila suaminya menceraikannya untuk ketiga kalinya maka ia tidak boleh menikahinya kembali sebelum wanita itu menikah dengan laki-laki lain dengan pernikahan yang sah, atas dasar suka sama suka, bukan dengan tujuan menghalalkan pernikahannya kembali dengan mantan suaminya, dan kemudian ia menggaulinya dalam pernikahannya itu. Kemudian apabila suami yang kedua ini menceraikannya atau meninggal dunia maka wanita itu boleh menikah kembali dengan mantan suaminya yang pertama dengan akad nikah yang baru dan mahar yang baru pula, jika memang keduanya merasa bahwa mereka akan menjalankan kewajiban sesuai dengan ketentuan hukum-hukum syariat. Itulah hukum-hukum syariat yang Allah jelaskan kepada orang-orang yang mau mengetahui hukum-hukum-Nya dan batas-batas-Nya karena merekalah yang bisa mengambil manfaatnya.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
سوودەکانی ئایەتەکان لەم پەڕەیەدا:
• بيَّن الله تعالى أحكام النكاح والطلاق بيانًا شاملًا حتى يعرف الناس حدود الحلال والحرام فلا يتجاوزونها.
· Allah menjelaskan hukum-hukum pernikahan dan perceraian dengan lengkap agar manusia mengetahui batas-batas halal dan haram, sehingga mereka tidak melanggarnya.

• عظَّم الله شأن النكاح وحرم التلاعب فيه بالألفاظ فجعلها ملزمة، وألغى التلاعب بكثرة الطلاق والرجعة فجعل لها حدًّا بطلقتين رجعيتين ثم تحرم عليه إلا أن تنكح زوجا غيره ثم يطلقها، أو يموت عنها.
· Allah mengagungkan urusan pernikahan dan mengharamkan candaan dengan lafal-lafal pernikahan, serta menjadikan lafal yang diucapkan itu sebagai keseriusan. Allah juga mencegah terjadinya talak dan rujuk berkali-kali dengan membatasinya hanya sebanyak dua kali talak yang bisa rujuk, kemudian mengharamkan pernikahan antar keduanya kecuali jika sang wanita menikah dengan lelaki lain lalu bercerai darinya, atau suaminya itu meninggal.

• المعاشرة الزوجية تكون بالمعروف، فإن تعذر ذلك فلا بأس من الطلاق، ولا حرج على أحد الزوجين أن يطلبه.
· Kehidupan rumah tangga harus dilakukan secara baik. Jika hal itu tidak mungkin dilakukan, maka boleh saja memilih perceraian, dan boleh saja salah satu dari keduanya mengajukan gugatan cerai.

وَإِذَا طَلَّقۡتُمُ ٱلنِّسَآءَ فَبَلَغۡنَ أَجَلَهُنَّ فَأَمۡسِكُوهُنَّ بِمَعۡرُوفٍ أَوۡ سَرِّحُوهُنَّ بِمَعۡرُوفٖۚ وَلَا تُمۡسِكُوهُنَّ ضِرَارٗا لِّتَعۡتَدُواْۚ وَمَن يَفۡعَلۡ ذَٰلِكَ فَقَدۡ ظَلَمَ نَفۡسَهُۥۚ وَلَا تَتَّخِذُوٓاْ ءَايَٰتِ ٱللَّهِ هُزُوٗاۚ وَٱذۡكُرُواْ نِعۡمَتَ ٱللَّهِ عَلَيۡكُمۡ وَمَآ أَنزَلَ عَلَيۡكُم مِّنَ ٱلۡكِتَٰبِ وَٱلۡحِكۡمَةِ يَعِظُكُم بِهِۦۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّ ٱللَّهَ بِكُلِّ شَيۡءٍ عَلِيمٞ
Apabila kalian menceraikan istri-istri kalian, kemudian masa idah mereka mendekati habis, maka kalian boleh merujuk mereka atau meninggalkan mereka secara baik-baik tanpa rujuk sampai masa idah mereka berakhir. Janganlah kalian merujuk mereka semata-mata untuk menyengsarakan dan merugikan mereka seperti yang terjadi pada masa jahiliah. Barang siapa melakukan hal itu dengan tujuan menyengsarakan pihak wanita, maka ia telah menganiaya dirinya sendiri dengan cara menjerumuskan dirinya ke dalam dosa dan hukuman. Janganlah kalian menjadikan ayat-ayat Allah sebagai objek olok-olok dengan mempermainkan dan memperlakukannya secara tidak pantas, serta ingatlah nikmat-nikmat Allah yang kalian dapatkan, yang salah satunya ialah turunnya Al-Qur`ān dan Sunnah kepadamu. Allah mengingatkan kalian akan hal ini untuk memotivasi kalian (melakukan kebaikan) sekaligus menakut-nakuti agar tidak berbuat buruk. Takutlah kalian kepada Allah dengan cara menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya, serta ketahuilah bahwa Allah Maha Mengetahui segala sesuatu, sehingga tidak ada sesuatu pun yang luput dari pengetahuan-Nya, dan Dia akan memberi kalian balasan yang setimpal dengan amal perbuatan kalian.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
وَإِذَا طَلَّقۡتُمُ ٱلنِّسَآءَ فَبَلَغۡنَ أَجَلَهُنَّ فَلَا تَعۡضُلُوهُنَّ أَن يَنكِحۡنَ أَزۡوَٰجَهُنَّ إِذَا تَرَٰضَوۡاْ بَيۡنَهُم بِٱلۡمَعۡرُوفِۗ ذَٰلِكَ يُوعَظُ بِهِۦ مَن كَانَ مِنكُمۡ يُؤۡمِنُ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِۗ ذَٰلِكُمۡ أَزۡكَىٰ لَكُمۡ وَأَطۡهَرُۚ وَٱللَّهُ يَعۡلَمُ وَأَنتُمۡ لَا تَعۡلَمُونَ
Apabila kamu menceraikan isteri-isterimu kurang dari tiga kali dan masa iddah mereka sudah berakhir, maka janganlah kalian -wahai para wali- melarang mereka untuk kembali kepada (mantan) suami-suami mereka dengan akad nikah yang baru, jika mereka menginginkan hal itu dan ada persetujuan dengan (mantan) suami-suami mereka. Ketentuan hukum yang berisi larangan melarang mereka itu adalah peringatan bagi orang yang beriman kepada Allah dan hari Akhir. Hal itu lebih memungkinkan bagi berkembangnya kebaikan di dalam diri kalian dan lebih memungkinkan bagi kesucian harga diri dan perbuatan kalian dari segala macam kotoran. Allah Mengetahui hakikat dan akibat dari segala sesuatu, sedangkan kalian tidak mengetahuinya.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
۞ وَٱلۡوَٰلِدَٰتُ يُرۡضِعۡنَ أَوۡلَٰدَهُنَّ حَوۡلَيۡنِ كَامِلَيۡنِۖ لِمَنۡ أَرَادَ أَن يُتِمَّ ٱلرَّضَاعَةَۚ وَعَلَى ٱلۡمَوۡلُودِ لَهُۥ رِزۡقُهُنَّ وَكِسۡوَتُهُنَّ بِٱلۡمَعۡرُوفِۚ لَا تُكَلَّفُ نَفۡسٌ إِلَّا وُسۡعَهَاۚ لَا تُضَآرَّ وَٰلِدَةُۢ بِوَلَدِهَا وَلَا مَوۡلُودٞ لَّهُۥ بِوَلَدِهِۦۚ وَعَلَى ٱلۡوَارِثِ مِثۡلُ ذَٰلِكَۗ فَإِنۡ أَرَادَا فِصَالًا عَن تَرَاضٖ مِّنۡهُمَا وَتَشَاوُرٖ فَلَا جُنَاحَ عَلَيۡهِمَاۗ وَإِنۡ أَرَدتُّمۡ أَن تَسۡتَرۡضِعُوٓاْ أَوۡلَٰدَكُمۡ فَلَا جُنَاحَ عَلَيۡكُمۡ إِذَا سَلَّمۡتُم مَّآ ءَاتَيۡتُم بِٱلۡمَعۡرُوفِۗ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّ ٱللَّهَ بِمَا تَعۡمَلُونَ بَصِيرٞ
Para ibu menyusui anak-anak mereka selama dua tahun penuh. Pembatasan dua tahun itu ditujukan bagi orang yang ingin menyempurnakan masa menyusui anaknya. Ayah si anak yang disusui berkewajiban memberikan nafkah dan pakaian kepada para ibu menyusui yang diceraikannya menurut kebiasaan yang berlaku di tengah masyarakat, sepanjang tidak bertentangan dengan syariat (agama). Allah tidak akan membebani seseorang melebihi kelapangan dan kemampuannya. Salah satu dari kedua orang tuanya tidak boleh menjadikan anak tersebut sebagai alat untuk merugikan kepentingan yang lain. Ahli waris anak tersebut -apabila ayahnya sudah meninggal dunia dan tidak meninggalkan warisan- juga memiliki kewajiban yang sama dengan ayahnya. Jika kedua orang tuanya menghendaki anak itu disapih sebelum genap dua tahun, maka mereka tidak berdosa apabila didahului dengan musyawarah dan kesepahaman di antara mereka demi kemaslahatan si anak. Apabila kalian ingin mencari orang lain selain ibunya untuk menyusuinya, maka kalian tidak berdosa sepanjang kalian memberikan nafkahnya bersama orang yang menyusuinya dan upahnya secara baik, tanpa dikurangi dan tidak ditunda-tunda. Maka, bertakwalah kalian kepada Allah dengan cara menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya, serta ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat, sehingga tidak ada sesuatu pun yang luput dari pengawasan-Nya, dan Dia akan memberi kalian balasan yang setimpal dengan amal perbuatan yang telah kalian lakukan.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
سوودەکانی ئایەتەکان لەم پەڕەیەدا:
• نهي الرجال عن ظلم النساء سواء كان بِعَضْلِ مَوْلِيَّتِه عن الزواج، أو إجبارها على ما لا تريد.
· Para lelaki dilarang menzalimi kaum wanita, baik dengan cara keengganan wali untuk menikahkan mereka atau memaksa mereka untuk melakukan perbuatan yang tidak disukainya.

• حَفِظَ الشرع للأم حق الرضاع، وإن كانت مطلقة من زوجها، وعليه أن ينفق عليها ما دامت ترضع ولده.
· Syariat (Islam) melindungi hak seorang ibu untuk menyusui anaknya, meskipun ia sudah diceraikan oleh suaminya, dan si suami wajib menafkahi si ibu selama ia menyusui anaknya.

• نهى الله تعالى الزوجين عن اتخاذ الأولاد وسيلة يقصد بها أحدهما الإضرار بالآخر.
· Allah -Ta'ālā- melarang pasangan suami-istri menjadikan anak-anak sebagai alat untuk menyengsarakan satu sama lain.

• الحث على أن تكون كل الشؤون المتعلقة بالحياة الزوجية مبنية على التشاور والتراضي بين الزوجين.
· Anjuran agar semua urusan rumah tangga dibangun berdasarkan asas musyawarah dan saling pengertian antara suami dan istri.

وَٱلَّذِينَ يُتَوَفَّوۡنَ مِنكُمۡ وَيَذَرُونَ أَزۡوَٰجٗا يَتَرَبَّصۡنَ بِأَنفُسِهِنَّ أَرۡبَعَةَ أَشۡهُرٖ وَعَشۡرٗاۖ فَإِذَا بَلَغۡنَ أَجَلَهُنَّ فَلَا جُنَاحَ عَلَيۡكُمۡ فِيمَا فَعَلۡنَ فِيٓ أَنفُسِهِنَّ بِٱلۡمَعۡرُوفِۗ وَٱللَّهُ بِمَا تَعۡمَلُونَ خَبِيرٞ
Orang-orang mati yang meninggalkan istri-istri yang tidak sedang hamil, maka para istri itu wajib menunggu (masa idah) selama 4 bulan 10 hari. Dalam kurun waktu itu ia tidak boleh keluar dari rumah suami, berhias maupun menikah. Apabila masa idah itu sudah habis, maka tidak ada dosa bagimu -wahai para wali- bila para istri itu melakukan apa yang semula dilarang bagi mereka selama masa idah, sepanjang dilakukan secara baik menurut ketentuan syariat dan kebiasaan yang berlaku di masyarakat. Allah Maha Mengetahui apa yang kamu perbuat, tidak ada sesuatu pun yang luput dari pengetahuan-Nya, baik sisi lahir maupun batin kalian, dan Dia akan memberi balasan yang setimpal dengan amal perbuatan kalian.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
وَلَا جُنَاحَ عَلَيۡكُمۡ فِيمَا عَرَّضۡتُم بِهِۦ مِنۡ خِطۡبَةِ ٱلنِّسَآءِ أَوۡ أَكۡنَنتُمۡ فِيٓ أَنفُسِكُمۡۚ عَلِمَ ٱللَّهُ أَنَّكُمۡ سَتَذۡكُرُونَهُنَّ وَلَٰكِن لَّا تُوَاعِدُوهُنَّ سِرًّا إِلَّآ أَن تَقُولُواْ قَوۡلٗا مَّعۡرُوفٗاۚ وَلَا تَعۡزِمُواْ عُقۡدَةَ ٱلنِّكَاحِ حَتَّىٰ يَبۡلُغَ ٱلۡكِتَٰبُ أَجَلَهُۥۚ وَٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّ ٱللَّهَ يَعۡلَمُ مَا فِيٓ أَنفُسِكُمۡ فَٱحۡذَرُوهُۚ وَٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّ ٱللَّهَ غَفُورٌ حَلِيمٞ
Kalian tidak berdosa menyatakan keinginan kalian dengan kata-kata sindiran untuk meminang wanita yang sedang menjalani masa idah karena kematian suaminya atau ditalak bain (talak tiga). Tetapi, kalian tidak boleh menyatakan keinginan kalian itu secara eksplisit (terus terang). Misalnya dengan mengatakan, “Jika masa idahmu habis beritahu aku.” Kalian tidak berdosa bila menyembunyikan keinginan kalian untuk menikahi wanita yang menjalani masa idah setelah masa idahnya berakhir. Allah mengetahui bahwa kalian akan menyebut nama wanita-wanita itu karena kuatnya keinginan kalian untuk menikahi mereka, sehingga Allah mengizinkan kalian menyatakan keinginan kalian melalui sindiran bukan secara eksplisit. Jangan sekali-kali kalian secara diam-diam berjanji akan menikah sementara wanita tersebut sedang menjalani masa idah, kecuali dengan ucapan yang baik, yaitu melalui sindiran. Juga janganlah kalian memutuskan untuk melaksanakan akad nikah pada masa idah! Serta ketahuilah bahwa Allah mengetahui apa yang kalian sembunyikan di dalam hati, baik yang dihalalkan maupun yang diharamkan bagi kalian. Oleh karena itu, berhati-hatilah, dan jangan melanggar perintah-Nya. Ketahuilah bahwa Allah Maha Pengampun bagi hamba-hamba-Nya yang bertobat, lagi Maha Penyantun, tidak lekas menjatuhkan hukuman kepada orang-orang yang berdosa.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
لَّا جُنَاحَ عَلَيۡكُمۡ إِن طَلَّقۡتُمُ ٱلنِّسَآءَ مَا لَمۡ تَمَسُّوهُنَّ أَوۡ تَفۡرِضُواْ لَهُنَّ فَرِيضَةٗۚ وَمَتِّعُوهُنَّ عَلَى ٱلۡمُوسِعِ قَدَرُهُۥ وَعَلَى ٱلۡمُقۡتِرِ قَدَرُهُۥ مَتَٰعَۢا بِٱلۡمَعۡرُوفِۖ حَقًّا عَلَى ٱلۡمُحۡسِنِينَ
Kalian tidak berdosa jika menceraikan istri-istri yang sudah dinikahi sebelum kalian menggauli mereka dan sebelum kalian menetapkan mahar tertentu bagi mereka. Apabila kalian menceraikan mereka dalam keadaan seperti ini, maka kalian tidak wajib membayar mahar kepada mereka. Tetapi, kalian harus memberi sesuatu untuk menyenangkan hati mereka dan mengobati kekecewaan mereka, menurut kadar kemampuan kalian, baik kaya maupun miskin. Pemberian ini adalah kewajiban yang harus ditunaikan oleh orang-orang yang berbudi baik dalam tindakan dan muamalahnya.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
وَإِن طَلَّقۡتُمُوهُنَّ مِن قَبۡلِ أَن تَمَسُّوهُنَّ وَقَدۡ فَرَضۡتُمۡ لَهُنَّ فَرِيضَةٗ فَنِصۡفُ مَا فَرَضۡتُمۡ إِلَّآ أَن يَعۡفُونَ أَوۡ يَعۡفُوَاْ ٱلَّذِي بِيَدِهِۦ عُقۡدَةُ ٱلنِّكَاحِۚ وَأَن تَعۡفُوٓاْ أَقۡرَبُ لِلتَّقۡوَىٰۚ وَلَا تَنسَوُاْ ٱلۡفَضۡلَ بَيۡنَكُمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ بِمَا تَعۡمَلُونَ بَصِيرٌ
Apabila kalian menceraikan para istri kalian setelah melaksanakan akad nikah sebelum menggauli mereka sedangkan kalian telah menetapkan mahar tertentu untuk mereka, maka kalian wajib membayar setengah dari mahar yang telah ditentukan tersebut kepada mereka. Kecuali apabila mereka merelakannya untuk kalian (jika mereka sudah dewasa), atau apabila para suami itu sendiri membayar penuh mahar tersebut kepada mereka. Tindakan saling merelakan hak-hak yang ada di antara kalian itu lebih dekat kepada ketakwaan dan ketaatan pada Allah. Janganlah kalian -wahai manusia- meninggalkan kebiasaan saling memberi di antara kalian dan saling merelakan hak-hak yang ada karena sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kalian perbuat. Oleh karena itu, bersungguh-sungguhlah dalam berbagi kebaikan agar kalian mendapatkan ganjaran dari Allah atas hal itu.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
سوودەکانی ئایەتەکان لەم پەڕەیەدا:
• مشروعية العِدة على من توفي عنها زوجها بأن تمتنع عن الزينة والزواج مدة أربعة أشهر وعشرة أيام.
· Keharusan menjalani masa idah bagi wanita yang ditinggal mati suaminya dengan cara tidak berhias dan tidak menikah selama 4 bulan 10 hari.

• معرفة المؤمن باطلاع الله عليه تَحْمِلُه على الحذر منه تعالى والوقوف عند حدوده.
· Orang mukmin menyadari pengawasan Allah terhadap dirinya. Kesadaran ini mendorongnya untuk takut kepada Allah -Ta'ālā- dan tidak melanggar batas-batas-Nya.

• الحث على المعاملة بالمعروف بين الأزواج والأقارب، وأن يكون العفو والمسامحة أساس تعاملهم فيما بينهم.
· Anjuran untuk melakukan interaksi yang baik antara para suami dengan kerabat (istrinya), dan hendaklah mereka menjadikan sifat saling memaafkan dan merelakan sebagai landasan interaksi mereka.

حَٰفِظُواْ عَلَى ٱلصَّلَوَٰتِ وَٱلصَّلَوٰةِ ٱلۡوُسۡطَىٰ وَقُومُواْ لِلَّهِ قَٰنِتِينَ
Jagalah salat-salat itu dengan cara menunaikannya secara sempurna sebagaimana perintah Allah dan jagalah salat yang berada di tengah-tengah salat-salat lainnya, yaitu salat Asar, dan berdirilah untuk Allah di dalam salatmu dengan tunduk dan khusyuk.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
فَإِنۡ خِفۡتُمۡ فَرِجَالًا أَوۡ رُكۡبَانٗاۖ فَإِذَآ أَمِنتُمۡ فَٱذۡكُرُواْ ٱللَّهَ كَمَا عَلَّمَكُم مَّا لَمۡ تَكُونُواْ تَعۡلَمُونَ
Apabila kalian takut kepada musuh dan sebagainya, lalu kalian tidak dapat menunaikan salat secara sempurna, maka salatlah sambil berjalan kaki atau menunggang unta, kuda dan sebagainya, atau dengan cara apa pun yang bisa kalian lakukan. Apabila ketakutan itu sudah hilang, maka berzikirlah kepada Allah dengan berbagai jenis zikir, yang salah satunya ialah ibadah salat yang dikerjakan secara lengkap dan sempurna; lantaran Dia telah mengajarkan kepada kalian cahaya dan petunjuk yang kalian tidak ketahui sebelumnya.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
وَٱلَّذِينَ يُتَوَفَّوۡنَ مِنكُمۡ وَيَذَرُونَ أَزۡوَٰجٗا وَصِيَّةٗ لِّأَزۡوَٰجِهِم مَّتَٰعًا إِلَى ٱلۡحَوۡلِ غَيۡرَ إِخۡرَاجٖۚ فَإِنۡ خَرَجۡنَ فَلَا جُنَاحَ عَلَيۡكُمۡ فِي مَا فَعَلۡنَ فِيٓ أَنفُسِهِنَّ مِن مَّعۡرُوفٖۗ وَٱللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٞ
Siapa saja di antara kalian meninggal dunia dan meninggalkan istri-istri, hendaknya ia membuat wasiat untuk mereka dengan mengizinkannya tinggal di rumah suaminya dan mendapatkan nafkah dari harta suaminya selama setahun penuh. Ahli waris kalian tidak boleh yang mengusirnya dari rumah tersebut. Hal itu untuk menghibur hatinya atas musibah yang menimpa mereka dan menunjukkan kesetiaan mereka kepada suami yang meninggal dunia. Namun, apabila mereka keluar dari rumah itu dengan kemauan mereka sendiri sebelum genap satu tahun, maka tidak ada dosa bagi kalian. Juga tidak ada dosa bagi mereka untuk berhias dan memakai minyak wangi. Allah Mahaperkasa, tidak ada yang bisa mengalahkan-Nya, lagi Mahabijaksana dalam mengatur makhluk-Nya, menetapkan syariat-Nya dan menentukan takdir-Nya. Mayoritas ahli tafsir menyatakan bahwa hukum yang terkandung di dalam ayat ini telah diganti (mansukh) dengan firman Allah -Ta'ālā-: "Orang-orang yang meninggal dunia di antara kalian dengan meninggalkan istri-istri (hendaklah para istri itu) menahan dirinya (beridah) selama empat bulan sepuluh hari.” (QS. Al-Baqarah: 234).
تەفسیرە عەرەبیەکان:
وَلِلۡمُطَلَّقَٰتِ مَتَٰعُۢ بِٱلۡمَعۡرُوفِۖ حَقًّا عَلَى ٱلۡمُتَّقِينَ
Wanita-wanita yang diceraikan suaminya berhak mendapatkan pemberian berupa pakaian, harta (uang) dan lain-lain untuk mengobati perasaannya yang hancur karena perceraian itu secara wajar. Artinya kadar (sedikit atau banyaknya) pemberian itu harus disesuaikan dengan keadaan sang suami. Ketentuan hukum ini merupakan keharusan bagi orang yang bertakwa kepada Allah -Ta'ālā- dengan cara menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ ٱللَّهُ لَكُمۡ ءَايَٰتِهِۦ لَعَلَّكُمۡ تَعۡقِلُونَ
Seperti penjelasan tersebut di atas Allah menjelaskan kepadamu -wahai orang-orang mukmin- ayat-ayat-Nya yang berisi batas-batas dan hukum-hukum-Nya, agar kalian memahaminya dan mengamalkannya, sehingga kalian akan mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia dan di Akhirat.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
۞ أَلَمۡ تَرَ إِلَى ٱلَّذِينَ خَرَجُواْ مِن دِيَٰرِهِمۡ وَهُمۡ أُلُوفٌ حَذَرَ ٱلۡمَوۡتِ فَقَالَ لَهُمُ ٱللَّهُ مُوتُواْ ثُمَّ أَحۡيَٰهُمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ لَذُو فَضۡلٍ عَلَى ٱلنَّاسِ وَلَٰكِنَّ أَكۡثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يَشۡكُرُونَ
Apakah engkau belum tahu -wahai Nabi- kabar tentang orang-orang yang keluar dari rumah mereka, dan jumlah mereka sangat banyak karena takut mati akibat wabah penyakit atau lainnya, yaitu satu kelompok orang dari Bani Israil? Lalu Allah berfirman kepada mereka, “Matilah kalian!” Lalu mereka semua mati. Kemudian Allah menghidupkan mereka kembali untuk menjelaskan kepada mereka bahwa segala sesuatu itu berada di tangan Allah -Subḥānahu-, dan mereka tidak mampu mendatangkan manfaat bagi diri mereka sendiri dan tidak kuasa menolak mudarat. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pemurah dan Maha Pemberi karunia kepada manusia, tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur kepada Allah atas nikmat-nikmat-Nya.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
وَقَٰتِلُواْ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ وَٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّ ٱللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٞ
Perangilah -wahai orang-orang mukmin- musuh-musuh Allah untuk membela agama-Nya dan menjunjung tinggi kalimat-Nya dan ketahuilah bahwa Allah Maha Mendengar ucapan kalian lagi Maha Mengetahui niat dan perbuatan kalian, dan akan memberi kalian balasan yang setimpal.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
مَّن ذَا ٱلَّذِي يُقۡرِضُ ٱللَّهَ قَرۡضًا حَسَنٗا فَيُضَٰعِفَهُۥ لَهُۥٓ أَضۡعَافٗا كَثِيرَةٗۚ وَٱللَّهُ يَقۡبِضُ وَيَبۡصُۜطُ وَإِلَيۡهِ تُرۡجَعُونَ
Siapakah yang mau berbuat seperti orang yang meminjamkan hartanya, lalu dia infakkan hartanya di jalan Allah dengan niat yang baik dan hati yang tulus, supaya harta itu kembali kepadanya dengan berlipat ganda? Padahal Allah dapat menyempitkan rezeki, kesehatan dan lain-lain dan dapat melapangkan itu semua dengan kebijaksaan dan keadilan-Nya. Hanya kepada Allahlah kamu akan dikembalikan di akhirat, kemudian Dia akan memberi kalian balasan yang setimpal dengan amal perbuatan kalian.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
سوودەکانی ئایەتەکان لەم پەڕەیەدا:
• الحث على المحافظة على الصلاة وأدائها تامة الأركان والشروط، فإن شق عليه صلَّى على ما تيسر له من الحال.
· Anjuran untuk menjaga salat dan menunaikannya secara sempurna, dengan melengkapi syarat dan rukunnya. Jika seseorang mengalami kesulitan untuk menunaikan salat secara sempurna, dia dapat menunaikannya dalam keadaan apa saja yang bisa dilakukannya.

• رحمة الله تعالى بعباده ظاهرة، فقد بين لهم آياته أتم بيان للإفادة منها.
· Kasih sayang Allah -Ta'ālā- kepada hamba-hamba-Nya sangat nyata karena Dia telah menjelaskan kepada mereka ayat-ayat-Nya dengan penjelasan yang sangat jelas agar bisa dimanfaatkan dengan baik.

• أن الله تعالى قد يبتلي بعض عباده فيضيِّق عليهم الرزق، ويبتلي آخرين بسعة الرزق، وله في ذلك الحكمة البالغة.
·   Terkadang Allah -Ta'ālā- menguji sebagian hamba-Nya dengan menyempitkan rezekinya, dan terkadang Dia menguji sebagian lainnya dengan melapangkan rezekinya. Dalam hal ini terkandung hikmah yang sangat dalam.

أَلَمۡ تَرَ إِلَى ٱلۡمَلَإِ مِنۢ بَنِيٓ إِسۡرَٰٓءِيلَ مِنۢ بَعۡدِ مُوسَىٰٓ إِذۡ قَالُواْ لِنَبِيّٖ لَّهُمُ ٱبۡعَثۡ لَنَا مَلِكٗا نُّقَٰتِلۡ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِۖ قَالَ هَلۡ عَسَيۡتُمۡ إِن كُتِبَ عَلَيۡكُمُ ٱلۡقِتَالُ أَلَّا تُقَٰتِلُواْۖ قَالُواْ وَمَا لَنَآ أَلَّا نُقَٰتِلَ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ وَقَدۡ أُخۡرِجۡنَا مِن دِيَٰرِنَا وَأَبۡنَآئِنَاۖ فَلَمَّا كُتِبَ عَلَيۡهِمُ ٱلۡقِتَالُ تَوَلَّوۡاْ إِلَّا قَلِيلٗا مِّنۡهُمۡۚ وَٱللَّهُ عَلِيمُۢ بِٱلظَّٰلِمِينَ
Tidakkah engkau mengetahui -wahai Nabi- perihal para pembesar Bani Israil setelah zaman Musa -'alaihissalām- tatkala mereka berkata kepada Nabi mereka, “Berilah kami seorang raja agar kami dapat berperang bersamanya di jalan Allah.” Lalu Nabi mereka berkata, “Jangan-jangan jika Allah mewajibkan kalian berperang, maka kalian tidak mau berperang di jalan Allah.” Mereka membantah anggapan Nabi mereka itu dengan mengatakan, “Apa alasan kami untuk tidak berperang di jalan Allah sedangkan kami punya alasan kuat untuk berperang. Musuh telah mengusir kami dari tanah air kami dan menawan anak-anak kami. Jadi, kami akan berperang untuk mengambil kembali tanah air kami dan membebaskan anak-anak kami yang mereka tawan.” Kemudian tatkala Allah mewajibkan mereka berperang, mereka justru berpaling dengan tidak menepati janji mereka kecuali sebagian kecil dari mereka. Allah Maha Mengetahui orang-orang zalim yang berpaling dari perintah-Nya dan melanggar janji-Nya, dan akan memberi mereka balasan yang setimpal.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
وَقَالَ لَهُمۡ نَبِيُّهُمۡ إِنَّ ٱللَّهَ قَدۡ بَعَثَ لَكُمۡ طَالُوتَ مَلِكٗاۚ قَالُوٓاْ أَنَّىٰ يَكُونُ لَهُ ٱلۡمُلۡكُ عَلَيۡنَا وَنَحۡنُ أَحَقُّ بِٱلۡمُلۡكِ مِنۡهُ وَلَمۡ يُؤۡتَ سَعَةٗ مِّنَ ٱلۡمَالِۚ قَالَ إِنَّ ٱللَّهَ ٱصۡطَفَىٰهُ عَلَيۡكُمۡ وَزَادَهُۥ بَسۡطَةٗ فِي ٱلۡعِلۡمِ وَٱلۡجِسۡمِۖ وَٱللَّهُ يُؤۡتِي مُلۡكَهُۥ مَن يَشَآءُۚ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٞ
Nabi mereka berkata kepada mereka, “Sesungguhnya Allah telah mengangkat Ṭālūt sebagai raja agar kalian pergi berperang di bawah komandonya.” Lalu para pembesar mereka menolak dan menentang pengangkatan raja tersebut dengan mengatakan, “Bagaimana mungkin dia menjadi raja kami, sedangkan kami lebih berhak menjadi raja daripada dia karena dia bukan keturunan raja dan tidak dikaruniai kekayaan yang berlimpah untuk menopang kerajaannya?!” Nabi mereka menjawab, “Sesungguhnya Allah telah memilihnya untuk menjadi raja kalian. Allah memberinya kelebihan atas kalian berupa ilmu pengetahuan yang luas dan tubuh yang kuat. Allah memberikan kerajaan-Nya kepada siapa saja yang Dia kehendaki berdasarkan kebijaksanaan dan kasih sayang-Nya. Allah Mahaluas anugerah-Nya, Dia memberi siapa saja yang dikehendaki-Nya, dan Dia Maha Mengetahui siapa saja di antara makhluk-Nya yang berhak menerima anugerah-Nya.”
تەفسیرە عەرەبیەکان:
وَقَالَ لَهُمۡ نَبِيُّهُمۡ إِنَّ ءَايَةَ مُلۡكِهِۦٓ أَن يَأۡتِيَكُمُ ٱلتَّابُوتُ فِيهِ سَكِينَةٞ مِّن رَّبِّكُمۡ وَبَقِيَّةٞ مِّمَّا تَرَكَ ءَالُ مُوسَىٰ وَءَالُ هَٰرُونَ تَحۡمِلُهُ ٱلۡمَلَٰٓئِكَةُۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَأٓيَةٗ لَّكُمۡ إِن كُنتُم مُّؤۡمِنِينَ
Nabi mereka berkata kepada mereka, “Sesungguhnya tanda benarnya ketetapan Allah dalam memilih Ṭālūt sebagai raja kalian ialah Allah akan mengembalikan tabut (peti yang disucikan Bani Israil yang hilang) kepada kalian. Peti itu selalu diiringi dengan ketenteraman, dan di dalamnya terdapat sisa-sisa peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun, seperti tongkat dan lembaran-lembaran (Taurat). Sesungguhnya di situ benar-benar terkandung tanda-tanda yang nyata bagi kalian, jika kalian benar-benar beriman."
تەفسیرە عەرەبیەکان:
سوودەکانی ئایەتەکان لەم پەڕەیەدا:
• التنبيه إلى أهم صفات القائد التي تؤهله لقيادة الناس؛ وهي العلم بما يكون قائدًا فيه، والقوة عليه.
· Kriteria utama seorang pemimpin yang membuatnya kompeten untuk memimpin manusia adalah memiliki ilmu pengetahuan (wawasan) tentang apa yang hendak dipimpinnya dan memiliki kekuatan untuk memikulnya.

• إرشاد من يتولى قيادة الناس إلى ألا يغتر بأقوالهم حتى يبلوهم، ويختبر أفعالهم بعد أقوالهم.
· Pelajaran buat seorang pemimpin supaya tidak mudah percaya kepada omongan anak buahnya sebelum ia menguji mereka, dan mencocokkan antara ucapan dan perbuatan mereka.

• أن الاعتبارات التي قد تشتهر بين الناس في وزن الآخرين والحكم عليهم قد لا تكون هي الموازين الصحيحة عند الله تعالى، بل هو سبحانه يصطفي من يشاء من خلقه بحكمته وعلمه.
· Pertimbangan-pertimbangan yang biasa digunakan oleh manusia dalam menimbang dan menilai orang lain terkadang berbeda dengan pertimbangan-pertimbangan yang benar menurut Allah -Subḥānahu wa Ta'ālā-, justru Allah memilih dari makhluk-Nya yang Dia kehendaki dengan hikmah-Nya dan ilmu-Nya.

فَلَمَّا فَصَلَ طَالُوتُ بِٱلۡجُنُودِ قَالَ إِنَّ ٱللَّهَ مُبۡتَلِيكُم بِنَهَرٖ فَمَن شَرِبَ مِنۡهُ فَلَيۡسَ مِنِّي وَمَن لَّمۡ يَطۡعَمۡهُ فَإِنَّهُۥ مِنِّيٓ إِلَّا مَنِ ٱغۡتَرَفَ غُرۡفَةَۢ بِيَدِهِۦۚ فَشَرِبُواْ مِنۡهُ إِلَّا قَلِيلٗا مِّنۡهُمۡۚ فَلَمَّا جَاوَزَهُۥ هُوَ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مَعَهُۥ قَالُواْ لَا طَاقَةَ لَنَا ٱلۡيَوۡمَ بِجَالُوتَ وَجُنُودِهِۦۚ قَالَ ٱلَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُم مُّلَٰقُواْ ٱللَّهِ كَم مِّن فِئَةٖ قَلِيلَةٍ غَلَبَتۡ فِئَةٗ كَثِيرَةَۢ بِإِذۡنِ ٱللَّهِۗ وَٱللَّهُ مَعَ ٱلصَّٰبِرِينَ
Lalu tatkala Ṭālūt dan bala tentaranya keluar dari negeri mereka, dia berkata kepada mereka, “Sesungguhnya Allah menguji kalian dengan sebuah sungai. Siapa yang minum air sungai itu maka ia tidak berada di jalanku dan tidak boleh bergabung denganku di dalam perang. Siapa yang tidak meminumnya maka ia berada di jalanku dan boleh bergabung denganku di dalam perang, kecuali orang yang terpaksa meminum airnya sebanyak satu ciduk dengan telapak tangannya, maka tidak apa-apa.” Kemudian bala tentaranya minum air sungai tersebut, kecuali sebagian kecil dari mereka yang mampu menahan diri untuk tidak minum, kendati mereka merasakan dahaga yang luar biasa. Kemudian tatkala Ṭālūt dan orang-orang mukmin yang menyertainya melewati sungai tersebut, maka sebagian dari bala tentaranya berkata, “Sekarang ini kami tidak punya kekuatan untuk berperang melawan Jālūt dan bala tentaranya.” Ketika itulah orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan berjumpa dengan Allah kelak pada hari Kiamat berkata, “Berapa banyak golongan orang-orang mukmin yang jumlahnya sedikit berhasil mengalahkan golongan orang-orang kafir yang jumlahnya banyak dengan izin dan pertolongan Allah.” Jadi, faktor utama tercapainya kemenangan adalah iman bukan jumlah yang banyak, dan Allah senantiasa mendukung dan menolong hamba-hamba-Nya yang bersabar.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
وَلَمَّا بَرَزُواْ لِجَالُوتَ وَجُنُودِهِۦ قَالُواْ رَبَّنَآ أَفۡرِغۡ عَلَيۡنَا صَبۡرٗا وَثَبِّتۡ أَقۡدَامَنَا وَٱنصُرۡنَا عَلَى ٱلۡقَوۡمِ ٱلۡكَٰفِرِينَ
Tatkala mereka berhadapan langsung dengan Jālūt dan bala tentaranya, mereka berdoa kepada Allah seraya berkata, “Ya Tuhan kami! Tuangkanlah kesabaran ke dalam hati kami sebanyak-banyaknya, teguhkanlah kaki-kaki kami agar kami tidak melarikan diri maupun takluk di hadapan musuh-musuh kami, dan tolonglah kami dengan kekuatan dan dukungan-Mu untuk mengalahkan orang-orang yang kafir.”
تەفسیرە عەرەبیەکان:
فَهَزَمُوهُم بِإِذۡنِ ٱللَّهِ وَقَتَلَ دَاوُۥدُ جَالُوتَ وَءَاتَىٰهُ ٱللَّهُ ٱلۡمُلۡكَ وَٱلۡحِكۡمَةَ وَعَلَّمَهُۥ مِمَّا يَشَآءُۗ وَلَوۡلَا دَفۡعُ ٱللَّهِ ٱلنَّاسَ بَعۡضَهُم بِبَعۡضٖ لَّفَسَدَتِ ٱلۡأَرۡضُ وَلَٰكِنَّ ٱللَّهَ ذُو فَضۡلٍ عَلَى ٱلۡعَٰلَمِينَ
Kemudian Ṭālut dan bala tentaranya berhasil mengalahkan pasukan Jālūt dengan izin Allah, dan Daud berhasil membunuh panglima perang mereka, Jālūt. Allah memberikan kerajaan dan kenabian kepada Daud, dan mengajarkan kepadanya ilmu-ilmu yang dikehendaki-Nya. Jadi, Allah memberinya apa yang dibutuhkannya untuk memperbaiki urusan dunia dan akhirat. Kalaulah bukan karena sunatullah yang membalas tindakan perusakan yang dilakukan oleh sebagian orang dengan sebagian orang lainnya, niscaya bumi ini telah rusak akibat kesewenang-wenangan orang-orang yang suka membuat kerusakan di muka bumi. Akan tetapi, Allah Maha Pemurah bagi seluruh makhluk-Nya.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
تِلۡكَ ءَايَٰتُ ٱللَّهِ نَتۡلُوهَا عَلَيۡكَ بِٱلۡحَقِّۚ وَإِنَّكَ لَمِنَ ٱلۡمُرۡسَلِينَ
Itulah ayat-ayat Allah yang jelas dan terang. Kami bacakan ayat-ayat itu kepadamu, wahai Nabi, yang berisi kebenaran di dalam informasi-informasinya dan keadilan di dalam ketentuan hukum-hukumnya. Sesungguhnya engkau adalah salah satu utusan yang diutus oleh Tuhan semesta alam.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
سوودەکانی ئایەتەکان لەم پەڕەیەدا:
• من حكمة القائد أن يُعرِّض جيشه لأنواع الاختبارات التي يتميز بها جنوده ويعرف الثابت من غيره.
· Salah satu kebijaksanaan yang diambil oleh seorang panglima perang ialah memberikan berbagai macam ujian kepada pasukannya untuk mengetahui prajurit yang setia dan yang tidak.

• العبرة في النصر ليست بمجرد كثرة العدد والعدة فقط، وإنما معونة الله وتوفيقه أعظم الأسباب للنصر والظَّفَر.
· Faktor utama yang menentukan kemenangan bukan hanya banyaknya jumlah pasukan dan perlengkapan perang, melainkan pertolongan dan taufik dari Allah.

• لا يثبت عند الفتن والشدائد إلا من عَمَرَ اليقينُ بالله قلوبَهم، فمثل أولئك يصبرون عند كل محنة، ويثبتون عند كل بلاء.
· Hanya orang-orang yang keyakinannya kepada Allah hidup di dalam hatinya yang dapat bertahan di tengah-tengah bencana dan kesulitan. Orang-orang seperti itulah yang sabar dalam menghadapi setiap cobaan dan tegar dalam menghadapi setiap bencana.

• الضراعة إلى الله تعالى بقلب صادق متعلق به من أعظم أسباب إجابة الدعاء، ولا سيما في مواطن القتال.
· Merendahkan diri dan tunduk kepada Allah -Ta'ālā- dengan hati yang tulus dan bergantung kepada-Nya merupakan faktor utama terkabulnya doa. Lebih-lebih jika dilakukan di medan perang.

• من سُنَّة الله تعالى وحكمته أن يدفع شر بعض الخلق وفسادهم في الأرض ببعضهم.
· Salah satu sunatullah dan kebijaksanaan Allah ialah Dia menolak kejahatan dan kerusakan sebagian orang di muka bumi ini dengan sebagian orang yang lain.

۞ تِلۡكَ ٱلرُّسُلُ فَضَّلۡنَا بَعۡضَهُمۡ عَلَىٰ بَعۡضٖۘ مِّنۡهُم مَّن كَلَّمَ ٱللَّهُۖ وَرَفَعَ بَعۡضَهُمۡ دَرَجَٰتٖۚ وَءَاتَيۡنَا عِيسَى ٱبۡنَ مَرۡيَمَ ٱلۡبَيِّنَٰتِ وَأَيَّدۡنَٰهُ بِرُوحِ ٱلۡقُدُسِۗ وَلَوۡ شَآءَ ٱللَّهُ مَا ٱقۡتَتَلَ ٱلَّذِينَ مِنۢ بَعۡدِهِم مِّنۢ بَعۡدِ مَا جَآءَتۡهُمُ ٱلۡبَيِّنَٰتُ وَلَٰكِنِ ٱخۡتَلَفُواْ فَمِنۡهُم مَّنۡ ءَامَنَ وَمِنۡهُم مَّن كَفَرَۚ وَلَوۡ شَآءَ ٱللَّهُ مَا ٱقۡتَتَلُواْ وَلَٰكِنَّ ٱللَّهَ يَفۡعَلُ مَا يُرِيدُ
Para rasul yang telah Kami ceritakan kepadamu itu Kami berikan sebagian mereka kelebihan dibandingkan sebagian yang lain dalam hal wahyu, pengikut dan derajatnya. Di antara mereka ada yang Allah ajak berbicara langsung kepadanya, seperti Musa -'alaihissalām-. Ada yang Allah angkat derajatnya ke tingkat yang tinggi, seperti Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- karena dia diutus untuk seluruh umat manusia dan menjadi penutup para nabi, sedangkan umatnya diberikan kelebihan atas umat-umat lainnya. Kami berikan mukjizat-mukjizat yang nyata kepada Isa putra Maryam sebagai bukti kenabiannya, seperti menghidupkan orang mati dan menyembuhkan orang yang buta dan orang yang sakit lepra, dan Kami menguatkannya dengan Jibril -'alaihissalām- untuk menjalankan perintah Allah -Ta'ālā-. Sekiranya Allah menghendaki niscaya orang-orang yang datang sesudah para rasul itu tidak akan saling berperang setelah datang kepada mereka bukti-bukti kebenaran yang nyata, akan tetapi mereka berselisih paham kemudian terpecah belah, sehingga ada yang beriman kepada Allah dan ada yang kafir kepada-Nya. Sekiranya Allah menghendaki mereka tidak saling bunuh, niscaya mereka tidak saling berperang, tetapi Allah melakukan apa yang dikehendaki-Nya. Allah menunjukkan orang yang Dia kehendaki kepada iman dengan kasih sayang dan kemurahan-Nya dan Dia menyesatkan orang yang Dia kehendaki dengan keadilan dan kebijaksanaan-Nya.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ أَنفِقُواْ مِمَّا رَزَقۡنَٰكُم مِّن قَبۡلِ أَن يَأۡتِيَ يَوۡمٞ لَّا بَيۡعٞ فِيهِ وَلَا خُلَّةٞ وَلَا شَفَٰعَةٞۗ وَٱلۡكَٰفِرُونَ هُمُ ٱلظَّٰلِمُونَ
Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan mengikuti Rasul-Nya! Infakkanlah sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada kalian, yang berasal dari berbagai harta yang halal sebelum hari Kiamat tiba karena pada hari itu tidak ada lagi jual-beli yang bermanfaat bagi manusia; juga tidak ada persahabatan yang berguna baginya di waktu susah; dan tidak pula ada perantara yang dapat menolak mudarat atau mendatangkan manfaat kecuali setelah mendapatkan izin dari Allah bagi orang yang Dia kehendaki dan Dia restui. Adapun orang-orang kafir itu adalah orang-orang zalim yang sebenarnya karena kekafiran mereka kepada Allah -Ta'ālā-.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلۡحَيُّ ٱلۡقَيُّومُۚ لَا تَأۡخُذُهُۥ سِنَةٞ وَلَا نَوۡمٞۚ لَّهُۥ مَا فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِي ٱلۡأَرۡضِۗ مَن ذَا ٱلَّذِي يَشۡفَعُ عِندَهُۥٓ إِلَّا بِإِذۡنِهِۦۚ يَعۡلَمُ مَا بَيۡنَ أَيۡدِيهِمۡ وَمَا خَلۡفَهُمۡۖ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيۡءٖ مِّنۡ عِلۡمِهِۦٓ إِلَّا بِمَا شَآءَۚ وَسِعَ كُرۡسِيُّهُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضَۖ وَلَا يَـُٔودُهُۥ حِفۡظُهُمَاۚ وَهُوَ ٱلۡعَلِيُّ ٱلۡعَظِيمُ
Allahlah Tuhan yang tiada tuhan yang berhak disembah selain Dia semata, tanpa selain-Nya; Yang Mahahidup dengan kehidupan yang sempurna, tidak ada kematian, dan tidak ada kekurangan bagi-Nya; Yang Maha Mengurus segala sesuatu sendirian, tidak membutuhkan bantuan dari satu pun makhluk-Nya karena Dialah semua makhluk ini bisa berdiri, sehingga mereka semua senantiasa membutuhkan-Nya dalam kondisi apa pun juga; Dia tidak pernah dilanda rasa kantuk dan tidak pernah tidur, karena kesempurnaan sifat kehidupan dan kepengurusan-Nya. Dialah satu-satunya pemilik apa yang ada di langit dan di bumi. Tidak ada seorang pun yang dapat memberikan syafaat kepada orang lain di sisi-Nya kecuali setelah mendapatkan izin dan restu-Nya. Dia mengetahui semua urusan makhluk-Nya yang telah terjadi di masa lalu dan yang belum terjadi di masa depan. Mereka tidak mengetahui apa yang diketahui oleh Allah kecuali sebagian kecil yang Dia kehendaki untuk Dia tunjukkan kepada mereka. Kursi-Nya -yaitu tempat kedua kaki Tuhan- meliputi seluruh langit dan bumi yang luas dan besar ini. Dia tidak pernah merasa keberatan atau kesulitan untuk menjaga keduanya, dan Dia Mahatinggi di dalam zat, kekuasaan dan keperkasaan-Nya, lagi Mahaagung di dalam kerajaan dan kekuasaan-Nya.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
لَآ إِكۡرَاهَ فِي ٱلدِّينِۖ قَد تَّبَيَّنَ ٱلرُّشۡدُ مِنَ ٱلۡغَيِّۚ فَمَن يَكۡفُرۡ بِٱلطَّٰغُوتِ وَيُؤۡمِنۢ بِٱللَّهِ فَقَدِ ٱسۡتَمۡسَكَ بِٱلۡعُرۡوَةِ ٱلۡوُثۡقَىٰ لَا ٱنفِصَامَ لَهَاۗ وَٱللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
Tidak ada seorang pun yang berhak memaksa orang lain untuk memeluk agama Islam karena Islam adalah agama yang benar dan terang, sehingga tidak perlu ada paksaan kepada siapa pun untuk memeluknya. Sudah terlihat jelas kebenaran dan kesesatan. Siapa yang kafir kepada segala sesuatu yang disembah selain Allah dan berlepas diri darinya, kemudian beriman kepada Allah semata maka dia benar-benar telah berpegang kepada agama dengan sekuat-kuatnya untuk menggapai keselamatan di hari Kiamat. Allah Maha Mendengar ucapan hamba-hamba-Nya, lagi Maha Mengetahui perbuatan mereka, dan akan memberi mereka balasan yang setimpal.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
سوودەکانی ئایەتەکان لەم پەڕەیەدا:
• أن الله تعالى قد فاضل بين رسله وأنبيائه، بعلمه وحكمته سبحانه.
· Sesungguhnya Allah -Ta'ālā- telah memberikan kelebihan kepada sebagian rasul dan nabi-Nya dengan ilmu (pengetahuan) dan kebijaksanaan-Nya.

• إثبات صفة الكلام لله تعالى على ما يليق بجلاله، وأنه قد كلم بعض رسله كموسى ومحمد عليهما الصلاة والسلام.
· Menetapkan sifat kalam (berbicara) bagi Allah -Ta'ālā- dalam bentuk yang sesuai dengan keagungan-Nya, dan menetapkan bahwa Dia benar-benar telah berbicara kepada sebagian rasul-Nya, seperti Musa dan Muhammad -'alaihimā as-salām-.

• الإيمان والهدى والكفر والضلال كلها بمشيئة الله وتقديره، فله الحكمة البالغة، ولو شاء لهدى الخلق جميعًا.
· Keimanan, petunjuk ke jalan yang benar, kekafiran dan kesesatan semuanya terjadi dengan kehendak dan takdir Allah karena Allahlah yang memiliki kebijaksanaan yang tak terbatas. Sekiranya Allah menghendaki, Dia dapat memberikan petunjuk kepada semua makhluk-Nya.

• آية الكرسي هي أعظم آية في كتاب الله، لما تضمنته من ربوبية الله وألوهيته وبيان أوصافه .
· Ayat Kursi adalah ayat yang paling agung di dalam Al-Qur`ān karena ayat ini berisi penjelasan tentang sifat Rubūbiyyah (ketuhanan), Ulūhiyyah (keilahian), dan sifat-sifat Allah -'Azza wa Jalla-.

• اتباع الإسلام والدخول فيه يجب أن يكون عن رضًا وقَبول، فلا إكراه في دين الله تعالى.
· Mengikuti dan memeluk agama Islam harus didasarkan pada kerelaan hati dan kesediaan untuk menerimanya. Jadi tidak boleh ada paksaan dalam memeluk agama Allah -Ta'ālā-.

• الاستمساك بكتاب الله وسُنَّة رسوله أعظم وسيلة للسعادة في الدنيا، والفوز في الآخرة.
· Memegang teguh Al-Qur`ān dan Sunah Rasulullah adalah cara yang paling ampuh untuk menggapai kebahagiaan hidup di dunia dan meraih kemenangan di akhirat.

ٱللَّهُ وَلِيُّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ يُخۡرِجُهُم مِّنَ ٱلظُّلُمَٰتِ إِلَى ٱلنُّورِۖ وَٱلَّذِينَ كَفَرُوٓاْ أَوۡلِيَآؤُهُمُ ٱلطَّٰغُوتُ يُخۡرِجُونَهُم مِّنَ ٱلنُّورِ إِلَى ٱلظُّلُمَٰتِۗ أُوْلَٰٓئِكَ أَصۡحَٰبُ ٱلنَّارِۖ هُمۡ فِيهَا خَٰلِدُونَ
Allah melindungi orang-orang yang beriman kepada-Nya. Dia membimbing, menolong, dan mengeluarkan mereka dari gelapnya kekafiran dan kebodohan menuju terangnya iman dan ilmu. Sebaliknya, orang-orang kafir itu, pelindung mereka ialah setan-setan dan berhala-berhala yang menyulap kekafiran agar tampak indah di mata mereka, kemudian mereka mengeluarkan orang-orang kafir itu dari terangnya iman dan ilmu menuju gelapnya kekafiran dan kebodohan. Mereka itulah penghuni neraka yang akan tinggal di dalamnya untuk selama-lamanya.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
أَلَمۡ تَرَ إِلَى ٱلَّذِي حَآجَّ إِبۡرَٰهِـۧمَ فِي رَبِّهِۦٓ أَنۡ ءَاتَىٰهُ ٱللَّهُ ٱلۡمُلۡكَ إِذۡ قَالَ إِبۡرَٰهِـۧمُ رَبِّيَ ٱلَّذِي يُحۡيِۦ وَيُمِيتُ قَالَ أَنَا۠ أُحۡيِۦ وَأُمِيتُۖ قَالَ إِبۡرَٰهِـۧمُ فَإِنَّ ٱللَّهَ يَأۡتِي بِٱلشَّمۡسِ مِنَ ٱلۡمَشۡرِقِ فَأۡتِ بِهَا مِنَ ٱلۡمَغۡرِبِ فَبُهِتَ ٱلَّذِي كَفَرَۗ وَٱللَّهُ لَا يَهۡدِي ٱلۡقَوۡمَ ٱلظَّٰلِمِينَ
Apakah engkau tahu -wahai Nabi- perilaku yang lebih aneh daripada kelancangan si durjana yang berdebat dengan Ibrahim -'alaihissalām- tentang ketuhanan dan keesaan Allah? Si durjana melakukan itu karena Allah telah memberikan kerajaan kepadanya. Lalu Ibrahim -'alaihissalām- menjelaskan kepadanya tentang sifat-sifat Tuhannya dengan mengatakan, “Tuhanku dapat menciptakan dan menghidupkan makhluk.” Si durjana menjawab dengan angkuhnya, “Aku juga bisa menghidupkan dan mematikan dengan cara membunuh siapa saja yang aku inginkan dan memaafkan siapa saja yang aku inginkan.” Kemudian Ibrahim mengemukakan argumen lain yang lebih kuat, “Sesungguhnya Tuhan yang aku sembah itu mendatangkan matahari dari arah timur. Coba engkau datangkan matahari dari arah barat!” Si durjana itu langsung kebingungan dan bungkam. Dia kalah oleh kuatnya argumen yang dikemukakan oleh Ibrahim. Allah tidak berkenan membimbing orang-orang yang zalim ke jalan-Nya karena kezaliman dan kejahatan mereka.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
أَوۡ كَٱلَّذِي مَرَّ عَلَىٰ قَرۡيَةٖ وَهِيَ خَاوِيَةٌ عَلَىٰ عُرُوشِهَا قَالَ أَنَّىٰ يُحۡيِۦ هَٰذِهِ ٱللَّهُ بَعۡدَ مَوۡتِهَاۖ فَأَمَاتَهُ ٱللَّهُ مِاْئَةَ عَامٖ ثُمَّ بَعَثَهُۥۖ قَالَ كَمۡ لَبِثۡتَۖ قَالَ لَبِثۡتُ يَوۡمًا أَوۡ بَعۡضَ يَوۡمٖۖ قَالَ بَل لَّبِثۡتَ مِاْئَةَ عَامٖ فَٱنظُرۡ إِلَىٰ طَعَامِكَ وَشَرَابِكَ لَمۡ يَتَسَنَّهۡۖ وَٱنظُرۡ إِلَىٰ حِمَارِكَ وَلِنَجۡعَلَكَ ءَايَةٗ لِّلنَّاسِۖ وَٱنظُرۡ إِلَى ٱلۡعِظَامِ كَيۡفَ نُنشِزُهَا ثُمَّ نَكۡسُوهَا لَحۡمٗاۚ فَلَمَّا تَبَيَّنَ لَهُۥ قَالَ أَعۡلَمُ أَنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٖ قَدِيرٞ
Atau tahukah engkau perihal seperti orang yang melewati suatu desa yang atap rumah-rumahnya berjatuhan, dinding-dindingnya hancur berantakan dan penduduknya binasa, sehingga desa itu menjadi desa mati dan gersang. Orang tersebut heran melihat desa itu dan berkata, “Bagaimana Allah akan menghidupkan penduduk desa ini setelah kematiannya?!” Lalu Allah mematikan orang tersebut selama seratus tahun kemudian menghidupkannya kembali. Lalu Allah bertanya kepadanya, “Berapa lama engkau tinggal di sini?” Ia menjawab, “Aku tinggal di sini selama satu hari atau kurang dari satu hari.” Maka Allah berfirman, “Engkau tinggal di sini selama seratus tahun. Maka lihatlah makanan dan minuman yang engkau bawa. Makanan itu tetap seperti sediakala, tidak berubah sedikit pun. Padahal makanan dan minuman itu biasanya cepat sekali berubah (busuk). Lihatlah keledaimu yang mati. Sungguh Kami hendak menjadikanmu sebagai pertanda bagi manusia yang menunjukkan kekuasaan Allah untuk membangkitkan mereka (dari kematian). Lalu lihatlah tulang-belulang keledaimu yang berserakan dan berjauhan, bagaimana cara Kami mengangkatnya dan menggabungkannya satu sama lain, kemudian Kami balut tulang-belulang itu dengan daging dan Kami hidupkan kembali.” Lalu tatkala orang itu melihat kejadian tersebut, dia mendapatkan gambaran yang jelas tentang hakikat masalah itu dan mengetahui kekuasaan Allah sehingga dia pun mengakui hal itu dengan mengatakan, “Aku mengetahui bahwa Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.”
تەفسیرە عەرەبیەکان:
سوودەکانی ئایەتەکان لەم پەڕەیەدا:
• من أعظم ما يميز أهل الإيمان أنهم على هدى وبصيرة من الله تعالى في كل شؤونهم الدينية والدنيوية، بخلاف أهل الكفر.
· Keistimewaan orang-orang beriman ialah mereka mengikuti petunjuk yang jelas dari Allah -Ta'ālā- dalam segala urusan mereka, baik dalam urusan dunia maupun urusan akhirat. Ini bertolak belakang dengan orang-orang kafir.

• من أعظم أسباب الطغيان الغرور بالقوة والسلطان حتى يعمى المرء عن حقيقة حاله.
· Salah satu pemicu utama kesewenang-wenangan ialah silau terhadap kekuatan dan kekuasaan sehingga seseorang tidak bisa melihat sesuatu secara objektif.

• مشروعية مناظرة أهل الباطل لبيان الحق، وكشف ضلالهم عن الهدى.
· Anjuran berdebat dengan para pengusung kebatilan untuk menjelaskan perkara yang benar dan menyingkap kesesatan mereka dari jalan yang benar.

• عظم قدرة الله تعالى؛ فلا يُعْجِزُهُ شيء، ومن ذلك إحياء الموتى.
· Kekuasaan Allah -Ta'ālā- sangat besar, sehingga tidak ada sesuatu pun yang dapat menghalangi-Nya. Salah satunya ialah menghidupkan orang-orang yang sudah mati.

وَإِذۡ قَالَ إِبۡرَٰهِـۧمُ رَبِّ أَرِنِي كَيۡفَ تُحۡيِ ٱلۡمَوۡتَىٰۖ قَالَ أَوَلَمۡ تُؤۡمِنۖ قَالَ بَلَىٰ وَلَٰكِن لِّيَطۡمَئِنَّ قَلۡبِيۖ قَالَ فَخُذۡ أَرۡبَعَةٗ مِّنَ ٱلطَّيۡرِ فَصُرۡهُنَّ إِلَيۡكَ ثُمَّ ٱجۡعَلۡ عَلَىٰ كُلِّ جَبَلٖ مِّنۡهُنَّ جُزۡءٗا ثُمَّ ٱدۡعُهُنَّ يَأۡتِينَكَ سَعۡيٗاۚ وَٱعۡلَمۡ أَنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٞ
Ingatlah -wahai Nabi- tatkala Ibrahim -'alaihissalām- berkata, “Ya Tuhanku! Perlihatkanlah dengan mata kepalaku bagaimana menghidupkan yang mati?” Allah berfirman kepadanya, “Apakah engkau tidak percaya dengan hal ini?” Ibrahim menjawab, “Tentu saja aku percaya, tetapi untuk menambah ketenteraman hatiku.” Kemudian Allah memerintahkan kepadanya dan berfirman, “Ambillah empat ekor burung. Campurlah burung-burung itu dan potong-potonglah tubuhnya. Kemudian letakkan satu bagian dari potongan-potongan itu di masing-masing gunung yang ada di sekitarmu. Lalu panggillah burung-burung itu, niscaya burung-burung itu akan datang kepadamu dengan cepat dan mereka telah dihidupkan kembali. Maka, ketahuilah, wahai Ibrahim, bahwasanya Allah Mahaperkasa di dalam kerajaan-Nya, lagi Mahabijaksana di dalam menetapkan perintah dan syariat-Nya.”
تەفسیرە عەرەبیەکان:
مَّثَلُ ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمۡوَٰلَهُمۡ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنۢبَتَتۡ سَبۡعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنۢبُلَةٖ مِّاْئَةُ حَبَّةٖۗ وَٱللَّهُ يُضَٰعِفُ لِمَن يَشَآءُۚ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٌ
Perumpamaan pahala orang-orang mukmin yang menginfakkan harta mereka di jalan Allah ialah seperti sebuah biji yang ditanam oleh seorang petani di tanah yang subur kemudian tumbuh menjadi tujuh bulir. Dalam tiap-tiap bulirnya terdapat seratus biji. Allah melipatgandakan pahala tersebut bagi para hamba yang kehendaki-Nya, sehingga Allah memberi mereka pahala yang tak terhingga, dan Allah Mahaluas kemurahan dan pemberian-Nya, lagi Maha Mengetahui siapa yang berhak dilipatgandakan pahalanya.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمۡوَٰلَهُمۡ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ ثُمَّ لَا يُتۡبِعُونَ مَآ أَنفَقُواْ مَنّٗا وَلَآ أَذٗى لَّهُمۡ أَجۡرُهُمۡ عِندَ رَبِّهِمۡ وَلَا خَوۡفٌ عَلَيۡهِمۡ وَلَا هُمۡ يَحۡزَنُونَ
Orang-orang yang menggunakan hartanya dalam ketaatan kepada Allah dan mengharapkan rida-Nya, kemudian tidak mengikutinya dengan sesuatu yang bisa membatalkan pahalanya, seperti menyebut-nyebut kebaikannya di depan umum, baik dengan kata-kata maupun tindakan yang menyakiti perasaan si penerima, mereka itu akan mendapatkan pahala di sisi Tuhan mereka, tidak ada ketakutan bagi mereka tentang apa yang akan mereka hadapi di masa depan, dan mereka tidak bersedih atas apa yang sudah berlalu, karena besarnya nikmat yang mereka terima.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
۞ قَوۡلٞ مَّعۡرُوفٞ وَمَغۡفِرَةٌ خَيۡرٞ مِّن صَدَقَةٖ يَتۡبَعُهَآ أَذٗىۗ وَٱللَّهُ غَنِيٌّ حَلِيمٞ
Kata-kata mulia yang menyenangkan hati orang mukmin dan kata maaf yang engkau berikan kepada orang yang berbuat buruk kepadamu lebih baik daripada sedekah yang diikuti dengan sesuatu yang menyakitkan hati, seperti menyebut-nyebut kebaikannya di hadapan orang yang menerima sedekahnya. Allah Mahakaya (tidak butuh) terhadap hamba-hamba-Nya, lagi Maha Penyantun, tidak lekas menjatuhkan hukuman kepada mereka.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا تُبۡطِلُواْ صَدَقَٰتِكُم بِٱلۡمَنِّ وَٱلۡأَذَىٰ كَٱلَّذِي يُنفِقُ مَالَهُۥ رِئَآءَ ٱلنَّاسِ وَلَا يُؤۡمِنُ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِۖ فَمَثَلُهُۥ كَمَثَلِ صَفۡوَانٍ عَلَيۡهِ تُرَابٞ فَأَصَابَهُۥ وَابِلٞ فَتَرَكَهُۥ صَلۡدٗاۖ لَّا يَقۡدِرُونَ عَلَىٰ شَيۡءٖ مِّمَّا كَسَبُواْۗ وَٱللَّهُ لَا يَهۡدِي ٱلۡقَوۡمَ ٱلۡكَٰفِرِينَ
Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan mengikuti Rasul-Nya! Janganlah kalian merusak pahala sedekah kalian dengan menyebut-nyebut kebaikannya di depan penerima sedekah dan menyakiti hatinya karena perumpamaan bagi orang yang melakukan hal itu ialah seperti orang yang menggunakan hartanya supaya dilihat oleh manusia dan mendapat pujian dari mereka, sedangkan ia kafir, tidak beriman kepada Allah dan hari Kiamat berikut pahala dan hukuman yang ada di dalamnya, perumpamaannya ialah seperti batu licin yang di atasnya terdapat debu, lalu batu tersebut terkena air hujan yang sangat deras, sehingga debu yang ada di atas batu itu hilang dan batu itu terlihat bersih dan licin, tidak ada sesuatupun di atasnya. Begitulah nasib orang-orang yang riya (pamer). Pahala amal perbuatan dan infak mereka hilang tak tersisa di sisi Allah. Allah -Ta'ālā- tidak akan menunjukkan orang-orang kafir kepada sesuatu yang diridai-Nya dan bermanfaat bagi mereka di dalam amal perbuatan dan infak mereka.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
سوودەکانی ئایەتەکان لەم پەڕەیەدا:
• مراتب الإيمان بالله ومنازل اليقين به متفاوتة لا حد لها، وكلما ازداد العبد نظرًا في آيات الله الشرعية والكونية زاد إيمانًا ويقينًا.
· Tingkatan keimanan dan keyakinan seseorang kepada Allah sangat beragam dan tidak ada batasnya. Semakin banyak seseorang mengkaji ayat-ayat Allah, baik ayat-ayat syar'iyyah (Al-Qur`ān) maupun ayat-ayat kauniah, akan semakin bertambah tingkat keimanan dan keyakinannya.

• بَعْثُ الله تعالى للخلق بعد موتهم دليل ظاهر على كمال قدرته وتمام عظمته سبحانه.
· Kebangkitan makhluk setelah kematiannya merupakan bukti nyata atas sempurnanya kekuasaan dan keagungan Allah -Subḥānahu wa Ta'ālā-.

• فضل الإنفاق في سبيل الله وعظم ثوابه، إذا صاحبته النية الصالحة، ولم يلحقه أذى ولا مِنّة محبطة للعمل.
· Keutamaan berinfak di jalan Allah dan pahalanya yang besar apabila disertai dengan niat baik, tidak diikuti dengan menyebut-nyebut kebaikannya dan menyakiti hati orang yang menerimanya, karena itu bisa membatalkan pahalanya.

• من أحسن ما يقدمه المرء للناس حُسن الخلق من قول وفعل حَسَن، وعفو عن مسيء.
· Salah satu hal terbaik yang bisa diberikan oleh seseorang kepada orang lain ialah akhlak yang baik, seperti kata-kata yang baik, tindak tanduk yang baik dan suka memaafkan orang yang berbuat buruk.

وَمَثَلُ ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمۡوَٰلَهُمُ ٱبۡتِغَآءَ مَرۡضَاتِ ٱللَّهِ وَتَثۡبِيتٗا مِّنۡ أَنفُسِهِمۡ كَمَثَلِ جَنَّةِۭ بِرَبۡوَةٍ أَصَابَهَا وَابِلٞ فَـَٔاتَتۡ أُكُلَهَا ضِعۡفَيۡنِ فَإِن لَّمۡ يُصِبۡهَا وَابِلٞ فَطَلّٞۗ وَٱللَّهُ بِمَا تَعۡمَلُونَ بَصِيرٌ
Perumpamaan orang-orang mukmin yang membelanjakan hartanya untuk mencari rida Allah disertai keyakinan yang kuat akan kebenaran janji Allah dan tidak terpaksa adalah seperti kebun yang berada di dataran tinggi yang subur. Kebun itu disiram air hujan yang lebat kemudian menghasilkan buah yang berlipat ganda. Jika tidak disiram air hujan yang lebat, kebun itu disiram hujan gerimis dan itu pun sudah mencukupi karena kesuburan tanahnya yang luar biasa. Begitu juga infak yang dikeluarkan oleh orang-orang yang ikhlas akan diterima oleh Allah dan dilipatgandakan pahalanya, meskipun infaknya sedikit. Allah Maha Mengetahui apa yang kalian perbuat; maka tidak ada yang luput dari pengetahuan-Nya perihal keadaan orang-orang yang ikhlas dan orang-orang yang riya (pamer), dan Allah akan memberikan balasan kepada setiap orang sesuai dengan apa yang berhak diterimanya.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
أَيَوَدُّ أَحَدُكُمۡ أَن تَكُونَ لَهُۥ جَنَّةٞ مِّن نَّخِيلٖ وَأَعۡنَابٖ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُ لَهُۥ فِيهَا مِن كُلِّ ٱلثَّمَرَٰتِ وَأَصَابَهُ ٱلۡكِبَرُ وَلَهُۥ ذُرِّيَّةٞ ضُعَفَآءُ فَأَصَابَهَآ إِعۡصَارٞ فِيهِ نَارٞ فَٱحۡتَرَقَتۡۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ ٱللَّهُ لَكُمُ ٱلۡأٓيَٰتِ لَعَلَّكُمۡ تَتَفَكَّرُونَ
Apakah salah seorang di antara kamu ingin memiliki sebuah kebun yang di dalamnya terdapat pohon kurma dan anggur, di sela-selanya terdapat air tawar yang mengalir, di dalamnya terdapat segala macam buah-buahan yang lezat, dan pemiliknya memasuki usia senja dan menjadi tua renta, tidak bisa bekerja maupun berusaha, sedangkan ia memiliki anak-anak yang masih kecil dan lemah, tidak dapat bekerja, kemudian kebun itu diterpa angin kencang yang berisi api yang sangat panas, lalu kebun itu terbakar habis, sedangkan pemiliknya dalam kondisi yang sangat membutuhkannya, mengingat usianya yang sudah senja dan anak-anaknya yang masih lemah?! Jadi kondisi orang yang menginfakkan hartanya karena riya (pamer) kepada manusia itu sama seperti pemilik kebun tersebut. Dia akan datang kepada Allah pada hari Kiamat tanpa membawa kebajikan di saat ia sangat membutuhkannya. Dengan penjelasan seperti inilah Allah menjelaskan kepada kalian tentang apa yang bermanfaat bagi kalian di dunia dan di akhirat, agar kalian memikirkannya.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ أَنفِقُواْ مِن طَيِّبَٰتِ مَا كَسَبۡتُمۡ وَمِمَّآ أَخۡرَجۡنَا لَكُم مِّنَ ٱلۡأَرۡضِۖ وَلَا تَيَمَّمُواْ ٱلۡخَبِيثَ مِنۡهُ تُنفِقُونَ وَلَسۡتُم بِـَٔاخِذِيهِ إِلَّآ أَن تُغۡمِضُواْ فِيهِۚ وَٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّ ٱللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ
Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan mengikuti Rasul-Nya! Infakkanlah harta yang halal lagi baik yang telah kalian peroleh, dan berinfaklah dari tumbuh-tumbuhan bumi yang telah Kami keluarkan untukmu. Janganlah kalian sengaja memilih harta yang jelek untuk diinfakkan, padahal seandainya harta yang jelek itu diberikan kepada kalian, niscaya kalian tidak mau menerimanya kecuali dengan menutup mata dan terpaksa menerima karena kejelekannya. Bagaimana mungkin kalian rela memberikan sesuatu kepada Allah padahal kalian sendiri tidak mau menerimanya?! Ketahuilah bahwa Allah tidak membutuhkan infak kalian, dan Dia Maha Terpuji di dalam zat dan tindakan-Nya.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
ٱلشَّيۡطَٰنُ يَعِدُكُمُ ٱلۡفَقۡرَ وَيَأۡمُرُكُم بِٱلۡفَحۡشَآءِۖ وَٱللَّهُ يَعِدُكُم مَّغۡفِرَةٗ مِّنۡهُ وَفَضۡلٗاۗ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٞ
Setan menakut-nakuti kalian dengan kemiskinan, menganjurkan kalian untuk kikir, dan mengajak kalian untuk berbuat dosa dan maksiat, sedangkan Allah menjanjikan ampunan dan rezeki yang luas untuk kalian karena Allah Mahaluas anugerah-Nya lagi Maha Mengetahui keadaan hamba-hamba-Nya.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
يُؤۡتِي ٱلۡحِكۡمَةَ مَن يَشَآءُۚ وَمَن يُؤۡتَ ٱلۡحِكۡمَةَ فَقَدۡ أُوتِيَ خَيۡرٗا كَثِيرٗاۗ وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّآ أُوْلُواْ ٱلۡأَلۡبَٰبِ
Dia memberikan ketepatan dalam berbicara dan bertindak kepada para hamba yang Dia kehendaki, dan siapa yang diberikan hal itu berarti dia telah diberikan kebaikan yang banyak. Tidak ada yang dapat mengambil pelajaran dengan ayat-ayat Allah kecuali orang-orang yang mempunyai akal sempurna, yang mendapatkan cahaya dan petunjuk dari Allah.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
سوودەکانی ئایەتەکان لەم پەڕەیەدا:
• المؤمنون بالله تعالى حقًّا واثقون من وعد الله وثوابه، فهم ينفقون أموالهم ويبذلون بلا خوف ولا حزن ولا التفات إلى وساوس الشيطان كالتخويف بالفقر والحاجة.
· Orang-orang yang benar-benar beriman kepada Allah yakin dengan janji dan pahala-Nya, sehingga mereka menginfakkan dan membelanjakan harta mereka tanpa rasa khawatir dan sedih, serta tidak peduli dengan bisikan setan yang menakutinya dengan kefakiran.

• الإخلاص من أعظم ما يبارك الأعمال ويُنمِّيها.
· Ikhlas adalah hal terbesar yang bisa memberkahi suatu amal dan menumbuhkannya.

• أعظم الناس خسارة من يرائي بعمله الناس؛ لأنه ليس له من ثواب على عمله إلا مدحهم وثناؤهم.
· Orang yang paling rugi ialah orang yang beramal dengan tujuan riya (pamer) kepada manusia karena dia tidak mendapatkan balasan atas amalnya kecuali pujian dan sanjungan dari manusia.

وَمَآ أَنفَقۡتُم مِّن نَّفَقَةٍ أَوۡ نَذَرۡتُم مِّن نَّذۡرٖ فَإِنَّ ٱللَّهَ يَعۡلَمُهُۥۗ وَمَا لِلظَّٰلِمِينَ مِنۡ أَنصَارٍ
Apa saja yang kalian infakkan -sedikit atau banyak- untuk menggapai rida Allah, atau ibadah apa saja yang kalian jalankan secara rutin dari dirimu sendiri dan tidak dibuat-buat, sesungguhnya Allah mengetahui semuanya. Tidak satu pun yang akan sia-sia di sisi-Nya dan Dia akan memberi kalian balasan atas hal itu dengan balasan yang sebesar-besarnya. Adapun orang-orang zalim yang menolak menjalankan kewajiban mereka dan melanggar batas-batas Allah maka tidak memiliki penolong yang dapat melindungi mereka dari azab di hari Kiamat.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
إِن تُبۡدُواْ ٱلصَّدَقَٰتِ فَنِعِمَّا هِيَۖ وَإِن تُخۡفُوهَا وَتُؤۡتُوهَا ٱلۡفُقَرَآءَ فَهُوَ خَيۡرٞ لَّكُمۡۚ وَيُكَفِّرُ عَنكُم مِّن سَيِّـَٔاتِكُمۡۗ وَٱللَّهُ بِمَا تَعۡمَلُونَ خَبِيرٞ
Apabila kalian memperlihatkan harta yang kalian sedekahkan, maka sebaik-baik sedekah ialah sedekah kalian. Namun, apabila kalian menyembunyikannya dan memberikannya kepada orang-orang fakir maka itu lebih baik bagi kalian daripada memperlihatkannya karena (sedekah yang disembunyikan) itu lebih dekat kepada ikhlas. Sedekah yang diberikan oleh orang-orang yang ikhlas dapat menutupi dosa-dosa mereka dan mendatangkan ampunan Allah. Allah Maha Mengetahui apa yang kalian perbuat, sehingga tidak ada sedikit pun keadaan kalian yang luput dari pengetahuan-Nya.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
۞ لَّيۡسَ عَلَيۡكَ هُدَىٰهُمۡ وَلَٰكِنَّ ٱللَّهَ يَهۡدِي مَن يَشَآءُۗ وَمَا تُنفِقُواْ مِنۡ خَيۡرٖ فَلِأَنفُسِكُمۡۚ وَمَا تُنفِقُونَ إِلَّا ٱبۡتِغَآءَ وَجۡهِ ٱللَّهِۚ وَمَا تُنفِقُواْ مِنۡ خَيۡرٖ يُوَفَّ إِلَيۡكُمۡ وَأَنتُمۡ لَا تُظۡلَمُونَ
Bukanlah tugasmu -wahai Nabi- memberikan petunjuk kepada mereka untuk menerima dan tunduk pada kebenaran, serta membawa mereka kepada kebenaran tersebut. Tugasmu hanyalah menunjukkan dan mengenalkan kebenaran kepada mereka karena wewenang untuk membimbing dan menuntun kepada kebenaran ada di tangan Allah. Dialah yang memberikan hidayah (petunjuk) kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Harta yang kalian infakkan, manfaatnya akan kembali kepada kalian karena Allah tidak membutuhkannya. Hendaklah infak yang kalian berikan murni karena Allah; karena orang-orang yang benar-benar beriman tidak berinfak kecuali untuk mencari rida Allah. Harta yang kalian infakkan -sedikit atau banyak- pahalanya akan diberikan kepada kalian secara penuh, tidak dikurangi, karena Allah tidak akan menzalimi siapa pun.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
لِلۡفُقَرَآءِ ٱلَّذِينَ أُحۡصِرُواْ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ لَا يَسۡتَطِيعُونَ ضَرۡبٗا فِي ٱلۡأَرۡضِ يَحۡسَبُهُمُ ٱلۡجَاهِلُ أَغۡنِيَآءَ مِنَ ٱلتَّعَفُّفِ تَعۡرِفُهُم بِسِيمَٰهُمۡ لَا يَسۡـَٔلُونَ ٱلنَّاسَ إِلۡحَافٗاۗ وَمَا تُنفِقُواْ مِنۡ خَيۡرٖ فَإِنَّ ٱللَّهَ بِهِۦ عَلِيمٌ
Berikanlah sedekah kalian kepada orang-orang miskin yang kesibukannya berjihad di jalan Allah membuat mereka tidak sempat bekerja mencari rezeki. Orang yang tidak mengetahui keadaan mereka mengira bahwa mereka itu kaya karena enggan meminta-minta. Tetapi, keadaan mereka yang sebenarnya diketahui oleh orang yang memperhatikan kondisi mereka melalui tanda-tanda yang ada pada tubuh dan pakaian mereka yang tampak membutuhkan bantuan. Di antara ciri mereka ialah mereka tidak seperti orang-orang miskin lainnya yang suka meminta-meminta kepada orang lain dengan sedikit memaksa. Apa pun kebaikan yang kalian lakukan dan harta yang kalian sedekahkan, sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya dan akan memberi kalian balasan yang sebesar-besarnya.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمۡوَٰلَهُم بِٱلَّيۡلِ وَٱلنَّهَارِ سِرّٗا وَعَلَانِيَةٗ فَلَهُمۡ أَجۡرُهُمۡ عِندَ رَبِّهِمۡ وَلَا خَوۡفٌ عَلَيۡهِمۡ وَلَا هُمۡ يَحۡزَنُونَ
Orang-orang yang menginfakkan harta mereka untuk mencari rida Allah di malam dan siang hari, secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan, namun tidak disertai niat untuk ria (pamer) dan mencari popularitas maka pahala mereka ada di sisi Tuhan mereka di hari Kiamat. Tidak ada ketakutan terhadap mereka mengenai urusan mereka di masa depan dan mereka tidak bersedih atas dunia yang tidak mereka dapatkan karena besarnya anugerah dan karunia yang mereka dapatkan dari Allah.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
سوودەکانی ئایەتەکان لەم پەڕەیەدا:
• إذا أخلص المؤمن في نفقاته وصدقاته فلا حرج عليه في إظهارها وإخفائها بحسب المصلحة، وإن كان الإخفاء أعظم أجرًا وثوابًا لأنها أقرب للإخلاص.
· Apabila seorang mukmin ikhlas dalam berinfak dan bersedekah maka tidak ada masalah baginya untuk menampakkannya atau menyembunyikannya, tergantung pada maslahatnya, meskipun sedekah yang sembunyi-sembunyi lebih besar pahala dan ganjarannya karena ia lebih dekat pada keikhlasan.

• دعوة المؤمنين إلى الالتفات والعناية بالمحتاجين الذين تمنعهم العفة من إظهار حالهم وسؤال الناس.
· Seruan kepada orang-orang mukmin agar memperhatikan dan membantu orang-orang yang membutuhkan, yang kehormatannya menghalanginya untuk menampakkan kemiskinannya maupun meminta-minta kepada orang lain.

• مشروعية الإنفاق في سبيل الله تعالى في كل وقت وحين، وعظم ثوابها، حيث وعد تعالى عليها بعظيم الأجر في الدنيا والآخرة.
· Anjuran membelanjakan harta di jalan Allah -Ta'ālā- setiap saat dan setiap waktu, mengingat pahalanya yang luar biasa besarnya karena Allah -Ta'ālā- menjanjikan padanya ganjaran yang sangat besar di dunia dan di akhirat.

ٱلَّذِينَ يَأۡكُلُونَ ٱلرِّبَوٰاْ لَا يَقُومُونَ إِلَّا كَمَا يَقُومُ ٱلَّذِي يَتَخَبَّطُهُ ٱلشَّيۡطَٰنُ مِنَ ٱلۡمَسِّۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمۡ قَالُوٓاْ إِنَّمَا ٱلۡبَيۡعُ مِثۡلُ ٱلرِّبَوٰاْۗ وَأَحَلَّ ٱللَّهُ ٱلۡبَيۡعَ وَحَرَّمَ ٱلرِّبَوٰاْۚ فَمَن جَآءَهُۥ مَوۡعِظَةٞ مِّن رَّبِّهِۦ فَٱنتَهَىٰ فَلَهُۥ مَا سَلَفَ وَأَمۡرُهُۥٓ إِلَى ٱللَّهِۖ وَمَنۡ عَادَ فَأُوْلَٰٓئِكَ أَصۡحَٰبُ ٱلنَّارِۖ هُمۡ فِيهَا خَٰلِدُونَ
Orang-orang yang bertransaksi dan mengambil harta riba tidak bisa berdiri dari kuburnya kelak pada hari Kiamat kecuali seperti berdirinya orang yang kesurupan setan. Ia bangkit dari kuburnya sambil sempoyongan seperti orang kesurupan, jatuh-bangun. Hal itu karena mereka menghalalkan memakan harta riba. Mereka tidak membedakan antara riba dengan hasil jual-beli yang dihalalkan oleh Allah. Mereka mengatakan, “Sesungguhnya jual-beli itu seperti riba dalam hal kehalalannya karena keduanya sama-sama menyebabkan adanya pertambahan dan pertumbuhan harta.” Lalu Allah membantah ucapan mereka, membatalkan kias mereka dan mendustakan mereka. Allah menjelaskan bahwa Dia menghalalkan jual-beli karena di dalamnya terdapat keuntungan yang umum dan khusus, dan Dia mengharamkan riba karena di dalamnya terdapat kezaliman dan tindakan memakan harta orang lain secara batil tanpa imbalan apa pun. Oleh karena itu, barang siapa menerima nasihat dari Tuhannya yang berisi larangan dan peringatan terhadap riba, lalu ia berhenti memungut riba dan bertobat kepada Allah dari perbuatan itu maka ia boleh memiliki harta riba yang telah diambilnya di masa lalu tanpa dosa, dan urusan masa depannya sesudah itu diserahkan kepada Allah. Barang siapa kembali mengambil riba setelah ia mendengar adanya larangan dari Allah dan ia telah mengetahui hujah yang nyata maka ia pantas masuk neraka dan kekal di dalamnya. Yang dimaksud kekal di dalam neraka ialah orang yang menghalalkan memakan riba itu, atau maksudnya adalah tinggal di sana dalam waktu yang sangat lama karena tinggal di neraka untuk selama-lamanya hanya berlaku bagi orang-orang kafir, sedangkan orang-orang yang bertauhid tidak akan kekal di dalamnya.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
يَمۡحَقُ ٱللَّهُ ٱلرِّبَوٰاْ وَيُرۡبِي ٱلصَّدَقَٰتِۗ وَٱللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ كَفَّارٍ أَثِيمٍ
Allah akan membinasakan dan melenyapkan harta yang diperoleh dari riba, baik secara kongkret dengan hilang atau rusaknya harta tesebut, maupun secara abstrak dengan hilangnya berkah dari harta tersebut. Sebaliknya, Allah akan menambah dan mengembangkan sedekah dengan melipatgandakan pahalanya, sehingga satu kebajikan akan dibalas dengan sepuluh kebaikan hingga 700 kali lipat, bahkan tidak terhingga. Allah akan memberikan berkah-Nya kepada harta orang-orang yang bersedekah. Allah tidak menyukai orang-orang yang kafir lagi ingkar, menghalalkan apa yang diharamkan, dan bergelimang maksiat dan dosa.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ وَأَقَامُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتَوُاْ ٱلزَّكَوٰةَ لَهُمۡ أَجۡرُهُمۡ عِندَ رَبِّهِمۡ وَلَا خَوۡفٌ عَلَيۡهِمۡ وَلَا هُمۡ يَحۡزَنُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang beriman kepada Allah, mengikuti Rasul-Nya, beramal saleh, menunaikan salat secara sempurna sesuai dengan ketentuan syariat, dan membayarkan zakat kepada orang yang berhak menerimanya, mereka itu akan mendapatkan ganjaran dari Tuhan mereka, tidak ada ketakutan bagi mereka dalam menghadapi urusan di masa depan, dan tidak bersedih atas kesenangan dan kenikmatan dunia yang tidak mereka dapatkan.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَذَرُواْ مَا بَقِيَ مِنَ ٱلرِّبَوٰٓاْ إِن كُنتُم مُّؤۡمِنِينَ
Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan mengikuti Rasul-Nya! Takutlah kalian kepada Allah dengan cara menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya, dan janganlah kalian menuntut harta riba yang tersisa untuk kalian di tangan orang lain, jika kalian benar-benar beriman kepada Allah dan percaya akan keharaman harta riba.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
فَإِن لَّمۡ تَفۡعَلُواْ فَأۡذَنُواْ بِحَرۡبٖ مِّنَ ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦۖ وَإِن تُبۡتُمۡ فَلَكُمۡ رُءُوسُ أَمۡوَٰلِكُمۡ لَا تَظۡلِمُونَ وَلَا تُظۡلَمُونَ
Jika kalian tidak melakukan apa yang diperintahkan kepada kalian maka ketahuilah dan yakinilah akan adanya pernyataan perang dari Allah dan Rasulullah-Nya. Jika kalian kembali kepada Allah dan meninggalkan kebiasan mengambil riba, maka kalian tetap berhak atas modal yang kalian pinjamkan. Kalian tidak boleh menzalimi seseorang dengan memungut tambahan (bunga) atas modal kalian. Dan kalian juga tidak dizalimi dengan dikurangi modal kalian.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
وَإِن كَانَ ذُو عُسۡرَةٖ فَنَظِرَةٌ إِلَىٰ مَيۡسَرَةٖۚ وَأَن تَصَدَّقُواْ خَيۡرٞ لَّكُمۡ إِن كُنتُمۡ تَعۡلَمُونَ
Apabila orang yang kamu hutangi itu mengalami kesulitan ekonomi, tidak punya uang untuk melunasinya, maka tundalah tagihannya sampai kondisi keuangannya membaik dan mampu melunasi hutangnya. Bila kalian bersedekah kepadanya dengan tidak menagih hutangnya atau membebaskan sebagian hutangnya, itu lebih baik bagi kalian jika kalian mengetahui keutamaan tindakan kalian itu di sisi Allah -Ta'ālā-.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
وَٱتَّقُواْ يَوۡمٗا تُرۡجَعُونَ فِيهِ إِلَى ٱللَّهِۖ ثُمَّ تُوَفَّىٰ كُلُّ نَفۡسٖ مَّا كَسَبَتۡ وَهُمۡ لَا يُظۡلَمُونَ
Takutlah kalian akan siksa suatu hari, yaitu saat kalian semua dikembalikan kepada Allah dan berdiri di hadapan-Nya. Kemudian setiap orang akan diberikan balasan yang setimpal dengan perbuatannya, baik atau buruk. Mereka tidak akan dizalimi dengan cara dikurangi ganjaran kebajikannya, atau ditambah hukumannya atas keburukannya.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
سوودەکانی ئایەتەکان لەم پەڕەیەدا:
• من أعظم الكبائر أكل الربا، ولهذا توعد الله تعالى آكله بالحرب وبالمحق في الدنيا والتخبط في الآخرة.
· Di antara dosa yang paling besar ialah memakan riba. Oleh karena itulah, Allah -Ta'ālā- mengumumkan perang kepada orang yang memakan riba, membinasakannya di dunia dan kebingungan di akhirat.

• الالتزام بأحكام الشرع في المعاملات المالية ينزل البركة والنماء فيها.
· Memegang teguh hukum-hukum syariat dalam transaksi keuangan akan mendatangkan keberkahan dan pertumbuhan di dalam harta.

• فضل الصبر على المعسر، والتخفيف عنه بالتصدق عليه ببعض الدَّين أو كله.
· Keutamaan bersabar terhadap orang yang mengalami kesulitan ekonomi dan memberikan keringanan kepadanya dengan menyedekahkan sebagian atau seluruh utangnya pada dirinya.

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِذَا تَدَايَنتُم بِدَيۡنٍ إِلَىٰٓ أَجَلٖ مُّسَمّٗى فَٱكۡتُبُوهُۚ وَلۡيَكۡتُب بَّيۡنَكُمۡ كَاتِبُۢ بِٱلۡعَدۡلِۚ وَلَا يَأۡبَ كَاتِبٌ أَن يَكۡتُبَ كَمَا عَلَّمَهُ ٱللَّهُۚ فَلۡيَكۡتُبۡ وَلۡيُمۡلِلِ ٱلَّذِي عَلَيۡهِ ٱلۡحَقُّ وَلۡيَتَّقِ ٱللَّهَ رَبَّهُۥ وَلَا يَبۡخَسۡ مِنۡهُ شَيۡـٔٗاۚ فَإِن كَانَ ٱلَّذِي عَلَيۡهِ ٱلۡحَقُّ سَفِيهًا أَوۡ ضَعِيفًا أَوۡ لَا يَسۡتَطِيعُ أَن يُمِلَّ هُوَ فَلۡيُمۡلِلۡ وَلِيُّهُۥ بِٱلۡعَدۡلِۚ وَٱسۡتَشۡهِدُواْ شَهِيدَيۡنِ مِن رِّجَالِكُمۡۖ فَإِن لَّمۡ يَكُونَا رَجُلَيۡنِ فَرَجُلٞ وَٱمۡرَأَتَانِ مِمَّن تَرۡضَوۡنَ مِنَ ٱلشُّهَدَآءِ أَن تَضِلَّ إِحۡدَىٰهُمَا فَتُذَكِّرَ إِحۡدَىٰهُمَا ٱلۡأُخۡرَىٰۚ وَلَا يَأۡبَ ٱلشُّهَدَآءُ إِذَا مَا دُعُواْۚ وَلَا تَسۡـَٔمُوٓاْ أَن تَكۡتُبُوهُ صَغِيرًا أَوۡ كَبِيرًا إِلَىٰٓ أَجَلِهِۦۚ ذَٰلِكُمۡ أَقۡسَطُ عِندَ ٱللَّهِ وَأَقۡوَمُ لِلشَّهَٰدَةِ وَأَدۡنَىٰٓ أَلَّا تَرۡتَابُوٓاْ إِلَّآ أَن تَكُونَ تِجَٰرَةً حَاضِرَةٗ تُدِيرُونَهَا بَيۡنَكُمۡ فَلَيۡسَ عَلَيۡكُمۡ جُنَاحٌ أَلَّا تَكۡتُبُوهَاۗ وَأَشۡهِدُوٓاْ إِذَا تَبَايَعۡتُمۡۚ وَلَا يُضَآرَّ كَاتِبٞ وَلَا شَهِيدٞۚ وَإِن تَفۡعَلُواْ فَإِنَّهُۥ فُسُوقُۢ بِكُمۡۗ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَۖ وَيُعَلِّمُكُمُ ٱللَّهُۗ وَٱللَّهُ بِكُلِّ شَيۡءٍ عَلِيمٞ
Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan mengikuti Rasul-Nya! Apabila kalian melakukan transaksi utang-piutang, yaitu sebagian dari kalian memberikan pinjaman kepada orang lain sampai batas waktu tertentu, maka catatlah pinjaman itu dan hendaklah pinjaman di antara kalian itu dicatat oleh seorang pencatat dengan benar dan adil sesuai dengan ketentuan syariat. Hendaklah si pencatat tidak menolak mencatat pinjaman itu sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Allah kepadanya, yakni mencatat secara adil. Sebab itu, hendaklah si pencatat itu mencatat apa yang didiktekan orang yang bertanggung jawab atas pinjaman itu, agar hal itu menjadi pengakuan darinya. Juga hendaklah ia takut kepada Allah, Tuhannya, dan tidak mengurangi pinjaman itu sedikit pun, baik dalam ukuran, jenis maupun kualitasnya. Jika orang yang bertanggungjawab atas pinjaman itu tidak cakap melakukan transaksi, atau lemah, baik karena usianya yang masih kecil maupun karena gangguan kejiwaan, atau tidak bisa mendiktekan karena bisu maupun lainnya maka hendaklah dalam pendiktean itu ia diwakili oleh walinya yang bertanggungjawab atasnya dengan benar dan adil. Carilah dua orang laki-laki yang berakal sehat dan adil untuk menjadi saksi. Jika tidak ada dua orang laki-laki, maka carilah saksi seorang laki-laki dan dua orang wanita yang kalian percayai kualitas agama dan amanahnya. Hal itu supaya ketika salah satu dari dua wanita itu lupa, maka wanita yang lain akan mengingatkannya. Janganlah para saksi itu menolak apabila mereka diminta menjadi saksi terkait transaksi utang-piutang, dan mereka harus memberikan kesaksian apabila mereka diundang untuk itu. Serta janganlah kalian merasa jemu untuk mencatat transaksi utang-piutang, baik dalam jumlah sedikit maupun banyak sampai batas waktu tertentu; karena mencatat transaksi utang-piutang itu lebih adil dalam pandangan syariat Allah, lebih kuat dalam menegakkan dan memberikan kesaksian, dan lebih besar kemungkinannya untuk menghilangkan keragu-raguan tentang jenis, kadar dan waktu (jatuh tempo) pinjaman, kecuali apabila transaksi itu kalian lakukan dengan cara jual-beli antara barang dan uang secara tunai maka tidak ada masalah bila kalian tidak mencatatnya karena memang tidak perlu dicatat. Disyariatkan kepada kalian untuk mencari saksi guna menghindari perselisihan, namun tidak boleh mempersulit urusan para pencatat dan para saksi, dan mereka juga tidak boleh mempersulit urusan orang yang meminta jasa pencatatan dan kesaksian mereka. Jika kalian mempersulit urusan tersebut maka tindakan itu telah keluar dari ruang lingkup ketaatan kepada Allah menuju kemaksiatan kepada-Nya. Sebab itu, takutlah kalian -wahai orang-orang mukmin- kepada Allah dengan cara menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, niscaya Dia akan mengajarkan kepada kalian apa-apa yang mengandung kebaikan bagi urusan dunia dan akhirat kalian, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu sehingga tidak ada sesuatu pun yang luput dari pengetahuan-Nya.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
سوودەکانی ئایەتەکان لەم پەڕەیەدا:
• وجوب تسمية الأجل في جميع المداينات وأنواع الإجارات.
· Keharusan menyebutkan waktu jatuh tempo dalam semua transaksi utang-piutang dan sewa-menyewa.

· Diakuinya perwalian atas orang-orang yang memiliki keterbatasan, baik karena tidak memiliki kemampuan, lemah akal, atau usia yang masih terlalu kecil.

· Anjuran mendatangkan saksi untuk menyaksikan pengakuan hutang dan hak-hak lainnya.

· Guna menjamin kesempurnaan dan keadilan dalam pencatatan hendaknya seorang pencatat mempunyai kemampuan dalam menggunakan susunan redaksi dan kata-kata yang baku untuk setiap transaksi.

· Tidak boleh ada yang mempersulit urusan siapapun dalam proses pendokumentasian dan pencatatan hak-hak tersebut, baik dari pihak pemilik hak-hak tersebut, maupun dari pihak pencatat dan saksinya.

۞ وَإِن كُنتُمۡ عَلَىٰ سَفَرٖ وَلَمۡ تَجِدُواْ كَاتِبٗا فَرِهَٰنٞ مَّقۡبُوضَةٞۖ فَإِنۡ أَمِنَ بَعۡضُكُم بَعۡضٗا فَلۡيُؤَدِّ ٱلَّذِي ٱؤۡتُمِنَ أَمَٰنَتَهُۥ وَلۡيَتَّقِ ٱللَّهَ رَبَّهُۥۗ وَلَا تَكۡتُمُواْ ٱلشَّهَٰدَةَۚ وَمَن يَكۡتُمۡهَا فَإِنَّهُۥٓ ءَاثِمٞ قَلۡبُهُۥۗ وَٱللَّهُ بِمَا تَعۡمَلُونَ عَلِيمٞ
Apabila kalian bepergian jauh dan tidak menemukan orang yang bisa mencatat dokumen utang-piutang untuk kalian, maka orang yang bertanggung jawab atas utang itu cukup menyerahkan gadai (jaminan) yang diterima oleh si pemberi hutang, sebagai jaminan atas haknya sampai si penanggung jawab hutang melunasi hutangnya. Jika sebagian dari kalian percaya kepada yang lain maka tidak harus ada catatan, saksi atau jaminan. Namun, ketika itu utang-piutang menjadi amanah yang harus dipikul dan dibayarkan oleh si penerima utang kepada si pemberi hutang maka dia harus takut kepada Allah dalam memikul amanah ini dengan tidak boleh mengingkarinya sedikit pun. Jika dia mengingkarinya maka orang yang menyaksikan transaksi tersebut harus menyampaikan kesaksiannya dan tidak boleh menyembunyikannya. Barang siapa menyembunyikan kesaksiannya maka sesungguhnya hatinya adalah hati yang jahat, dan Allah Maha Mengetahui apa yang kalian perbuat, tidak ada sesuatu pun yang luput dari pengetahuan-Nya, dan Dia akan memberi kalian balasan yang setimpal dengan amal perbuatan kalian.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
لِّلَّهِ مَا فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِي ٱلۡأَرۡضِۗ وَإِن تُبۡدُواْ مَا فِيٓ أَنفُسِكُمۡ أَوۡ تُخۡفُوهُ يُحَاسِبۡكُم بِهِ ٱللَّهُۖ فَيَغۡفِرُ لِمَن يَشَآءُ وَيُعَذِّبُ مَن يَشَآءُۗ وَٱللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٖ قَدِيرٌ
Hanya milik Allah sajalah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi, Dialah yang menciptakan, menguasai dan mengaturnya. Apabila kalian memperlihatkan atau menyembunyikan apa yang ada di dalam hati kalian, niscaya Allah mengetahuinya dan akan memberi kalian balasan yang setimpal dengan itu. Kemudian Allah akan mengampuni orang yang dikehendaki-Nya berkat kemurahan dan kasih sayang-Nya, dan Dia akan menyiksa orang yang Dia kehendaki berdasarkan keadilan dan kebijaksaan-Nya. Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.
تەفسیرە عەرەبیەکان:
ءَامَنَ ٱلرَّسُولُ بِمَآ أُنزِلَ إِلَيۡهِ مِن رَّبِّهِۦ وَٱلۡمُؤۡمِنُونَۚ كُلٌّ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَمَلَٰٓئِكَتِهِۦ وَكُتُبِهِۦ وَرُسُلِهِۦ لَا نُفَرِّقُ بَيۡنَ أَحَدٖ مِّن رُّسُلِهِۦۚ وَقَالُواْ سَمِعۡنَا وَأَطَعۡنَاۖ غُفۡرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيۡكَ ٱلۡمَصِيرُ
Rasulullah Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- beriman kepada semua yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya. Begitu juga dengan orang-orang mukmin. Mereka semua beriman kepada Allah, beriman kepada semua malaikat-Nya, semua kitab suci yang diturunkan kepada para nabi, dan semua rasul yang diutus-Nya. Mereka beriman kepada para rasul itu seraya mengatakan, “Kami tidak membeda-bedakan antara rasul yang satu dengan rasul yang lain.” Mereka juga mengatakan, “Kami siap mendengarkan apa yang Engkau perintahkan kepada kami dan apa yang Engkau larang untuk kami. Kami taat kepada-Mu dengan melaksanakan apa yang Engkau perintahkan dan menjauhi apa yang Engkau larang, serta kami memohon kepada-Mu, ya Tuhan kami, agar Engkau berkenan mengampuni kami karena sesungguhnya hanyalah Engkau satu-satunya tempat kami kembali dalam segala urusan.”
تەفسیرە عەرەبیەکان:
لَا يُكَلِّفُ ٱللَّهُ نَفۡسًا إِلَّا وُسۡعَهَاۚ لَهَا مَا كَسَبَتۡ وَعَلَيۡهَا مَا ٱكۡتَسَبَتۡۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذۡنَآ إِن نَّسِينَآ أَوۡ أَخۡطَأۡنَاۚ رَبَّنَا وَلَا تَحۡمِلۡ عَلَيۡنَآ إِصۡرٗا كَمَا حَمَلۡتَهُۥ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِنَاۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلۡنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِۦۖ وَٱعۡفُ عَنَّا وَٱغۡفِرۡ لَنَا وَٱرۡحَمۡنَآۚ أَنتَ مَوۡلَىٰنَا فَٱنصُرۡنَا عَلَى ٱلۡقَوۡمِ ٱلۡكَٰفِرِينَ
Allah tidak membebani seseorang kecuali dengan sesuatu yang sanggup dilakukannya karena agama Allah dibangun di atas asas kemudahan, sehingga tidak ada sesuatu yang memberatkan di dalamnya. Barang siapa berbuat baik, dia akan mendapatkan ganjaran atas apa yang dia lakukan, tanpa dikurangi sedikit pun, dan barang siapa berbuat buruk, dia akan memikul dosanya sendiri, tidak dipikul oleh orang lain. Rasulullah dan orang-orang mukmin berdoa, “Ya Tuhan kami! Janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau salah dalam perbuatan atau ucapan yang tidak kami sengaja. Ya Tuhan kami! Janganlah Engkau bebani kami dengan sesuatu yang memberatkan dan tidak sanggup kami jalankan, sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami yang Engkau hukum atas kezaliman mereka, seperti orang-orang Yahudi, dan janganlah Engkau pikulkan kepada kami perintah maupun larangan yang memberatkan dan tidak sanggup kami jalankan. Maafkanlah dosa-dosa kami, ampunilah diri kami, dan sayangilah kami dengan kemurahan-Mu. Engkaulah pelindung dan penolong kami maka tolonglah kami dalam menghadapi orang-orang kafir."
تەفسیرە عەرەبیەکان:
سوودەکانی ئایەتەکان لەم پەڕەیەدا:
• جواز أخذ الرهن لضمان الحقوق في حال عدم القدرة على توثيق الحق، إلا إذا وَثِقَ المتعاملون بعضهم ببعض.
· Boleh meminta gadai (jaminan) untuk menjamin hak-hak seseorang ketika tidak ada kemampuan untuk mencatat kebenaran transaksi, kecuali apabila orang-orang yang bertransaksi saling percaya satu sama lain.

• حرمة كتمان الشهادة وإثم من يكتمها ولا يؤديها.
· Keharaman menyembunyikan kesaksian, dan dosa orang yang menyembunyikan kesaksian serta tidak mau memberikannya.

• كمال علم الله تعالى واطلاعه على خلقه، وقدرته التامة على حسابهم على ما اكتسبوا من أعمال.
· Pengetahuan dan pengawasan Allah -Ta'ālā- terhadap makhluk-Nya sangat sempurna, serta kesanggupan Allah untuk menghitung amal perbuatan mereka pun sangat sempurna.

• تقرير أركان الإيمان وبيان أصوله.
· Penegasan tentang rukun-rukun iman dan penjelasan tentang pokok-pokoknya.

• قام هذا الدين على اليسر ورفع الحرج والمشقة عن العباد، فلا يكلفهم الله إلا ما يطيقون، ولا يحاسبهم على ما لا يستطيعون.
· Agama ini dibangun di atas asas memudahkan dan menghilangkan kesulitan dari manusia, sehingga Allah tidak membebani mereka kecuali dengan sesuatu yang sanggup mereka lakukan, dan Dia tidak akan menyiksa mereka atas suatu perkara yang tidak sanggup mereka kerjakan.

 
وه‌رگێڕانی ماناكان سوره‌تی: سورەتی البقرة
پێڕستی سوره‌ته‌كان ژمارەی پەڕە
 
وه‌رگێڕانی ماناكانی قورئانی پیرۆز - وەرگێڕاوی ئیندۆنیسی بۆ پوختەی تەفسیری قورئانی پیرۆز - پێڕستی وه‌رگێڕاوه‌كان

وەرگێڕاوی ئیندۆنیسی بۆ پوختەی تەفسیری قورئانی پیرۆز، لە لایەن ناوەندی تەفسیر بۆ خوێندنەوە قورئانیەکان.

داخستن